Selamat membaca
•
•
•
•
•"Kurang ajar, kalau playboy ya tetap playboy, gak akan pernah berubah kalau belum masuk tua pada masanya, dasar cowok tengik!" umpat Meisya mengigit-gigit tisu bik kantin yang di letakkan di atas meja dan boleh di ambil secara gratis tampa bayaran.
Gadis itu kesal lantaran melihat Grior yang suap-suapan dengan Milka si cewek cantik yang sudah menjadi incarannya para cowok, dari mulai adek kelas atau bahkan seangkatan dengannya. Padahal baru satu jam yang lalu Grior membawanya terbang ke langit dengan cara bernostalgia masa-masa awal perkenalan mereka dulu, tapi dengan sekejap langsung di hempaskan dengan kuat hingga membuat ia tak berani untuk berharap bisa naik lagi.
"Loh, emang kenapa sih? kan emang dari dulu si tengik gitu, ganti sana-sini!" ujar Biara melahap mi goreng yang masih panas.
"Emm... gue tau nih, pasti kalian baikan lagi!" tutur Kaula dengan alisnya yang naik turun menggoda Meisya.
"Baikan sama dia? sorry, itu gak ada dalam daftar hidup gua!" sanggah Meisya remeh.
"Yeh... sombong lo, entar kemakan omongan sendiri baru tau rasa!"
"Gak akan!"
Sedangkan di sebrang meja, Grior dan Milka asik suap-menyuap mi goreng satu piring berdua, hal itu menimbulkan rasa iri di hati kecil gadis-gadis lain.
"Em... Milka sayang, kamu boleh bayarin pesanan kita sama pesanan temen-temen aku gak?" tanya Grior pada Milka sambil menunjuk anggota inti Carmeos yang makan di samping meja mereka seperti orang kelaparan, kecuali Lingkar.
Lingkar memijit pangkal hidungnya karena tak habis pikir dengan kelakuan anak-anak negaranya ini.
"Kok bisa gue punya anak gini!" gerutunya kesal sekaligus malu.
"Lo gak makan Pak? pesen aja, hari ini Milka yang bayar, dari pada nanti kelaparan!" ucap Bama dengan mulutnya yang penuh makanan.
"Gue gak miskin!" balas Lingkar sinis.
Dan Milka, gadis itu hanya mengangguk polos, dan dengan entengnya dia mengeluarkan lima lembar uang bewarna biru di depan Grior yang melirik-lirik dompet sahabatnya yang tebal itu.
"Segini cukup kan?" tanya Milka.
"Ehem, itu Mil, warna kuning sama warna ijo nya sekalian!" jawab Grior tampa tau malu.
"Uang ini laku? aku pikir enggak!" Milka mengeluarkan lembaran uang bewarna kuning yang sering di sebut harga goceng setebal buku tulis dan di terima dengan semangat oleh Grior, begitupun dengan lembaran uang dua puluh ribu yang hanya berjumlah lima lembar saja pun sudah berada dalam genggaman tangannya.
"Lu mana tau seberapa berharganya ni goceng bagi anak jalanan, makanya, jangan terlalu lama menetap di negeri orang, gini kan jadinya!" tutur Grior sambil mengipas-ngipasi dirinya dengan uang pemberian Milka.
Sedangkan anak Carmeos, sudah jingkrak-jingkrak kegirangan saat melihat uang-uang yang dibuat Grior layaknya kipas.
"Rejeki anak solehah emang enggak kemana!" ucap Aldi bertos ria dengan Bama.
"Soleh bukan Solehah goblok!" toyor Bama pada kepala Aldi.
"Bau duitnya wangi banget ye, wanginya bikin tenang!" sahut Fikar mengendus-endus bau yang hanya di ketahui olehnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/320126924-288-k237952.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GRIOR | FRIENDLY BOY
Novela JuvenilNyatanya, punya cowok yang friendly sama semua cewek itu cuma bisa buat sakit hati sama patah jantung. Tapi gimana sih rasanya nge-fans sama hubungan cowok sendiri dengan sahabat masa kecilnya? Grior Briuno Abraham, pria ceria, humor, friendly sama...