awaken

1.2K 137 23
                                    

Jika datang dengan mantel tebal untuk usir dingin agar tidak merayap di badan, sesampai di lokasi jaket tebal itu tertinggal di mobil dan kulitnya bisa terkena pijaran lampu warna-warni secara langsung tanpa hambatan.

Dia gandeng Doyoung dan melangkah lebar, bahagia, memamerkan hasil belanjaan mereka tadi sore di Apgeujong. The Balmain bandeau top warna hitam sebenarnya yang paling menguras dompetnya dalam sesi belanja kali ini—dia beli karena dia suka saja—lalu fishnet mesh crop top, long sleeve hijau neon, no brand, yang panjangnya bajunya hanya cukup untuk menutup area di atas dadanya saja, rok pendek span sepaha warna hitam, dengan gemerlap rantai yang sudah dia pasangkan—entah melintang diperutnya, tergantung di bagian-bagian pakaiannya, kerumunan anting yang dia cantolkan—kian buat dirinya jadi pusat perhatian.

Sementara Doyoung di sampingnya hanya meringkuk berharap orang-orang berhenti menyorot ke arah mereka.

"T! Doie!"

Jungwoo langsung menyambut kehadiran mereka dengan tangan terjulur ke atas dan melambai, tengah duduk di sofa berbentuk 'U' dengan meja di tengahnya yang sudah ramai dipenuhi jajaran botol alkohol, bahkan dua diantaranya sudah kosong melompong.

"Jungwoo!" Taeyong menyeru dan hal pertama yang ingin dia pamerkan adalah hasil kegiatan dia tadi bersama Doyoung di menit terakhir saat di salon, "I even did my nails for you," pamernya

Da sodorkan jemarinya yang tadi sempat dia rapikan dan warnai hijau neon juga pada Jungwoo—Taeyong benar-benar serius memberikan seribu persen usahanya untuk menikmati malam hari ini.

"Gue— gue juga!" Doyoung tidak mau kalah, memamerkan kukunya dengan warna yang sama namun motif yang berbeda.

Jungwoo hanya tertawa dan tepuk tangan, ikut antusias merayakan hari ulang tahunnya. Terlebih, pelukan yang dia dapatkan dari Taeyong dan Doyoung datang dengan bingkisan berat yang tidak sabar dia tilik isinya.

"Keren," cetus Jungwoo disela kekehan yang dia loloskan, "Duduk, duduk. Duh, tamu gue yang paling penting nyampenya lama banget."

Perihal ini, sudah tidak perlu Jungwoo tutupi lagi.

Terlepas mereka memang teman, termasuk dekat walaupun tidak selalu bermain bersama, namun disamping itu yang menjadikan kehadiran Taeyong adalah yang paling dia nanti ialah karena temannya itu selain sudah membantu menaikkan penjualan di kafenya—iya, setelah Taeyong secara konsisten sengaja-tidak sengaja mengunggah story tentang Allo, brand awareness untuk orang-orang sekitar kampus meningkat, berikut jumlah pelanggan perharinya.

Maka, dia persembahkan terima kasihnya untuk Taeyong dengan mengadakan pesta untuk dirinya sendiri, namun di lokasi tempat Taeyong selalu ingin datangi—oh, dia tahu tentang Taeyong dan restriksi ke Club selama tiga bulan, dimana bulan ini adalah bulan terakhir untuk Taeyong menahan diri.

Sementara Taeyong dengan wajah khawatir bertanya, "Emang iya? Gue setelat itu?"

Tapi Jungwoo menepis dengan gelengan kepala, "Ga. Becanda doang," ujarnya, "Eh- kalian mau pesen minum apa?"

"Gue nanti aja."

Taeyong masih ingin menikmati malam sebelum menendang waras dan logikanya habis-habisan—dia sudah beri tahu Doyoung lebih awal, dia sudah minta maaf lebih dulu, namun anggap saja ini adalah pelepas penat yang dia lakukan sekali-kali, entah kapan lagi.

Sementara Doyoung memutuskan untuk beli cocktail sebagai minuman pembuka.

"Eh, Johnny udah disini belum?" tanya Doyoung, "Misah soalnya kita."

CUPID'S | JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang