HAPPY READING ALL ✨💛
*
12. Fitnah
Di dalam ruangan bernuansa putih, terdapat seorang cewek dengan surai coklat tengah disiram dengan air es oleh dua orang cewek lainnya.
Walau diperlakukan seperti itu, cewek itu tetap bergeming. Dia marah, kesal, dan sedih karena diperlakukan seperti itu, tetapi tak ada hal yang bisa dia lakukan. Mau mengadu tetapi itu justru akan memperburuk keadaan, tetap tutup mulut juga akan membuat batin dan fisiknya menderita. Dia ada dalam posisi hanya bisa pasrah.
"Kok diam aja sih? Padahal kalau sama Putra lo banyak omong, kok sekarang diam aja, Alvira jalangnya Kelas Khusus B?" Ejek salah satu cewek yang menyiram Alvira dengan air es tadi.
Benar, cewek yang dari tadi dirundung adalah Alvira.
"Iya nih, padahal kalau deket Putra mukanya songong banget, mana nih muka sombongnya?" Cewek dengan rambut blonde panjang menjambak sekuat tenaga rambut Alvira, membuat Alvira meringis kesakitan.
"Akh! Lepas!" Desis Alvira, iris violetnya menatap tajam pada cewek yang menjambak rambutnya.
"Pftt— Ahahaha!! Lepas? Lucu banget deh kamu." Kini bukan hanya menjambak, cewek itu membenturkan kepala gadis malang itu ke lantai. Setelah puas membenturkan kepala gadis itu, cewek akhirnya melepas jambakannya. "Eeww! Tangan aku jadi kotor. Ren, minta pembersih tangan kamu dong."
"Nih." Cewek yang dipanggil Ren itu melempar sebotol cairan pembersih tangan miliknya pada cewek yang meminta tadi.
"Thanks Kerrenita!"
"Hm. Ini giliran gue, Weni minggir," Suruh Kerenita pada cewek yang dipanggil Weni itu. Dia berjalan mendekat pada Alvira yang sudah tersungkur di lantai. Dia menarik rambut Alvira untuk membuat Alvira melihat wajahnya, dia menggunakan tangan kanannya yang menganggur untuk menampar bolak-balik pipi mulus milik Alvira.
"Stop, Kerren. Aku gapapa, kasian Alvira ... Pipinya bengkak..." Seorang cewek dengan rambut hitam bergelombang berjalan mendekat pada Kerren dan Alvira. Dia menatap Alvira iba, dan mengelus pipi Alvira yang sudah membengkak. Elusan pipi itu berubah menjadi cengkraman yang begitu kuat dan menyakitkan untuk Alvira karena kuku-kuku jari milik cewek itu menusuk pipinya yang sudah bengkak.
"Kamu harusnya gak sekolah disini Alvira. Apalagi kamu sampe deketin Putra? Kamu bener-bener gak tahu diri banget, ya? Dasar anak haram." Cewek itu mengempaskan cengkraman dengan kasar dan hal itu sukses membuat Alvira meringis.
"Memangnya kenapa kalau aku anak haram? Selama ini juga aku gak pernah ganggu kehidupan kau, aku selama ini tinggal jauh dari kalian. Kenapa kau masih merasa terancam?!"
Cewek dengan surai hitam itu membelai rambut pendek Alvira dengan lembut, sontak saja hal itu langsung ditepis oleh Alvira. Cewek itu terkekeh geli melihat reaksi Alvira, "Aku gak pernah merasa terancam sama kamu Alvira ... Justru sebaliknya, aku seneng banget karena kamu deketin Putra, aku jadi punya alasan yang pas buat bikin kamu terluka kayak gini."
"Kau sudah gila! Aku benar-benar gak percaya kau pakai topeng cewek polos gini buat nipu semua orang. Apalagi Paman Andre, dia udah betul-betul percaya dengan mu."
"Heh? Topeng? Maksud kamu apa sih? Aku gak pernah pake topeng kayak gitu Alvira. Orang-orang aja yang terlalu bodoh."
"Kau-" kata-kata Alvira terpotong saat cewek dengan surai hitam itu memegang tangannya lalu mengarahkan tangan Alvira pada pipi cewek itu dan jika orang yang tak melihat kejadian awalnya pasti akan mengira bahwa Alvira menampar cewek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Antagonis?
General FictionAngelina, mati saat akan pulang dari kegiatan menuntut ilmu setelah memergoki sahabat dan pacarnya berselingkuh di UKS. Bukannya menuju alam baka dia justru masuk ke dalam webnovel yang dia baca? Terlebih lagi seorang antagonis? Webnovel berjudul...