Divorce [✔️]

37 - invisible relationship

.

.

.

.

Anyeong....

Gak lama kan yah, aku tuh niatnya rest buat ngedraft tapi ternyata tidak ada waktu....

Padahal targetku kelarin cerita ini sebelum liburan semester.

Karena draft draft an gaada kejelasan akhirnya aku keluarin aja yang baru aku buat hehehe kangen readers kalo kelamaan rest ea....

Dikit ges, jadi pelan-pelan aja bacanya ogheyy. Banyak typo dan butuh revisi.

('∀｀)♡
.

.

happy Reading

Enjoy :)

.

.

........bukan dari mana luka itu datang, Namun seberapa lama luka itu bertahan hingga tak mampu di sembuhkan.....

-Anonim

.

Winwin menangis sesenggukan tangisnya tak kunjung berhenti belum lagi suaminya yang tidak dapat di hubungi sebelumnya dan baru merespon 15 menit yang lalu.

Dari kejauhan Winwin dapat melihat Yuta berlarian dari koridor rumah sakit wajahnya tampak berantakan tidak jauh berbeda dengannya.

Yuta berusaha menahan emosinya yang memuncak memenuhi batinnya. Ia baru saja menyelidiki tentang apa yang terjadi pada putranya sehingga baru bisa kembali saat matahari hampir terbenam "Bagaimana keadaan Renjun?".

Winwin yang menatap suaminya telah tiba segera berlari memeluk tubuh Yuta "Sangat lemah, Aku tidak ingin kehilangan putra kita Yuta " Yuta mengeratkan pelukannya mengusap punggung istrinya menenangkan. ia mendongak agar tetes air matanya tidak menetes ke arah Winwin.

Winwin menahan batinnya yang berkecambuk. ia berharap apa yang ia dengar salah. semuanya pasti salah semua itu tidak mungkin terjadi. saat tubuh lemah Renjun mulai berjalan tertatih dengan tiang infusnya menuju kamar mandi ia terbangun.

Ia mendengar percakapan putranya dari telepon. Sudah pasti salah tidak mungkin hal itu benar. Winwin membuang semua pikiran negatifnya, yang utama adalah kesehatan Renjun. Ia akan mengabaikan apa yang ia dengar sementara.

Yuta menatap wajah putranya yang damai. Punggung tangan Renjun sedikit membiru sehingga tenaga medis memindahkan letak jarum infusnya di tangan yang lain.