Empat

3.3K 295 35
                                    

Berjalan di sebuah jembatan tanpa keseimbangan. Mungkin itu adalah perumpamaan takdir yang menimpaku, sekarang sesal ikut hadir.
Irsya Dewangga

🌼🌼🌼

“Ternyata insting gue lumayan tajam, ya?” Kenan bergumam dan mengantongi bukti, ia mencegat Irsya di parkiran.

“Ini apa?” tanya Kenan sembari menyodorkan tangkapan gambar, adegan pelukan Irsya dengan Sandra.

“Lo ngefans sama gue sampai ngintilin gue ke mana-mana? Gitu?” tanya Irsya mengelak pembicaraan ke arah sensitif.

Jujur, Irsya tak menyangka Kenan membuntuti dirinya dan mengetahui adegan tadi. Namun, bukannya mengakui segala, Irsya memilih kembali berdusta. Astaga! Lelaki itu sekarang merasa menjadi manusia paling buruk sedunia.

“Alah bacot!” Kenan mengambil langkah dan menarik keras kerah kemeja Irsya.

“Gue gak ngancem, tapi kalau lo main api di belakang Rasi, tinju ini ganjaran pertama yang lo dapat! Paham?” Kenan berkata penuh penekanan.

Wajah Kenan memerah. Irsya ikut terpancing. Wajahnya menegang, napasnya memburu. Lelaki itu langsung mencekal tangan Kenan erat.

“Lo gak usah ikut campur! Dia refleks begitu! Nih! Liat! Dia itu karyawan sekaligus temen gue!” Irsya menyodorkan bukti kuat.

Sebuah pesan dari Hana tentang Sandra yang tak masuk. Lalu, nama Sandra Mauli tercatat sebagai karyawan lama di perusahaan Irsya. Kenan membaca dan asap di kepalanya mendadak dingin seketika.

“Oke! Sorry,” ujar Kenan melepaskan cengkeraman di kerah Irsya.

“Gue gak mau suuzon. Cuman, lo udah janji gak bakal nyakitin Rasi, apalagi dengan mendua.” Kenan berkata dengan raut tenang yang mulai menggelayuti.

“Makanya gak usah suuzon!” cibir Irsya merasa lega kebohongannya divalidasi.

“Lagian gak perlu acara pelukan juga sih, Boy! Lo harusnya ngerti.” Kenan berkata sembari bersidekap.

“Inget, lo laki-laki beristri.” Tepukan di pundak Irsya menjadi penutup.

Kenan memilih pergi. Dia sedikit gila dengan rasa penasaran yang terus menekan. Walhasil, Kenan menunggu Irsya di parkiran selama tiga jam. Berakhir, meminta penjelasan dan dugaan perselingkuhan salah besar. Kenan bersyukur akan hal itu.

Memandangi mobil Kenan dari kejauhan, Irsya mendengkus. Tangannya mengusap wajah kasar. Ya Tuhan, kebohongan memang memuakkan. Namun, kalau dia jujur, apa Rasi bisa memaafkan?

Tak banyak cakap, Irsya langsung kembali ke rumah. Meninggalkan pemikiran tentang Sandra dan Vero, atau urusan pekerjaan lain, Irsya memilih fokus memberi kejutan bagi Rasi.

Aroma masakan mulai tercium dari ruang depan. Suara tawa renyah serta guyonan sederhana terdengar merdu. Irsya masih berusaha menguatkan hati untuk memberikan bunga pada Rasi.

Bukan apa-apa, kepergok Kenan agak mengganggu hatinya. Irsya sungguh takut segalanya terbongkar cepat. Maka, ia masih mencoba mengatur perasaan. Ia takut berhadapan dengan Rasi lantas perasaan bersalah membebani lebih parah.

“Enak, Nya,” puji Bik Minah terdengar samar.

“Beneran, Bik?”

Madu Perkawinan (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang