BAB 10 : Boom 💆‍♂️

1.4K 152 59
                                    

○○○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○○○

Kala orang berkata melepaskan lebih baik daripada mempertahankan, bagi Gun tidak! Sekarang, ia mengaduk-aduk pasta sembari menatap nyalang Arm yang memasuki ramen dengan khidmat. Awalnya Gun memang berkeinginan langsung pulang, namun setelah melihat Arm memosting story bersantai ria di kedai pasta biasa mereka kunjungi, menekankan Gun secepatnya menyuruh sang driver Taxi berbelok arah.

"Calon-calon memiliki pacar, auramu berbeda, ya Arm, kau melebihi aura si pasangan abadi"

Pria tampan itu sama sekali tidak menyadari bahwa kata-kata itu tersirat sindiran, karena itu Arm hanya menjatuhkan senyuman secerah cahaya mentari menyapa pagi, mengangguk dengan kepercayaan setinggi harapan pengangguran yang ingin mendapatkan gaji melebihi gaji presiden.

Si pria kecil dengan pandangan julid pun membatin,

'Oh ... lihatlah senyumannya, begitu lebar memenuhi alam semesta'

'Kau tidak tau? Dia suami orang wahai anak setan!'

'Arm, seketika wajah kau seperti belacan!'

Bukannya ia benci Arm, mana mungkin ia membenci sahabat sedari ingusan nya ini. Gun kesal! Kenapa dari Milyaran penghuni dunia Off jatuh hatinya pada, Arm? Si bodoh itu juga main asal cemburu, Tuhan! Bagaimana meyakinkan Off bahwa Arm bukan pacarnya?

"Att... kau kenapa? Wajahmu asam kecut begitu?"

Gun men-decih pelan. "Dari pada kau, wajahmu seperti belacan!" tekan Gun tak suka.

Arm mengerutkan kening, jika begini diantara penyebab wajah Gun tak berbentuk ada dua yaitu, Tawan ataupun Off. Arm tetap menatap wajah Gun yang memasukkan pastanya dalam suapan keras, kian menatap, lirikan mata Gun memandang nya tak bersahabat.

"Ada masalah?

Masih bertanya lagi? Kau biang masalahnya!Arm, tidak ku biarkan aku menduda!

Pandangan setajam mulut tetangga ia arahkan kepada Arm, sembari ia meletakkan sumpit secara asal, maka seluruh setan, jin, iblis didalam tubuhnya bergejolak-gejolak membara. "Arm Weerayut, Look at me!" Gun menjeda sebentar dengan tatapan masih memandang Arm penuh persaingan, jangan macam-macam kau anak setan! Gun pun segera melanjutkan ucapannya, "Apa kau percaya saat aku mengatakan aku sudah menikah, apa kau percaya, hah, apa kau percaya?"

Arm cepat menggeleng.

"Memang susah bicara sama para setan."

Mendengar titah Gun barusan, Arm langsung berpikir ini bukanlah tekanan dari Off yang membuat Gun marah-marah tidak jelas saat ini. Menurut Arm, emosi Gun ini ada sangkut pautnya masalah ke tidakgesitan Tawan dalam melamar Gun, kasihan sekali kau Attha, seru batinnya yang tiba-tiba merasa sedih, sebagai sahabat baik Arm mengedepankan kegesitan untuk membantu Gun agar mendesak Tawan segera menyematkan cincin di jari manis Gun.

✔ [3] 𝐄 𝐋 𝐈 𝐓 𝐄 (Boss & Me) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang