Haii
Udah dua bulan nggak up, semoga readersnya nggak lari:))
Sibuk dikittttt.
Happy reading!💓
💌💌
Gabriel berjalan dengan semringah, wajahnya memamerkan senyum lebar, sepanjang perjalanan menuju perpustakaan sekolah hatinya berbunga-bunga, bahkan sesekali dia meloncat kecil saking senangnya. Alasannya hatinya yang berseri-seri hari ini adalah yang sudah jelas dan sudah pasti penyebabnya Angel.
Ini pertama kalinya sejak mengenal Angel, gadis itu meminta untuk bertemu duluan dan berdua dengan dirinya. Jelas saja, cowok itu senang bukan kepalang. Kalau bisa, dia ingin mengumumkannya pada seisi sekolah bahwa dia bertemu Angel secara pribadi.
Begitu memasuki perpustakaan mata Gabriel reflek mencari keberadaan gadis yang memanggilnya alih-alih menggosok kartu perpustakaan dan membuatnya hampir diomeli oleh penjaga perpustakaan itu.
Setelahnya, Gabriel kembali mencari tempat yang Angel katakan saat menelpon Gabriel. "Meja bagian pojok deket rak buku kimia...." Dia menyusuri rak buku, sampai akhirnya dia melihat siluet gadis yang memanggilnya tengah menunduk.
Dia berjalan perlahan mendekati gadis blonde itu. "Angel," panggilnya pelan tetapi tetap terdengar oleh gadis cantik itu.
Gadis itu mendongak, mata keduanya bertemu, saling menatap selama sepersekian detik hingga akhir gadis blonde itu tiba-tiba bangun dan mendekap Gabriel dengan erat.
Semuanya terjadi dengan sangat tiba-tiba hingga membuat pikiran cowok itu melayang hingga ke luar angkasa. Gabriel mematung, masih memogres kejadian demi kejadian yang baru saja terjadi. Setelah berpikir cukup keras, Gabriel tetap tidak mengerti apa yang sedang terjadi, yang dia tahu sekarang hanya soal Angel yang memeluknya. Sekali lagi, Angel-memeluk-Gabriel.
Disaat Gabriel masih termenung, Angel mulai membuka suara walau suara gadis itu terdengar sangat kecil. "Gabe, gue bisa percaya sama lo, kan?"
Dahi Gabriel mengkerut, dia sangat ingin bertanya apa maksud dari pertanyaan gadis blonde itu tetapi dia langsung mengurungkan niatnya saat mendengar suara Angel yang bergetar.
"Lo gak kayak Nicho, kan?" ucap Angel lagi, Gabriel tetap kebingungan dengan maksud dari ucapan gadis yang tengah mendekapnya itu.
"Gabe, jawab." Gadis itu memberi jarak, iris lavendel itu menatap Gabriel lekat, menunggu jawaban sang pria.
Bibir Gabriel terbuka, hendak mengucapkan sesuatu namun dia kembali mengatupkan mulutnya.
"Gabe?" panggil Angel menanti jawaban Gabriel.
Pria itu menarik Angel untuk kembali ke dalam dekapannya, mengelus rambut gadis itu penuh kasih sayang. "You can trust me, Darl. Always." Bisik Gabriel dengan suara penuh kelembutan yang selalu dia gunakan saat berbicara dengan Angel—sang pemilik hati, tangannya tak berhenti mengelus rambut blonde itu.
Angelina hanya berdiam diri, menerima seluruh perlakuan Gabriel. Hatinya sedang gundah gulana, saat ini dia membutuhkan sandaran dan Gabriel memberikannya dengan cuma-cuma, tak mungkin gadis itu menolak hal yang paling dia butuh saat ini, bukan?
Dekapan hangat Gabriel berlangsung selama beberapa menit hingga akhirnya Gabriel memutuskan untuk mencari tahu alasan sikap Angel yang sangat berbeda dari biasanya. Cowok itu memberikan jarak walau tak benar-benar melepas pelukannya, menatap wajah ayu gadis di depannya itu.
"Ada masalah, ya?" tanya Gabriel pelan sambil tersenyum tipis, mengusap pipi tirus Angel dengan lembut. "Butuh tempat cerita?"
Selama beberapa saat tak ada jawaban dari Angel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Antagonis?
Fiction généraleAngelina, mati saat akan pulang dari kegiatan menuntut ilmu setelah memergoki sahabat dan pacarnya berselingkuh di UKS. Bukannya menuju alam baka dia justru masuk ke dalam webnovel yang dia baca? Terlebih lagi seorang antagonis? Webnovel berjudul...