trolley

1.5K 145 8
                                    

Bahkan, yang tidak pernah luput dari ingatannya, yang selalu ada di dalam tasnya, adalah buku catatan milik Taeyong tentang Jaehyun alih-alih buku mata kuliahnya mengingat minggu ini sampai minggu depan ada banyak ujian bertebaran tiap harinya—sebagai bentuk tes kompetensi, menilai pemahaman mereka atas beberapa bab belajar yang sudah mereka pelajari.

Doyoung lebih giat belajar tentang Jaehyun, lelaki yang jarang dia papasi pada saat di kampus.

Jadi, dia agak kurang percaya diri akan bertemu dengan Jaehyun pagi ini—sampai saat dia lihat bayangan yang dia kenal melintas di ujung pandangan.

Langkah kakinya dia bentuk setelah lima detik dia tonton Jaehyun berlalu, kemudian dia percepat gerak kakinya semi berlari untuk mengejar lelaki yang ingin dia sapa itu.

"Jaehyun." Nafasnya agak terengah, dan semoga ini bisa menambah nilai dalam kesan 'ah, tidak sengaja, kita bisa kebetulan ketemu begini.'

Jaehyun menoleh dan menyorot bingung ke arahnya, "Oh, Doy," panggilnya, "Abis kelas juga?"

Tidak, "Iya."

"Oh-"

Jaehyun mengangguk kecil.

"Mau kemana?"

"Lo mau kemana?"

Lalu, mereka dua melemparkan satu pertanyaan yang persis sama secara berbarengan, buru-buru mengisi sepi yang mulai memancing kikuk kemari.

Doyoung bisa rasakan bunga bermekaran mengisi perutnya, senyumnya yang lebar gagal dia tahan, sehingga dia loloskan tawa ringan, "Kafe Allo?"

Jaehyun mengangguk ringan, "Lo?"

"Mau ngajakin lo brunch, kalo lo ga perlu cepet-cepet ke Allo."

Kalimat tadi, dia praktekan di depan Doyoung sekitar sepuluh-dua puluh kali tanpa henti agar terdengar senatural mungkin.

"Bisa, sih." dan dia bisa dengar jawaban Jaehyun yang penuh ragu.

"Kalau lo buru-buru, kita take away terus makannya di Allo, bisa kan?" tanya Doyoung, "T-tapi, kalo lo mau."

Tangan Doyoung mengepal hebat dan jantungnya berdegup cepat seakan dia baru saja lari maraton keliling lapangan.

"G-gimana?"

Hah. Rasanya menyesakkan.

Sampai akhirnya dia bisa menghela nafas, agar dadanya bebas dari rasa tertekan, saat Jaehyun mengangguk ringan.

"Mau makan di mana? Ga perlu take away, gue ga harus buru-buru ke Allo, kok."

Mata Doyoung mengerjap cepat.

Ah- jadi, begini rasanya ketika ajakannya diterima oleh orang yang sudah lama dia dambakan untuk undang dan makan bersama.

Rasanya, menyenangkan. Seakan musim semi tengah berlangsung meski dingin kini menggerogoti tulangnya, meski tangannya kini saling bergosokkan, namun bisa dia rasakan hangat akan gembira mendengar jawaban yang Jaehyun ucapkan.

"Ada tempat baru, mau ke sana?"

"Ayo."

Jaehyun menuruti pilihannya, berdiri di sampingnya, jalan berdampingan dengannya—persis sama dengan saat kemarin mereka nonton bioskop bersama, namun bedanya Jaehyun tidak lagi curi-curi pandang menoleh ke belakang seakan dia kelupaan suatu barang, sekarang lelaki itu fokus berjalan di sisinya meski sesekali lihat layar ponsel, yang mana Doyoung asumsikan untuk sekedar membunuh kikuk diantara mereka berdua.

CUPID'S | JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang