Chapter 4

323 86 15
                                    

Hallo, hallo everiwan 🤗🤗
Lama nggak update nih 🤣🤣 hahahha
Sekalinya update ada nggak yang kepikiran "MASIH HIDUP TERNYATA NI ORANG!"

Gomenasai 🙇🏻‍♀️ aku terlalu sibuk mengurus anak² yang ada di Fizzo sampai mengabaikan anak² Easter 🥲🥲 aku sibuk memikirkan nasib anak² di Fizzo. Kalian nggak kabur 'kan? Masih ada yang stay baca kan?
Atau udah lupa? Kalo udah lupa kita unpublish aja yak? HAHAHAHHAHA

Di Fizzo sulit tanpa pembaca. Tapi di Fizzo aku punya tujuan. Nggak adakah dari kalian yang mau bantuin aku di Fizzo? 🥲🥲
Ah, sudahlah. Nikmatin yang ada saja.

***
Cicilia mengenggam tangannya di atas pangkuan. Sesekali melirik kiri dan kanan ruang tamu town house Charael Hurt Merville. Setelah menyebut nama Sellene, sesuai yang ia duga, wajah Charael langsung berubah dan pria itu membawanya pergi dengan cara aneh.

Sambil memeluk pinggang Cicilia, pria itu melompat turun dari lantai tempat mereka bicara sebelumnya dan masuk ke keret kuda. Sampailah di tempat ini.

Tadinya saat sampai ke ibu kota Easter, Cicilia memang berniat langsung menemui Charael. Hanya saja ia mendengar rumor bahwa setiap hari ada saja wanita yang datang ke tempat itu, tetapi tidak berhasil menemui Charael. Sampai akhirnya Cicil memutuskan untuk melihat sendiri. Ternyata benar adanya, wanita yang datang tidak pernah bertemu Charael.

Pria itu bukan seorang gentelman.

Cicil mengelus tangannya. Charael masih menatap dengan intens dan tajam begitu mereka sampai. Mungkin sudah hampir 10 menit mereka diam.

“Jadi ... aku pikir ada sesuatu yang ingin kau bicarakan,” kata Charael. “Apa kau tidak mau mulai?”

Cicil berdehem dan menegakkan punggung. Ia menggigit bibir bawahnya. Kemudian tersadar. Kenapa ia selalu melakukan kebiasaan buruk ini, sih?

“Itu—”

Brak!

Baru saja Cicil mau membuka mulut, tiba-tiba pintu ruang tamu itu didobrak oleh seseorang dan terbuka dengan keras. Seorang pria paruh baya berdiri di sana dengan napas tersengal.

Cicil menoleh pada Charael yang mengeluarkan suara desahan lelah.

“Tuan! Benarkah Anda ....” Pria yang mendobrak pintu itu langsung menghentikan ucapannya ketika melihat Cicil. Kemudian membungkuk sesaat, sampai akhirnya melihat lagi pada Charael.

“Iya, aku membawa seseorang pulang,” kata Charael sambil berdiri. “Jangan terlalu sering berlari. Kau kan sudah tua, tidak bagus untuk jantungmu.”

“Satu-satunya yang tidak bagus untuk jantung saya itu adalah Anda. Saya kaget sekali saat ada yang melapor bahwa Anda kembali membawa seorang wanita. Anda kan tidak pernah melakukan itu.”

Charael mengangkat bahu. Cicil malah tidak tahu harus berbuat apa sekarang ini.

“Biasanya kan Anda melakukan ‘itu’ di tempat lain. Lalu pulang tengah malam. Sekarang Anda membawa—”

“Itu?” tanya Cicil spontan sambil mengerutkan kening. “Akh!”

Tiba-tiba ia menyadari sesuatu. Pasti pria paruh bayah itu sedang salah paham. Cicil langsung berdiri dan membungkuk.

“Saya tidak datang untuk itu,” kata Cicil.

Charael mengangguk. “Dia ... tamu, Bankins.”

Bankins malah menatap Charael dengan pandangan tidak percaya dan meremehkan. Tampaknya tidak percaya dengan apa yang Charael katakan. Ya, Cicil tidak bisa menyalahkannya. Karena rumor Charael yang bergonta-ganti pasangan itu.

The Knight's ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang