bagian empat belas

6 1 0
                                    


Istimewa

Didalam mobil ambulance , Key menyandarkan kepala dengan lelah . Wajahnya masih pucat dan ya jangan lupakan tangan yang dibebat kasa .

Setelah semua yang terjadi, ia seperti manusia linglung dengan pandangan yang hanya bisa terfokus pada punggung jangkung yang serius berbincang pada seseorang yang berwujud sama dengannya

Tidak lain adalah Rama .

Pria itu mengintip keadaannya lewat celah bahu Kalandra . Sesekali Kalandra akan menoleh kearahnya lalu tersenyum hangat dan melanjutkan obrolan serius dengan kakaknya .

Di luar Key juga tak henti mendengar suara muntahan Allecia . Semua orang pasti shock disuguhi adegan thriller versi nyata ,  termasuk Allecia yang sejak kehadirian Jovan sampai TKP ramai dengan warga , polisi , serta beberapa petugas kesehatan , ia tak henti mengeluarkan isi perutnya .

Rama terlihat menepuk bahu adiknya kemudian menyingkir entah kemana . Kini giliran sibungsu yang berjalan kerahanya
Pandangan Key masih sama , tak bisa berpaling dari tempat semula meski Kalandra sudah duduk di sampingnya  .
Key nyaris tak berkedip menatap depan .

“ Sekarang kita akan ke rumah sakit . Mau di bantu berbaring ?”

Sedari tadi Key memang menolak berbaring di atas brangkar meski badannya lemas dan seluruh tubuhnya mati rasa ia tetap kekeh ingin bersender seperti ini .

Tatapan Kay mulai mau bergeser agar bertemu iris boba cowok itu yang memandanginya teduh sekaligus khawatir .

Cukup lama hanya memandang Kalandra lurus dan sayu lalu ia menggeleng dan menempatkan kepalanya di bahu cowok itu.

“ Aku tidur sebentar , jangan pergi ya Ndra . Aku takut ditinggal . Nanti kalau udah sampek bangunin”

Cowok itu mengusap pipi kanannya seperti berusaha meninabobokan Key agar beristirahat . Lalu petugas kesehatan naik kedalam mobil dan duduk diseberang Keisha . Tak lama mobil di jalankan .

“ Tidur aja , aku jagain kamu disini”

Walau matanya berat dan memaksa untuk diistirahatkan tapi kepala Key masih terlalu penuh untuk bisa terlelap tanpa hadirnya kecemasan dari bayang-bayang menjijikkan itu .

“ Aku takut , Ndra . Aku lihat mereka bertiga mati tepat didepan mata aku . Tubuh Leo hancur bener-bener nggak ada yang utuh”

Kalandra bingung , ia tidak tahu kata apa yang tepat untuk menenangkan kegelisahan Keisha . Disisi lain terlalu klise dan kasar meminta Key untuk melupakannya .

Itu bukan suatu hal yang bisa dilupakan dalam hitungan detik , jam , bulan , tahun bahkan seumur hidup sekalipun akan tetap menimbulkan triger yang susah disembuhkan .

“ Aku tahu . Aku tahu ini berat buat kamu , tapi usahain tidur ya . Kamu harus istirahat biar tubuh kamu fit . Aku disini jagain kamu”

Kalandra takut memeluk karena cidera di tangan Key , jadi ia hanya memberi kenyamanan seadanya dengan mengelus pipi atau mengusap rambutnya pelan agar  Key bisa tenang dan percaya bahwa dia ada untuknya .

OoOoOo

Di angka 09.26 Keisha membuka mata dengan jelas . Detak jam beradu memecah satu-satunya keheningan ruangan tempat ia berbaring lemah . Pemandangan yang ia dapati bukan lagi kemeja hitam polos dengan bordil rantai berwarna emas di dada sebelah kanan , melainkan ruangan besar dengan plafon putih , dinding berwarna biru laut dan gorden cream tepat disebelah tiang infus .

Keisha menoleh kesisi kanan . Kepala seorang perempuan terkulai di antara brangkarnya , baru saja ia ingin membangunkan ternyata pemilik raga lebih dulu bangun dan menegakkan duduk

My Boo , Kalandra ( after Hiraeth ) ✔✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang