Selamat membaca
•
•
•
•
•"K-kak, itu...!" Mela menggoncang tubuh Meisya yang sedang mengusap jidat kinclongnya yang memerah kerena terantuk dashboard mobil.
"Apa sih Mel, lo bawa mobil gimana sih, sakit jidat gue nih!" omel Meisya pada Mela.
"It-itu liat kak, itu kak Grior!"
"Hah!"
Meisya langsung menoleh keluar meninggalkan jidatnya yang mungkin akan benjol.
Tok tok tok!
Grior mengetuk kaca mobil mahal itu dengan keras.
"Keluar!" ucapnya setelah Meisya menurunkan kaca mobil.
"Lo kenapa lagi sih?" tanya Meisya lelah.
"Gue bilang tadi apa, keluar kan?"
"Tau ah, bodoh amat gue sama lo, yuk Mel, jalan!" Meisya menutup kembali kaca mobil, dan Mela mengangguk ragu setelah itu.
BAM!
"AAA... KACA MOBIL GUE!"
Mela berteriak histeris disusul Meisya yang membatu karena terkejut.
"Keluar atau ni kaca gue hancurin!"
Mela gelagapan, ia dengan cepat membuka tali pengaman yang mengikat longgar Meisya.
"Cepetan keluar kak, jangan sampai kaca mobil gue hancur sekarang, bisa-bisa gue di usir sama Papi, cepetan kak..., kak Grior gak pernah main-main sama ucapannya!"
"What..., lo usir gue Mel, lo tega?" Meisya memandang Mela tak percaya yang mendorong-dorong nya keluar dari mobil sport putih itu.
"Gue lebih sayang duit dari pada sama lo kak, cepetan keluar, itu wajah kak Grior udah keliatan sangar!"
"Gimana gue mau turun, pintunya aja lo kunci!" Meisya jadi kesal sendiri terhadap Mela.
"Oh iya gue lupa!"
Klik!
"Udah nih kak, cepet turun!"
Alhasil, Meisya benar-benar diturunkan Mela di depan gerbang dengan Grior yang tersenyum kemenangan.
"Mau lo tu apa sih, heran deh gue sama lo, kemana-mana cari masalah mulu, sebenarnya salah gue tu apa?" Meisya merapatkan giginya, tangannya gatal ingin mencakar wajah itu karena ekspresinya yang membuatnya kesal.
"Sabar dong buk, jangan marah-marah mulu, entar jeleknya bertambah lo!"
"AAA...., GUE PENGEN BANGET BAWA LO KE NERAKA SEKARANG JUGA GRIOR GOBLOK!" Meisya histeris sekaligus geram bahkan gemas dengan wajah Grior yang sok polos itu, kenapa di dunia ini ada cowok tengik seperti Grior, ingin sekali ia mengabsen nama-nama binatang sebanyak-banyaknya agar bisa memuaskan amarahnya yang tertahan.
"Udah stop, bising banget sih lo, lama-lama gue bisa budeg denger suara lo yang cempreng itu, gue ke sini cuma mau bilang, tarik kata-kata lo, kita itu tetap satu, tak kan terpisahkan, ngerti kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GRIOR | FRIENDLY BOY
Teen FictionNyatanya, punya cowok yang friendly sama semua cewek itu cuma bisa buat sakit hati sama patah jantung. Tapi gimana sih rasanya nge-fans sama hubungan cowok sendiri dengan sahabat masa kecilnya? Grior Briuno Abraham, pria ceria, humor, friendly sama...