Selamat membaca
•
•
•
•
•"Mbak orang mana mbak?"
Meisya memandang tajam cowok tengik yang duduk tepat di sampingnya, ia menggeser diri menjaga jarak dari si cowok tengik yang tidak bisa ia tebak apa maunya.
"Pluto!" jawabnya asal.
"Oh... pantesan jelek, ternyata bukan makhluk bumi!"
Meisya mengigit bibirnya menahan kekesalan yang ingin meledak untuk pria itu, kenapa di malam yang adem ayem begini tuhan mengirimkan makhluk yang dapat memicu emosinya.
"Tapi saya suka mbak, mbak mau gak jadi ibu dari anak-anak saya!"
"Najis!" Meisya bergidik dan semakin menjauh dari pria itu, tapi sialnya si cowok tengik ini makin mendekatkan diri padanya.
"Gak usah cari ribut deh, gue males berurusan sama lo!" tutur Meisya yang membuat pria itu mengerucutkan bibirnya.
"Udahan dong marahnya, jangan ngambekan gitu ah, jelek tau!"
"Gue emang selalu jelek di mata lo!"
Meisya semakin menjauh bahkan sudah duduk di bangku seberang Grior hingga mereka berhadapan. Dan Grior, pria itu hanya menghela nafas lelah dan sedikit meringis ketika sikunya tak sengaja terbentur meja.
"Berantem lagi?" tanya Meisya yang sudah mengalihkan perhatiannya pada pria itu.
"Hm, kayaknya biru deh, aku pulang dulu, jangan kelamaan yah!" balas Grior yang membuat Meisya hanya duduk terpaku ingin melihat apa yang akan pria itu lakukan selanjutnya, Meisya hanya melihat aneh pria itu ketika ia mendekat pada Wak samsun dan berbisik entah apa, tapi ia masa bodoh, palingan juga membatalkan pesanannya pada si wawak.
Dan beberapa menit setelah Grior pergi, pesanan Meisya akhirnya selesai. Tapi ia hanya memesan dua, bukan tiga.
"Wak, Meisya kan pesannya dua, kenapa sekarang tiga?"
"Oh..., itu punya si aden tadi, katanya di suruh bayar sama neng Meisya!"
"HAH?" Meisya melongo di tempat, dalam hati, ia menyumpahi si cowok tengik yang suka sekali membuatnya susah, malah uangnya pas-pasan lagi.
"M-eisya bo-leh ngutang dulu gak Wak, be-besok pagi Meisya bayar!" Meisya tergagap, sumpah, seumur hidupnya ia tidak pernah berhutang pada siapapun.
"Iyo neng, ndak papa, besok aja bayarnya!"
Meisya menghela nafasnya lega mendengar respon si wawak.
"Ya udah Meisya pulang dulu ya Wak, makasih!"
Meisya berlari untuk pulang sambil mulutnya berkomat-kamit meluncurkan sumpah serapah untuk si cowok tengik titisan sang Abiyat.
"Udah miskin akhlak, miskin duit lagi, dasar tengik, BEBAN DUNIA!"
•••••
"K-kok...!" Meisya menunjuk Grior bingung yang duduk dengan cool di sofa berbicara ria dengan Ayah dan Mamanya.
"Kamu pulangnya lama banget sih Mei, kasian pacar kamu nungguin dari tadi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GRIOR | FRIENDLY BOY
Teen FictionNyatanya, punya cowok yang friendly sama semua cewek itu cuma bisa buat sakit hati sama patah jantung. Tapi gimana sih rasanya nge-fans sama hubungan cowok sendiri dengan sahabat masa kecilnya? Grior Briuno Abraham, pria ceria, humor, friendly sama...