camera, rolling-

2K 135 8
                                    

"Jaehyun!"

Tahu?

Jaehyun balas pesan Instagramnya pukul tiga pagi; berisikan nomor ponsel yang bisa dihubungi serta jawaban atas ajakannya.

Taeyong baru baca pukul enam tadi pagi, saat dia baru bangun dan hendak bersiap untuk kelas jam tujuh pagi. Dengan segenap nyawa yang terkumpul, dia minta Jaehyun untuk temui dia di lobi fakultas.

Tanpa balas pesannya, Jaehyun muncul di hadapannya dengan bahasa tubuh yang begitu kikuk. Tas yang terselempang rapi, berisikan buku-buku yang Taeyong tahu harus dia baca juga namun nyatanya tidak pernah dia sentuh.

"Nontonnya ga sama gue aja, gapapa?"

Jaehyun terlihat mengernyitkan kening, bingung.

"Bareng temen-temen gue juga."

Lalu sorotnya membulat horor, penuh takut.

Jadi— maafkan dirinya kalau tawanya lepas sampai terbahak kencang. Wajah Jaehyun terlalu lucu untuk dia abaikan.

Taeyong tahu, Jaehyun—sepertinya—bukan tipe orang yang mudah bergaul. Info ini juga diperkuat dari hasil wawancaranya dengan Jungwoo.

Jadi, supaya Jaehyun tidak kaget dan kelewat canggung, dia pikir, ada baiknya kalau dia kenalkan dulu situasi yang akan lelaki itu hadapi nanti.

Seperti: nonton apa, dimana, transportasi seperti apa, dan nanti sama siapa saja.

"Lo— berangkat sama gue gapapa, kan?"

Jaehyun agaknya terlalu terkejut sampai kelu.

Lelaki itu hanya menganggukkan kepala penuh patuh—and the urge to pat his head, calling him a good boy is so unbearable.

"Bareng Doyoung sama Johnny, kok. Lo kenal Johnny, kan?"

"Oh, iya."

"Terus, kalau nanti lo perlu buru-buru pulang, you can take my car. Nanti gue pulangnya bisa bareng mereka."

"Gue uda izin libur sama Jungwoo, jadi hari ini bener-bener kosong."

"Bagus!" seru Taeyong antusias, "Kalo gitu, ayo! Mereka nyusul ke sananya karena masi kelas."

"Mereka kelas sampe jam berapa?"

"Sejam lagi selesai," jawabnya, "Kita berangkat duluan aja, sekalian cari makan. Lo uda makan siang belom?"

Bibir Jaehyun mengatup erat, namun kepalanya menggeleng ringan.

"Ok!" Jadi, Taeyong rasa itu adalah bentuk setuju untuk makan siang bersama. Dia tarik tangan Jaehyun untuk menuju tempat parkir karena kalau boleh jujur, kepalanya sudah pusing menahan lapar.

Dia perlu makan.

Segera.

Ah! Sekaligus, dia perlu berangkat lebih dulu untuk melancarkan misinya.

Tentu, dia harus bisa membaca keadaan agar semuanya lancar.

Mulai dari tiket yang sudah dia beli lebih dulu, dengan nomor duduk yang nantinya dia pastikan kalau Doyoung duduk di samping Jaehyun dan dia akan pastikan dia punya banyak hal untuk bisa mengganggu Johnny tanpa henti.

Johnny tidak boleh menang dan mensabotase rangkaian usaha yang sudah dia buat.

Bahkan, Taeyong sudah berikan handbook berisikan hasil temuan atas penelitiannya terhadap Jaehyun kepada Doyoung tadi pagi, sebelum kelas.

Lewat beberapa catatan yang dia sematkan, doanya adalah yang terbaik untuk kencan mereka berdua kedepannya.

Toh, menurutnya, Jaehyun tidak sesulit itu untuk didekati. Orangnya cair, sanggup menyahuti tiap topik yang dia lemparkan selama ini, sering kali gugup dan salah tingkah sendiri. Jaehyun punya gestur tubuh yang teramat jujur, sehingga baginya dia bisa tahu apa yang ada di benak Jaehyun tanpa perlu Jaehyun verbalisasikan.

CUPID'S | JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang