Semua yang nyata membuatku takut, pada akhirnya aku hanya lari dari kenyataan
In a dream❁
Viezella berlari pelan dengan sedikit melompat setelah kembali dari taman membawa bunga mawar merah muda.
Dia senang hari ini karena Xavier sudah akan kembali karena tahun kelimanya sudah selesai.
Dia juga ingin memberikan bunga itu untuk ibunya karena ibunya sangat menyukai bunga-bunga yang cantik.
Namun, langkah gadis itu berhenti setelah melihat beberapa healer dan pelayan berlari masuk kedalam kamar ibunya.
Viezella terdiam lalu melangkah pelan mendekati ujung pintu yang sedikit terbuka.
"Nyonya! Tenang!"
Viezella membulatkan matanya ketika melihat ibunya tampak kesakitan dengan ayahnya yang kelihatan kaget.
"Nyonya, tarik nafas dalam-dalam."
"Nyonya, anda dengar saya?"
"Nyonyaa, nyonyaaa!"
Healer langsung memasang beberapa alat sihir ketubuh ibunya. Viezella tampak menutup mulutnya menahan tangis.
Dia menatap tak percaya, tubuhnya bergetar hebat. Bunga yang dia bawa sudah hancur karena terpijak.
Gadis kecil itu kemudian terkejut setelah menyadari bahwa ayahnya menatapnya dengan tajam.
Dimitri segera berjalan mendekat dan membuka pintu membuat nya tersentak jatuh.
Viezella menatap takut, namun pria itu tampak tak peduli. Dimitri segera menarik kasar Viezella agar segera bangkit dan mengikutinya.
"A-ayahh-sakittt."
Viezella semakin takut. Ayah yang tak pernah berbicara dengannya sekarang menariknya entah akan dibawa kemana.
Dimitri melempar kasar gadis kecil itu. Viezella meringis sakit ketika kepalanya terbentur keras ke meja kerja Dimitri.
Kepalanya berdenging dan semakin parah ketika ayahnya menjambak kasar rambutnya.
"A-ayahhh"
Dimitri segera menampar keras pipi Viezella hingga sudut bibirnya sedikit robek.
"Diam, anak sial." tekan Dimitri
"Jangan sesekali kau berani berbicara denganku tanpa persetujuanku"
"Salahmu, semua ini salahmu. Bridgette tidak akan seperti ini jika kau tidak terlahir didunia."
"Kau seharusnya mati" lanjutnya lagi melempar kasar tubuh kecil itu.
Dimitri lalu menendang kasar Viezella berulang kali. Viezella kemudian batuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya.
"A-ayah-sakit." lirih gadis itu lemah
Dimitri semakin menggertak. Dia kemudian berjalan mengambil sebuah cambuk dari nakas kerjanya.
"Aku sudah bilang jangan berbicara jika aku tidak memberimu persetujuan!" teriak Dimitri
Dimitri kemudian mencambuk kasar Viezella. Viezella hanya meringkuk memegangi kepalanya dan tak bersuara.
Dia melakukan nya berulang-ulang hingga tubuh putih itu berdarah dan memiliki banyak bekas lebam.
Dimitri tersenyum puas setelah melihat anak gadisnya tampak terbaring lemas dengan banyak luka disekujur tubuhnya.
Dia kemudian berjongkok menatap tajam Viezella yang tampak hampir kehilangan kesadaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐀𝐏𝐏𝐈𝐍𝐄𝐒𝐒 || 𝐃𝐑𝐀𝐂𝐎 𝐌𝐀𝐋𝐅𝐎𝐘
Фэнтези𝑺𝒉𝒆'𝒔 𝒋𝒖𝒔𝒕 𝒂 𝒈𝒊𝒓𝒍 𝒘𝒉𝒐 𝒘𝒂𝒏𝒕𝒔 𝒉𝒂𝒑𝒑𝒊𝒏𝒆𝒔𝒔. 23 ᴊᴜʟɪ 2022 - 17 sᴇᴘᴛᴇᴍʙᴇʀ 2022