Nathan membeku di tempatnya. Semuanya terlalu cepat. Baru saja ia melihat Jeno seperti tengah meregang nyawa di hadapannya, dan sekarang ia juga melihat Jeffrey ambruk, memeluk Sehun dengan punggung bersimbah darah.
Nathan bahkan kehilangan kendali atas tubunnya sendiri saat ia berlari tanpa takut lalu menghajar Minho habis-habisan tanpa ampun. Entah tenaga dari mana, entah keberanian dari mana. Amarah terlalu menumpuk di hatinya.
"NATHAN CUKUP!"
Reno dan Haikal berusaha menahan Nathan yang seperti kesetanan. Matanya merah dengan urat2 yang tercetak jelas.
"BAJINGAN! GARA-GARA LO KEDUA ABANG GUE SEKARAT BANGSAT! MATI LO!"
"NATHAN UDAH!"
"NA UDAH! BANG JEFFREY SAMA BANG JENO BUTUH ELO SEKARANG!"
Nathan berhenti. Setelah melihat Minho yang sudah berantakan dan terlihat mengenaskan dengan luka-luka di wajahnya, Nathan berbalik dan berlari menuju Jeffrey yang terkulai lemas di pangkuan Sehun.
Pemandangan yang begitu menusuk hingga ke relung hati. Sehun menangis, mengusap-usap pipi Jeffrey yang hanya bisa tersenyum tipis dengan mata yang sayu dan wajah yang pucat. Tanpa bisa berbuat banyak saat cairan pekat berwarna merah itu terus keluar.
"Bang Papa mohon. Jangan tutup matanya ya sayang.. Papa mohon bertahan."
Dari sudut matanya, Jeffrey juga meneteskan air mata. Entah karena sakit yang terlalu menyiksanya atau pedih di hatinya. Ia juga takut pergi meninggalkan orang-orang tercintanya.
Nathan duduk lemas di samping Jeffrey. Keadaannya tak jauh berbeda dengan Sehun, bahkan tangannya bergetar hebat saat hendak mengenggam tangan Jeffrey yang terasa dingin.
"B-bang.. "
"B-bang.. Jangan pergi..."
Sesak sekali rasanya. Hatinya hancur.
Nathan menarik tangan Jeffrey ke dadanya. Ikut merasa sakit saat nafas Jeffrey terdengar memburu.
"Bang.. Nana mohon.."
Jeffrey tak sanggup menahan sakitnya, namun ia juga terlalu mencintai keluarganya.
"P-Paa.. Pa.."
"Ma-afhh.. Uhukk.."
"Ma-ka.. Sih.."
"Arghh"
Nathan berharap ini semua hanya mimpi, saat tangan Jeffrey melemas dan matanya tertutup sempurna. begitupun dengan hembusan nafasnya yang menghilang.
Tidak! Ini hanya mimpi bukan?
Siapapun tolong bangunkan Nathan sekarang juga! Tolong!
"B-bang.. "
"Abang.. "
"Bang bangun.."
Sehun menangis keras, terisak hebat sambil memeluki tubuh tak bernyawa Jeffrey.
"Bang kenapa tinggalin Papa nak"
"Papa masih belum bahagiain abang.."
"Kenapa secepet ini sayang.."
Richard, Kai, dan David ikut hancur melihat bagaimana keluarga kecil si bungsu Argadinata kembali di timpa kesedihan.
Di dalam mobil, David menundukan pandangannya pada Jeno yang terbaring tak berdaya di pangkuannya. Tangisan yang terdengar begitu menyakitkan dari Sehun pasti bisa di degar oleh Jeno. Nyatanya, Air mata mengalir dari sudut mata Jeno yang tertutup rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION (JENO JAEMIN BROTHERSHIP) (END)
Fanfic"Kami saling terikat. Jika kau bertanya siapa yang paling aku takutkan tentang segalanya, maka aku akan menjawab, kakak ku Jeno dan juga keluarga ku." - Nathan "Berbahagialah. Kau harus menikmati hidup mu, Nana.." - Jevano. Bahasa Baku/Non Baku Ce...