Bab 18.1

3.2K 573 13
                                    


Di bangunan kedua kediaman Sendai, di mana Yuu dan Haelyn tinggal sementara. Suasana nampak sepi, tak ada siapa pun yang terlihat karena semua orang sedang sibuk dengan shinzenshiki yang sebentar lagi akan segera dilaksanakan.

Yuu berjalan di kediaman kedua dengan mengenakan mon-tsuki berwarna hitam polos yang merupakan kimono tradisional pria, dipadukan dengan celana hakama dan dibalut haori. Rambutnya yang agak panjang diikat separuh ke belakang, dengan bagian depannya yang terlihat menjuntai ke dahinya.

*mon-tsuki : Pakaian pernikahan tradisional Jepang yang sudah ada sejak periode Edo

*Haori: outher kimono

Dia berjalan menyusuri koridor sepi dengan ponsel di telinganya dan berbicara dengan seseorang.

"Apa tidak bisa dipercepat?" tanya Yuu pada seseorang di ujung telepon.

"Kami sudah mengusahakan yang terbaik. Ada beberapa kendala di Dublin, mereka meminta Anda dan Nyonya Brier untuk datang secara langsung. Di kedutaan besar sudah ada Menteri luar negeri Irlandia, dan beliau meminta untuk dipertemukan dengan Anda berdua. Jika berkenan, apakah Anda memiliki waktu?" Suara seorang pria terdengar memberikan laporannya pada Yuu.

"Mungkin hari senin atau selasa. Saya akan mendiskusikan kembali jadwalnya," balas Yuu.

"Baik kalau begitu, Yuu Akuma-sama, kami akan menghubungi Anda kembali jika sudah disampaikan pada Menteri Luar Negeri Irlandia."

"Ya, terima kasih banyak, Saiya-san."

Kemudian panggilan ditutup dan Yuu berjalan dengan cepat untuk segera tiba di kediaman utama di mana Haelyn, Ibunya dan semua orang sedang menunggunya untuk pergi melakukan kekkonshiki atau upacara pernikahan tradisional Jepang yang diadakan di sebuah kuil secara tertutup.

Karena leluhur keluarga Sendai adalah keluarga Samurai, mereka tidak mau melupakan tradisi-tradisi yang sudah ada sejak periode Edo, meski kebanyakan tradisi itu telah bergeser sejak periode Meiji karena di Jepang sendiri lebih menganut budaya pernikahan dari barat yang sederhana dan ringkas.

Ketika berbelok, sosok Haelyn muncul dalam balutan kimono berwana biru. Rambut merahnya dikepang dua, dan mengenakan jepit rambut berbentuk pita.

"Yuu!" katanya seraya berlari menghampiri Yuu, kemudian tersenyum manis dan lugu di hadapannya.

Yuu bergeming, memandang sosok Haelyn di depannya. Bibirnya terkatup rapat, dan tatapannya begitu datar. Haelyn di depannya menunjukkan senyum polos dan ceria seperti biasa, bahkan ekspresi wajahnya seperti biasanya.

"Kenapa kau lama sekali?" tanyanya.

Yuu masih bergeming, dan ketika sosok Haelyn mendekat dan meraih tangannya lalu memeluknya, Yuu menoleh dan menatapnya kembali. Keduanya saling berpandangan selama beberapa saat. Haelyn terlihat manja, menggesekkan pipinya di lengan atas Yuu.

Namun tiba-tiba secara tak diduga Yuu meraih rahang sosok Haelyn, mencengkeramnya dan mendorong tubuhnya ke pilar. Punggung sosok Haelyn membentur pilar, bukannya meringis dia justru melebarkan senyumannya sambil tertawa dengan mata yang berkilat senang dan liar.

Wajah lugu, tatapan lugu dan ceria serta senyum manisnya tergantikan dalam sekejap. Mata itu berpendar liar, penuh semangat. Ketika Yuu mencengkeram lehernya semakin kuat, dia justru terkekeh sambil memiringkan wajahnya.

"Benar kata, Dancho. Yuu Akuma bermata tajam!" katanya dengan senyum lebar dan ceria. Tatapannya menjelajahi wajah dan tubuh Yuu dengan liar. "Tapi Dancho lebih tampan darimu!"

End Up With Evil Yakuza [END] / (Tersedia di Google Play dan Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang