Bab 9.2

5.7K 1.1K 134
                                    

Haelyn kambeeekkk..

Semoga kalian masih suka ya...



🎎🎎🎎


"Karena kau tidak tertarik padaku, apa dayaku?" keluh Haelyn dengan wajah sedih yang sangat dibuat-buat. Dia mengambil tempat rokok, mengambil satu batang dan membawanya ke bibir Yuu dengan gerakan luwes. "Setidaknya aku akan mencoba, dan jika kau tidak tertarik, yah ... aku hanya bisa menyerah."

Yuu masih menatapnya dengan wajah datar, masih menutup mulutnya rapat-rapat sampai Haelyn yang membuka bibirnya dengan tangannya kemudian memasukan sebatang rokok. Gerakan Haelyn tentu saja tidak seperti seorang perempuan delapan belas tahun yang tidak mengerti bagaimana cara menggoda seseorang. Akan tetapi, dia benar-benar tidak tahu cara menggoda seorang pria.

"Di mana kau belajar menggoda pria?" tanya Yuu.

"Sstt ..." Haelyn menyalakan pemantik, kemudian membakar ujung rokok di bibir Yuu hingga menyala. "Rahasia," jawabnya.

Tentu saja rahasia. Dia tidak akan mengatakannya langsung bahwa dia mempelajari itu semua dari buku kamasutra yang didapatkannya dari toko buku nenek Sanaye, lalu disimpan di kamarnya secara tersembunyi.

Terlebih setelah dia melihat Yuu yang begitu memerhatikan Ruriko, Haelyn semangat bersemangat mempelajari cara-cara merayu seorang pria. Beruntungnya dia tidak melupakan bagian-bagian itu di kepalanya.

Haelyn masih menikmati perannya untuk menggoda Yuu, tanpa mengingat sedikit pun tentang kejadian pagi tadi yang membuat amarahnya meledak. Sesuatu seakan bekerja di otaknya, menekan ingatan-ingatan yang akan membuat rasa traumanya bangkit, menyimpannya rapat-rapat dan tak lagi mengingatnya.

"Apa kau pernah tidur dengan Ruriko?" tanya Haelyn tiba-tiba. Dia masih duduk di meja Yuu, dengan kepala dimiringkan dan kedua tangan menekan tepi meja.

Yuu meraih rokok di bibirnya, kemudian memadamkannya di asbak tanpa mengisapnya. Dia menatap Haelyn dengan malas, kemudian menyeringai. "Sering," jawabnya.

Sejenak Haelyn membeku, menyesali pertanyaannya yang sangat bodoh. Dia merasakan perasaan marah dan kesal alih-alih cemburu. Mungkin karena dia sendiri belum pernah merasakan bagaimana ciuman pria itu, sedangkan wanita lain sudah pernah melihat keseluruhan tubuh Yuu tanpa mengenakan apa pun.

Sebuah gagasan melintas di benak Haelyn, dan dia mencoba membalikkan kembali keadaan. "Kau tidak bertanya, apa aku sudah tidur dengan seorang pria?"

"Oh? Memangnya kau mengingatnya?" Yuu balik bertanya.

Pertanyaan itu telak menusuknya. Memang benar, apa dia mengingatnya? Dia sendiri tidak yakin. Terlebih, dia bahkan selalu melupakan orang-orang yang pernah berkencan dengannya.

"Aku mungkin sering kehilangan memori ingatanku, tapi tidak semua akan aku lupakan!" tukasnya. "Aku masih mengingatnya, yah, meski samar-samar. Sepertinya aku pernah tidur dengan seseorang saat masih sekolah."

Yuu menatap Haelyn dengan wajah yang berubah dingin, kesan malasnya lenyap begitu saja. Ketika Haelyn balas menatapnya, dia merasa tatapan itu seakan bisa melubangi kepalanya––terlalu mengerikan.

Sebelum Haelyn memalingkan wajahnya, pintu diketuk dari luar kemudian digeser. Dalam sepersekian detik tangan Haelyn ditarik hingga jatuh dari meja dan tubuhnya mendarat di dada bidang Yuu. Dia hanya mengerjapkan matanya karena momen yang sangat cepat itu.

"Bos, seseorang datang."

Itu suara Tatsuya dan Haelyn masih bersembunyi di balik tubuh Yuu yang membelakangi pintu. Sekarang dia merasakan rasa dingin merambat di sepanjang tulang belakangnya ke sekujur tubuhnya. Dia merasakan detak jantungnya pun berdebar secara tak karuan.

End Up With Evil Yakuza [END] / (Tersedia di Google Play dan Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang