G'7

93 15 1
                                    

Selamat membaca




Suara Azan bergema menyambut datangnya Zuhur yang telah datang pada waktunya, mushola yang ada di samping sekolah sudah mulai ramai dengan murid-murid yang datang dan duduk menghayati suara merdu panggilan untuk menghadap sang maha pencipta.

Grior duduk di sudut dengan kepala menunduk, kaos hitam yang ia pakai sudah basah oleh air wudhu yang sejuk, sarung hitamnya menambah kesan bahwa hari ini ia tidak elegan, tapi hidupnya sedang penuh dengan kegelapan. Gambaran yang singkat, padat, tapi jelas bisa di lihat oleh orang.

"Bang!" panggil Gala, adik kelas yang juga anggota geng Carmeos pada Fikar yang duduk menutup mata di sampingnya.

"Hm!" jawab Fikar acuh tampa membuka matanya melihat ke arah Gala.

"Bang Grior kenapa?" tanya Gala penasaran.

"Berantem sama binik nya!"

"Sama kak Milka yah?"

"Kenapa bawa-bawa Milka?" Fikar membuka mata melihat Gala aneh.

"Lah, katanya sama binik, kak Milka kan tunangannya bang Grior, gimana sih!" Gala menggaruk tengkuknya bingung.

"Bukan si Milka geblek, tapi si Meisya!"

Gala sempat terkejut mendengar pernyataan dari abang se-gengnya itu.

"Loh, bukannya bang Grior udah putus sama kak Meisya, kenapa jadi berantem lagi, aneh!"

"Tau tuh si tengik, bodoh banget jadi orang, si Meisya gak di lepas tapi cewek lain di embat, dasar goblok emang!"

Gala mengangguk setuju, meski pun ia tidak tau apa yang di maksud oleh  Fikar.

Suara Kamat mulai di kumandangkan, para jamaah merapatkan saf, dan sedikit merapikan penampilan mereka.

"Bang, lo yang jadi imam ya!"

Grior menggeleng pelan, saat salah satu dari mereka mempersilahkan dirinya untuk memimpin salat.

"Yang lain aja!" ucapnya dingin hingga membuat mereka mengangguk pelan.

Grior masuk pada barisan terakhir di samping Lingkar, Fikar dan Aldi, kalau Bama, ia adalah seorang katolik.

Tapi Lingkar langsung keluar dari barisan saat ia di tunjuk untuk memimpin shalat.

"Bang, lo yang jadi imamnya aja ya?"

"Oh, ya udah Ok!"

"Allahuakbar!"

Shalat berlangsung dengan khusyuk di rakaat pertama, tapi kita tidak tau, Jin bisa datang dari mana saja.

"ES GOGO ES GOGO, HANA ABEH SAK LAM LEBO!"

"BANG, ES GOGO BANG!"

Aldi langsung keluar mengejar abang es Gogo yang lewat di depan mushalla.

"Beli berapa rasa apa?" tanya bang es Gogo pada Aldi dengan satu tarikan nafas.

"Em..., berapa ya..., beli sepuluh batang deh bang, kalau rasanya... OI KAR, LO MAU RASA APA!"

"PANDAN!"

"Coklat sama Pandan!" ucap Aldi pada bang es Gogo dengan senyum bodohnya.

Sejenak bang es Gogo bimbang, ia dosa gak sih kalau pembelinya begini?
tapi..., ya sudah lah, hajar saja.

GRIOR | FRIENDLY BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang