Dua Puluh Lima

3.1K 250 27
                                    

Tuhan, aku harus tersenyum atau menangis kali ini? Engkau memberiku rezeki sekaligus musibah dalam satu hari?
Madu Perkawinan
🍃🍃🍃

Irsya berangkat lebih pagi hari ini karena ada pertemuan penting dari jajaran pemegang saham. Rasi hanya bisa melepaskan kepergian sang suami secara suka rela dan berdusta. Pasalnya, rasa pening di kepala menjalar sedari ia membuka mata.

Rasa sakit itu tak membuat Rasi terdiam dan tiduran. Ia memaksakan diri untuk bangkit dan membuat sarapan. Selepas kepergian Irsya yang diantar sampai teras, Rasi langsung berlari ke kamar mandi. Rasa mual datang tiba-tiba. Perutnya terasa diaduk-aduk sedemikian rupa. Berakhir, Bik Minah turun tangan dan memijit tengkuk sang nyonya.

“Nyonya masuk angin?” tanya Bik Minah membuat Rasi dengan cepat mengangguk.

Badannya lemah, ia dibantu sang pembantu guna berbaring di ranjang. Rasa pening membuatnya memilih memejam.

“Bibik panggilkan dokter, Nya?” Rasi sontak menggeleng cepat.

“Jangan, Bik. Minum paracetamol aja. Gara-gara mandi malam,” ujar Rasi.

Sedetik kemudian matanya membuka, Rasi menutup mulut karena berkata mandi malam dengan maksud itu. Bik Minah hanya tersenyum sembari mengangguk.

“Saya buatin teh anget dulu kalau gitu ya, Nya.” Bik Minah menawarkan.

Mengalihkan rasa malu, Rasi mengangguk. Ia pun menarik selimut dan bersiap rebahan kembali. Rasanya benar-benar tak punya tenaga. Apalagi, sarapan dengan Irsya yang dipaksa berujung dimuntahkan semua. Rasi hanya bisa menahan segala kesakitan yang mendera dan mencoba tiduran.

“Nya, tehnya mau diminum dulu? Atau mau Bibik bantu?” tanya Bik Minah yang datang tiba-tiba.

Segelas teh dibawa. Tak ada asap yang mengepul. Sepertinya teh tersebut hanya hangat bukan panas.

Rasi mengangguk. Dengan cekatan, Bik Minah membantu Rasi duduk. Belakang punggung wanita itu diberi dua bantal hingga posisi duduknya bersandar.

“Mual banget, Bik.” Rasi mengeluh karena sehabis menyesap teh rasa mual masih hadir.

“Nyonya kurang teratur kalau makan?” Tebakan Bik Minah sontak disambut gelengan kuat.

“Enggak, Bik. Aku udah teratur makannya.”

Rasi selalu ingat, selama sebulan berlalu, pola makannya teratur. Irsya juga sering mengingatkan agar dirinya makan tepat waktu. Tentu Rasi tak pernah merasakan mualnya kambuh. Kecuali, pagi ini memang parah.

“Buat istirahat, Nya,” pinta Bik Minah kala Rasi sudah menyesap tiga tegukan teh sekali lagi.

Dengan senang hati, Rasi memejamkan mata. Rasa hangat mulai membuat perutnya enakan. Rasa mual pun menghilang.

Satu jam tidur, Rasi terbangun. Niat hati ingin membantu membersihkan rumah, seperti mengepel atau menyapu, tetapi rasa lemah membuat gravitasi kasur terasa kuat. Rasi akhirnya memilih membaca novel online sebagai penghilang penat.

Di bab kesekian cerita Imperfect Husband milik Author Hisnanad28, Rasi menemukan tanda tanya besar. Si tokoh Jani mengalami mual dan berakhir hamil? Tunggu! Sudah lama tamu bulanannya tidak datang. Mengejar rasa penasaran, Rasi bangkit dari ranjang.

Pening terasa hingga Rasi memilih duduk terlebih dahulu. Selepas dirasa ada tenaga, Rasi bangkit menuju dapur. Bik Minah sudah selesai mencuci peralatan memasak. Wanita paruh baya itu tengah membersihkan ruang tamu. Ia terperanjat kala sang nyonya menghampiri.

“Bik,” panggil Rasi sembari memegang dinding sebagai tumpuan.

”Loh, Nya, kenapa ke sini? Tinggal panggil Bibik aja nanti ke sana.” Bik Minah memegang lengan Rasi dan panik sendiri.

Madu Perkawinan (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang