🔍. 838 kata.
ㅡ
Tertinggal kereta di hari lain mampu buatnya menekuk wajah, namun tidak hari ini. Ia bahkan tak menaruh masalah pada pengisi daya ponsel yang lupa ia bawa, sebabkan benda canggih pipih itu tidak dapat digunakan seharian.
Seakan jalani hidup penuh indah dan bahagia, langkah kakinya lebih seperti lompatan kecil, tunjukkan semangat meski mentari kian melambai pergi.
Sesekali bibir tipisnya mengukir senyum pada penghuni apartemen yang ditemui sebelum mencapai unitnya. Beberapa dari mereka menanyakan alasan akan lakunya dan beberapa mengucap ungkapan betapa senang mereka melihat bahagia pada Jibeom.
Ia buka pintu unit yang ia sewa bersama sang terkasih, Bong Jaehyun, seseorang di balik lengkung senyumnya kini.
Jaehyun adalah seorang angkasawan muda yang sedang lakukan penerbangan pertamanya. Sedangkan ia, Jibeom, anak terakhir keluarga Kim yang bekerja sebagai pengajar di sebuah sekolah seni. Mereka saling mengenal sejak masih berusia dua belas tahun dan mulai menjalin hubungan ketika menginjak masa menengah atas.
Awal mulanya memang tidak semanis drama romansa yang sering ibu Jaehyun tonton.
Gara-gara jiwa kompetitif Jibeom ketika melihat semua orang memperebutkan sang sahabat yang populer, membuatnya tidak mau kalah sampai berhasil menggenggam hati sang primadona.
Semasa itu, segala hal adalah permainan untuk Jibeom.
Dan hingga kini, permainan 'ayo luluhkan hati Bong Jaehyun' adalah kemenangan terbaik yang pernah ia raih.
Melewati semua suka duka bersama sejak itu, tak dapat dipungkiri terkadang pun lalui masa pertikaian yang tidak menyenangkan.
Sebagai contoh sederhana seperti saat menentukan kode pin untuk unit apartemen atau memilih film untuk malam menonton bersama. Ada pula ketika Jibeom mengusir Jaehyun dari kamar dan biarkan sang kekasih menghabiskan tiap malam dalam satu minggu penuh di sofa unit karena menjual boneka beruang kesayangan di sebuah pasar loak.
Jibeom bukan pribadi yang menunjukkan marah dengan mudah. Jika ia lakukan, maka kau harusnya tahu betapa 'kesayangan' nya boneka itu.
Masih ada banyak kisah lain tak terucap dan Jibeom tidak miliki rencana untuk berhenti terus menulis paragraf baru bersama Jaehyun.
Saat Jaehyun sampaikan soal penugasan pertama pada Jibeom, keduanya adakan perayaan kecil. Dan sekarang, setelah sekian lama menunggu, Jaehyun akan pulang pada Jibeom.
Bong Jaehyun-nya yang ia rindukan.
Tentu saja Jibeom ingin jadikan ini istimewa. Hal pertama yang harus ia lakukan adalah bersih-bersih. Unit mereka sungguh sebuah kekacauan selama Jaehyun tidak ada. Memungut potongan-potongan pakaian berserak, menata ulang isi rak buku dan perabotan, menyingkirkan sarang laba-laba di langit-langit unit, hingga menyapu dan mengepel.
Tidak, Jibeom bukan seorang yang malas, ia hanya terbiasa menunda. Dan tentu saja bersih-bersih bukan salah satu dari kegiatan kesukaannya.
Singkatnya, Jibeom suka bersih, namun tidak bersih-bersih.
Selain membersihkan unit, Jibeom juga berniat siapkan banyak makanan kesukaan Jaehyun. Selama bertugas, pemuda tunggal Bong tidak dapat memakan masakannya. Meski kemampuan memasak Jibeom biasa-biasa saja, tetapi Jaehyun bilang ia sangat suka. Jibeom bahkan sempatkan diri untuk membeli bahan-bahan yang ia butuhkan sebelum menuju gedung apartemen.
Alami beberapa kesulitan, Jibeom tetap berusaha selesaikan untuk Jaehyun. Senyum bangga ia cetak di wajah, seisi dunia pun dapat katakan betapa bahagianya lelaki pemilik lesung itu.
Ah, Jibeom jadi semakin tidak sabar untuk segera memeluk Jaehyun.
Mengingat tentang peluk, Jibeom disadarkan oleh tubuhnya yang masih berbalut pakaian kerja, terburu membersihkan diri seusai menata hasil masakannya di meja.
Untuk hari istimewa ini, tentunya Jibeom ingin beri sambutan terbaik untuk sang kekasih. Ia memilih kenakan piyama serasi yang Jaehyun hadiahkan di hari jadi mereka dan surai halus gelapnya ia tata rapi menutup dahi.
Ia bahkan sangat bersemangat sampai-sampai terlupa akan lelah sepulang bekerja.
Pukul delapan malam, tinggal sebentar lagi!
Seraya menunggu, Jibeom memutuskan untuk temani bosan dengan menonton televisi. Terus menonton hingga tidak ingat sejak kapan ia kehilangan kesadaran, temukan diri terbangun dari lelap di hadapan televisi yang menyala.
Punggung tangannya mengusap pelan kedua mata, mengusir rasa kantuk, sedangkan tangan lainnya meraih ponsel yang masih tersambung ke pengisi daya. Menemukan jam yang telah tunjukkan pukul dua dini hari dan banyak panggilan tidak terjawab dari Choi Bomin, sahabat juga rekan kerja Jaehyun.
Jarinya mengetuk nomor tersebut, memanggil kembali. Butuh waktu hingga panggilan diterima.
"Halo, kau baik saja, Hyung?"
Tidak berniat menjawab, Jibeom hanya biarkan pertanyaan dari sebrang tergantung.
Ia menarik kedua kaki ke atas sofa. Garis lelah pada wajahnya sangat kentara dari beberapa jam lalu.
"Kau ingin aku ke sana?"
Rasa akrab terhadap kejadian yang ia alami saat ini menganggunya.
"Jibeom Hyung?"
Rasa akrab akan hari yang terus ia ulang sejak tiga tahun lalu pada tanggal yang sama.
Pulang dengan bahagia, membersihkan unit, memasak banyak makanan, kenakan piyama kembar, tertidur di sofa ketika menonton televisi dan terbangun dengan banyak panggilan tidak terjawab.
Suara Bomin ketika itu bergetar, mengulang kata maaf kemudian sampaikan bahwa pesawat angkasa yang harusnya kembali hari itu mengalami kecelakaan dan hancur di atmosfer tanpa menyisakan apapun.
Setelahnya, semua selalu terasa akrab di hari yang sama tiap tahun.
Ia telah bersama Jaehyun untuk waktu yang lama dan akan terus begitu.
Menunggu bukan suatu masalah untuknya.
"Aku ke sana sekarang,"
Setidaknya kali ini ia tidak berlari sendirian dengan sandal rumah dan tanpa mantel hangat menuju tempat Jaehyun bekerja pada dini hari seperti tiga tahun lalu.
끝.
Aku harap ini tidak membosankan karena hanya Bomin yang miliki dialog, itupun sangat sedikit t___t akhir-akhir ini aku sedang suka sekali mendengar lagu when we were us (beautiful days) oleh Lovelyz, akhirnya aku tuliskan bersama dengan plot yang sudah lama aku buat tapi tidak kunjung diketik hehe.
Seperti rencana awal, aku ingin ceritanya berfokus pada kisah Jaehyun dan Jibeom, menunjukkan betapa berbekasnya hari bersama Jaehyun dan juga hari 'itu' bagi Jibeom :)
💌 with a million love, joozchan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pai Apel : Mostly Bongbeom lol
FanfictionTidak kah ia pernah katakan? Toko roti selalu punya apa yang kau butuhkan. Kim Jibeom of Golden Child oneshot complication (mostly with Bong Jaehyun). Please don't take this on serious way honey bun :d 💌 with a bunch of love, joozchan.