BAB 19 : Introgression

1.2K 133 42
                                    

○○○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○○○

Burung pun tau menyambut pagi alam semesta menitipkan keindahan pada sang mentari. Sayangnya, di balik pintu kokoh nan menjulang tinggi ada sebotol asam cuka dari wajah seseorang yang menekuk menyebalkan.

Dia-Gun Atthaphan

Seperti biasa, dalang asam cuka dari wajah Gun ialah Off Jumpol.

"Kau tidak serius, Off?"

"Saya serius, Attha."

"Kita pindah ke daerah Ayutthaya, kamu aman."

Pria ini benar-benar tidak bisa memikir secara rasional? Tidakkah Off berpikir jarak dia bekerja lumayan memakan waktu, bisa dibayangkan dari Ayutthaya ke Bangkok cukup memakan waktu sekitar 1 jam 13 menit perjalanan, tidak capek? Risikonya juga terlalu besar, terutama mengemudi disaat suaminya ini pulang.

"Aku tidak setuju, kita tetap di Bangkok tidak pindah kemanapun."

"Attha nya saya tidak boleh apa? Saya suami kamu?"

Dengan malas Gun menghampiri Off yang sedang duduk di meja makan mereka sembari menikmati Teh hangat buatannya. Gun, sebenarnya ingin mempertanyakan apa sebab Off secara tiba-tiba ingin pindah rumah, namun di pagi hari ini ia malas berdebat. Disentuhnya bahu Off agar suaminya ini menggeser kursi lebih condong kearahnya, yang di sukai Gun adalah Off teramat peka dalam menempatkan situasi.
Pandangan mereka saling beradu dengan lenguhan napas Gun mendesah pelan.

"Ya, benar kau suaminya aku, aku tidak sedikitpun melupakan status kau di sini, kau tidak bisa berpikir jauh? Perajalanan kau bekerja cukup jauh, Off. Bagaimana nantinya kau kelelahan? Entah itu adanya rasa pusing secara tiba-tiba, cukup membuatku khawatir, kita tidak tau kedepannya gimana, tetap aku tidak mau pindah. Off, aku kasihan padamu."

"Attha-"

"Aku mau mendengar alasanmu apa?" sanggah Gun mencontoh Off yang biasa menyalip pembicaraannya.

"Saya tidak mau kejadian kemarin terulang, kamu dan Tawan."

Off lekas beranjak mensejajarkan tubuh mereka, semburat pemikiran negatif selalu lalu lalang serta pikiran liar tak terkontrol pun menguasai benaknya yang dikarenakan Tawan, pikirnya jauh lebih baik begini dengan cara mereka pindah rumah adalah satu alternatif tertepat. Surai pekat yang indah dan wajah polos tapa polesan membuat Off tidak rela sedikitpun berbagi kasih, refleks sebagai awalan pagi ia membumbuhi wajah polos itu dengan satu kecupan ringan.

"Attha, kamu menggunakan pemanis?"

Sedangkan si kecil tak berkutik memandang wajah Off yang lumayan tak memberi spasi. Semburat kegugupan pun cepat menyerang, naif kala Gun tak salah tingkah. Off Jumpol sering kali tanpa mengetuk pintu membuatnya mati kutu seperti ini, lantas bagaimana ia harus mengekspresikan? Dasar, si Tuan Elite memang gilanya berbalut sifat se brengsek-brengseknya.

✔ [3] 𝐄 𝐋 𝐈 𝐓 𝐄 (Boss & Me) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang