Chapter 8 : Eunoia

2.1K 212 15
                                    

Malam itu Nathan kecil tertidur dengan tak tenang. Berkali-kali ia mencoba memejamkan mata dan terlelap namun lagi-lagi ia terbangun karena mimpinya yang selalu berakhir buruk dan menyeramkan. Nathan menatap langit-langit kamarnya dengan resah. Di usia yang masih belia, mimpi buruk adalah hal yang paling menakutkan untuknya. Kedua jari tangannya saling bertaut tak nyaman karena terasa lembab oleh keringat. Nathan ingin menangis, namun ia juga tak berani menyebabkan kegaduhan di tengah malam dan memancing amarah ibunya.

Nathan berusaha untuk memejamkan matanya lagi, karena besok ia harus berangkat sekolah bersama dengan kedua sepupunya Reno dan Haikal. Namun matanya kembali terbuka, kali ini bukan karena takut terhadap mimpi buruk, namun karena ia merasakan seseorang naik keatas ranjangnya lalu berbaring di sampingnya.

Nathan melirik kesamping. Meskipun cahaya di kamar itu remang-remang, namun ia bisa melihat kakak keduanya tengah tersenyum kepadanya.

"Nana gak bisa bobo ya?"

Suara lembut Jeno juga tangannya yang memeluk tubuh Nathan dari luar selimbut benar-benar memberi rasa aman hingga Nathan beringsut kepelukan Jeno dan mengangguk, mengiyakan jika tidurnya begitu buruk malam ini.

"Nono tidur di kasur Nana ya? Nana bobo aja. Ada Nono."

Nathan lagi-lagi mengangguk. Ini adalah kali kesekiannya Jeno menemani dan memeluknya agar tertidur nyenyak setelah mendapat mimpi buruk. Jeno selalu tahu jika Nathan terbangun gelisah di tengah malam dan berakhir ia yang akan menemani Nathan dan tertidur bersama hingga pagi menjelang.

DANDELION (JENO JAEMIN BROTHERSHIP) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang