ᴄʜ. 38 - ᴍᴀʟғᴏʏ ᴍᴀɴᴏʀ

839 70 0
                                    

Aku melangkah ketempat yang tidak seharusnya tanpa kusadari.

Viezella diam memeluk kedua kakinya didalam bathtub dengan Draco yang sibuk mencuci rambutnya dibelakang.

Lelaki itu memijat pelan kepala gadisnya yang tampak masih termenung diam disana.

"Vieze" panggilnya membuat gadis itu tersentak.

"Ahh, apa sudah selesai?" tanya Viezella menoleh kearah Draco.

"Tidak, kau melamun lagi. Apa ada yang menganggu pikiranmu?" tanya Draco

Viezella terdiam sebelum kembali membalikkan kepalanya kedepan. Gadis itu menunduk menyembunyikan wajahnya diantara kakinya.

"Aku hanya memikirkan seberapa lama lagi kita akan berada di neraka." jawab gadis itu pelan

"Aku lelah terus seperti ini, membunuh orang-orang tak bersalah, walau beberapanya pantas mendapatkannya." lanjutnya meremas pelan lengannya.

Draco terdiam lalu sedikit mencondongkan kepalanya mencium belakang kepala gadis itu.

"Maaf karena aku tidak bisa membebaskanmu dari neraka ini, Vieze" ujar Draco

Viezella mengangkat kepalanya lalu menggeleng. Gadis itu membalikkan kepalanya menatap Draco.

"Kau tidak salah untuk apa kau meminta maaf, Draco." jawab gadis itu

Dia lalu mengaitkan tangannya dan tangan lelaki yang berada dibahunya itu.

"Kau sudah menjagaku selama ini, mungkin lebih tepatnya menjaga sisi kemanusiaanku."

"Aku juga tidak tahu bagaimana jadinya hidupku jika kau tak bersamaku selama ini, mungkin aku akan lebih buruk daripada ini." lanjutnya

Draco menghela nafas dan menyandarkan kepalanya ke kepala gadis itu.

"Aku tidak melakukan apapun. Kau bertahan dengan usahamu sendiri, Vieze."

"Kau adalah orang yang baik, dan orang baik bisa menjadi lebih kuat." jawab Draco

Viezela terdiam dengan air mata yang menetes turun. Gadis itu mengenggam erat tangan Draco.

"Aku-" lirihnya pelan

"-hanya ingin hidup normal, bersama keluarga, teman, dan dengan dirimu." lanjutnya parau

"Aku hanya ingin-"

"-bahagia."

Viezella duduk dengan mata membengkaknya karena habis menangis dikamar mandi tadi.

Draco menghela nafas dan meraih lengan gadis itu dan menatap bekas-bekas luka yang dibuatnya sendiri.

Viezella sering melukai dirinya sendiri untuk menjadi pengalihan rasa sakit yang terjadi didalam dirinya beberapa bulan kebelakang ini.

"Aku senang karena kau akhirnya berhenti menggambar tanganmu, Vieze"

"Aku selalu bersamamu setiap saat, lagipula kau tidak akan menyukainya." jawab Viezella

Draco mengangguk dan mencium telapak tangan gadis itu.

"Kau benar, aku tidak suka melihatmu terluka." balasnya

"Aku akan mengunjungi Duke" ujar Viezella membuat Draco mendongak.

"Kau ingin bertemu Xavier?" tanya Draco

"Ya, aku akan mencoba untuk berbicara dengannya lagi. Xion akan membuatkan jalan masuk untukku." jawab Viezella

"Apa aku harus datang bersamamu?" tanya Draco membuat Viezella menggeleng

𝐇𝐀𝐏𝐏𝐈𝐍𝐄𝐒𝐒 || 𝐃𝐑𝐀𝐂𝐎 𝐌𝐀𝐋𝐅𝐎𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang