G'13

81 14 0
                                        

Selamat membaca




"Aaa... Grior lo baik-baik aja kan, gak papa kan!"

"Sini-sini, aku pijitin!"

"Perlu aku obatin dengan kasih sayang aku?"

"Bilang sama aku siapa yang buat kamu begini? biar aku tuntut dia!"

"Tapi kamu serius gak papa kan, aku khawatir banget lo pas denger kamu masuk rumah sakit karena di hajar orang di status lambe turahnya Biara!"

"Tenang-tenang, semuanya harap tenang, para cantik-cantiknya Grior..., gue itu gak papa, gue itu anak kuat, luka sekecil ini sama sekali gak ngaruh di wajah tampan gue ini, ye gak...?" ucap Grior menepuk-nepuk dadanya bangga, sekarang banyak sekali gadis-gadis yang mengelilinginya dari seluruh kelas, mulai dari adkel maupun seangkatan.

"IYA...!" seru mereka serempak.

"Setuju banget sih, bukannya jelek ada luka malah tambah ganteng!"

"Bad banget!"

"MINGGIR-MINGGIR, ANAK-ANAK SEMUANYA MINGGIR!" teriakan itu memecahkan atensi mereka yang semula pada Grior langsung teralih pad guru termuda, tercantik dan terseksoy di sekolah mereka.

"Grior sayang... kamu gak papa kan sayang, mana yang sakit, coba sini bilang sama ibuk!"

Namanya buk Sinai, saingan terberat para cewek-cewek di SMA itu.
Grior yang melihat buk Sinai yang duduk di sampingnya sambil mengusap-usap wajahnya lantas langsung merubah wajahnya lesu.

"Auh, sakit banget buk!" ringisnya yang membuat buk Sinai dan para cewek-cewek di sana memandang khawatir ke arahnya.

"Bilang sama ibuk sayang, mana yang sakit, mungkin ibuk bisa bantu!" ujar buk Sinai khawatir dengan suara khasnya yang mendayu.

"Ibuk mau bantu saya? serius ibuk mau bantu saya -shh auh sakit banget buk..., saya seperti mau mati, tolong buk...!" Grior semakin mendramatisir keadaan.

"Iya Grior sayang, ibuk serius, apa? kamu mau apa?" tanya buk Sinai kalut.

"Buk...!" Grior menarik nafasnya.

"Nilai matematika saya anjlok, tolong ibuk bilang sama pak Martunis buat nambahin nilai saya buk, plis... saya hampir mati huaaa...!"

"Iyah sayang, Iyah. Kamu tenang aja yah, udah jangan nangis lagi dong, ibuk jadi takut!" buk Sinai beralih mengusap-usap bahu Grior yang menangis seperti anak kecil.

"Buk, itu buk, itu pak Martunis nya, cepet kejar buk!"

Buk Sinai langsung berlari setelah menerima arahan heboh dari Grior.

"ABHANG... BHANG TUNIS, TUNGGU DULU DONG BHANG... BANG TUNIS WOI, TUNGGUIN, WOI TUNGGUIN!"

Buk Sinai berlari kecil dengan tubuhnya yang berlenggak-lenggok mengejar salah satu guru galak pada murid tapi budak cinta dengannya.

"Eh... buk Sinai sayang, atu nuhun buk, aya wae ngejar-ngejar saya, udah siap nikah yah?"

Buk Sinai membuang wajah karena ilfil dengan ucapan guru killer yang satu ini. Jika bukan karena Grior kesayangannya, amit-amit ia mendatangi guru matematika yang di takuti semua murid.

GRIOR | FRIENDLY BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang