Kemarin mau update, tapi masih pada sibuk lebaran pasti. Wkwkk
Hari ini aja yaaa.
Sekali lagi mohon maaf lahir dan batin teman semua 🤗🤗Enjoy for reading!!
***
Charael mondar-mandir di depan kamar Cicilia. Tadinya sepulang dari istana, ia mau istirahat habis-habisan. Tidur sampai besok. Tetapi sebelumnya ingin mandi. Namun, dari jendelanya ia melihat Cicilia berjalan ke luar ke arah taman. Ia sedikit melihat ke langit.
Wanita itu tidak normal. Dia ingin jalan-jalan di saat hari akan hujan begini? Karena mereka sudah menulis kontrak dilarang mencampuri urusan pribadi, Charael mengabaikannya dan bersiap-siap untuk mandi.
Setelah mandi, begitu keluar ia melihat hujan sudah turun dengan derasnya. Charael berpikir mungkin Cicilia sudah kembali ke kamarnya. Jadi, ia pun bersiap untuk tidur dan akan menempelkan pesan di pintu untuk Bankins agar tak menganggunya yang sedang tidur pulas. Begitu ingin mengambil kertas dan menulis, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya dengan irama tak sabar.
Sambil menghela napas dan menipiskan bibir, ia membuka pintu. Menemukan salah seorang pelayan dengan wajah panik sedang menatapnya.
“Apa?” tanya Charael. “Aku sudah bilang untuk tidak sembarangan mendekati ruanganku.”
“Maaf, Tuan,” kata pelayan itu. “Itu.”
“Apa? Katakan dengan jelas. Aku lelah.”
Pelayan itu menunjuk ke arah dinding yang sebenarnya adalah arah taman. “Nona Cicilia ada di gazebo. Saya melihatnya. Karena sedang hujan, saya berusaha mengajaknya masuk. Tapi dia tidak merespons saat dipanggil.”
“Dia pingsan?” tanya Charael sambil berjalan melewati ambang pintu, kemudian menariknya tertutup.
Pelayan ini menggeleng. “Dia melamun. Matanya terbuka, tapi dia sama sekali tidak mendengar saya.”
Kening Charael berkerut. “Apa dia tidur dengan mata terbuka?”
Tanpa menunggu jawaban pelayan itu, Charael melangkah lebar menuju tangga lantai bawah. Bergegas ke pintu untuk menyusul Cicilia ke taman. Ia bertemu Bankins di depan pintu yang keheranan.
“Tuan, ada apa?” tanya Bankins.
Charael hanya mengangkat tangannya untuk mencegah pertanyaan lebih lanjut Bankins dan lalu begitu saja keluar rumah menerobos hujan untuk ke taman. Sesampainya di taman ia melihat punggung Cicilia yang berdiri tegak. Charael pun berlari dalam keadaan basah ke gazebo.
Benar apa yang dikatakan oleh pelayan itu. Cicilia sama sekali tidak merespons saat dipanggil. Tetapi wanita itu menangis.
“Cicilia?” panggil Charael.
“Semuanya salahku,” gumam Cicilia.
Charael memegang kedua lengan Cicilia. Mencoba untuk menggoyangkannya. “Hei, bangunlah, Cicilia.”
“Kau mati karena aku.”
Dug!
Jantung Charael terasa sakit. Ia tahu apa yang digumamkan oleh Cicilia tanpa perlu diberitahu. Wanita ini ... dia sakit melebihi Charael sendiri.
“Cicilia, kau dengar aku?” tanya Charael lagi.
“Kenapa bukan aku saja?”
Charael berniat memanggil seseorang yang mungkin bisa melakukan sesuatu. Ya, setidaknya pelayan wanita yang bisa menyentuh Cicilia untuk menyadarkannya. Namun, begitu Charael melepaskannya, wanita itu malah membenturkan kepala dengan keras ke meja yang memang ada di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Knight's Scandal
Fantasy(Series 4 Easter) Charael Hurt Merville. Setelah menyelesaikan perang dan beberapa temannya mulai hidup serius, ia tetap memilih untuk tidak menikah karena masa lalu. Menikah dan jadi Count Hurtvillia bukanlah prioritas utamanya. Aturan negara dan b...