16 - Hitam putih

2.5K 174 11
                                    


.

.
Anyeong....
Lagi buntu banget, idenya sih ada ngembanginnya jadi paragraf sampe jadi satu chapternya yang belom bisa.
Gak bikin sad kok, kayaknya?
^ω^
.

.
Happy reading
Enjoy:)

.


.

Jika perpisahan itu benar terjadi, bagaimana aku sanggup mengingat masa lalu sementara kau mengisinya hampir separuh dari kehidupanku?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika perpisahan itu benar terjadi, bagaimana aku sanggup mengingat masa lalu sementara kau mengisinya hampir separuh dari kehidupanku?

-Lee Taeyong

.

Ten menghembuskan nafas berkali-kali mencoba menenangkan dirinya agar tidak menangis di depan sahabatnya, ia bisa melihat sahabatnya yang sedang memandang kosong dari cermin kamarnya.

Ia harus menenangkan diri dan pergi ke kamarnya meninggalkan sebentar Taeyong yang duduk di depan meja ruang tengah.

"Bagaimana tadi?, bisa kita lanjutkan" Ten tersenyum duduk di sisi Taeyong dan menggenggam tangan sahabatnya yang berada di atas meja mencoba memberi ketenangan dan kenyamanan.

Taeyong melanjutkan ceritanya juga menjelaskan situasi juga perasaannya kini. Ten menatap Taeyong tepat pada matanya seakan bisa mengerti perasaan Taeyong yang sudah ia kenal semenjak kecil, tidak ada yang tidak ia mengerti tentang Taeyong. Ingatannya seakan berputar ke 20 tahun silam saat awal Taeyong mengenal Jaehyun.

Flashback on

Ten menarik Taeyong kearah kantin dengan cepat "Anak bernama Jaehyun itu sangat terkenal, aku jadi penasaran seberapa tampan dia" Taeyong memutar bola matanya malas mendengar ocehan Ten tentang anak baru yang banyak di rumorkan seorang trainee perusahaan ternama karena ketampananya.

Oh ayolah ujian Suneung sudah dekat, mereka tidak punya waktu untuk bermain lagi seperti tingkatan sebelumnya. Taeyong mungkin akan terkena omelan eommanya jika ketahuan menyampingkan sekolahnya.

"Ten lihat kedepan Ajuhmma itu mau memberikan bulgogi" Taeyong mengomeli Ten, dia berbicara menatap berkali-kali Taeyong yang berada di barisan belakang dan membuat kemacetan antrian di bagian lauk pauk, Ahjumma yang bertugas pun sudah memandang mereka dengan tatapan mengesalkan.

Taeyong duduk di bangku kosong dengan Ten, "Sayang sekali bukan, di tingkat akhir SHS ini kita malah selalu melihat pemandangan antar kelas dengan tingkat yang sama, aku juga ingin melihat ketampanan adik kelas".

Taeyong mendengarkan ocehan Ten yang tidak jauh-jauh dari adik kelas tanoa mengalihkan perhatiannya dari makanannya "Bukankah bagus begini, kita tidak perlu mengantri lama untuk mendapatkan makanan".

Divorce [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang