🔍. 380 kata.
ㅡ
Terhitung lebih dari sepuluh kali telapak yang lebih muda menyentuh pucuk kepala siang ini. Jaehyun telah menyadari sang teman satu asrama merasa tak nyaman akan sesuatu sejak beberapa hari lalu.
Siang itu Jibeom melakukan pemutihan pada rambut yang sudah lama tak tersentuh pewarna. Sebenarnya pemuda Kim meminta Jaehyun untuk temani sebelumnya, namun ia tidak dapat lakukan karena jadwal lain yang berada di waktu yang sama.
Beberapa kali Jibeom menanyakan bagaimana rambutnya menurut Jaehyun. Pemuda kelahiran 3 februari itu juga kerap menaruh kepala pada bahunya tiap miliki kesempatan.
Jaehyun tak menaruh banyak perhatian untuk itu, berpikir Kim hanya lelah atau butuh istirahat dari padatnya jadwal grup. Tidak mendapat respon baik darinya, Jibeom selalu berakhir memainkan surai pirangnya sendiri.
Hingga malam ini ketika ia mengundang pemuda berlesung untuk makan bersama di rumahnya.
"Kau menikmati makan malamnya?"
Angguk tanpa ragu menyambut pertanyaan, "Masakan ibu mu selalu luar biasa,"
Senyum pemuda tunggal Bong melebar, jemarinya sibuk memainkan bulu milik sang anjing peliharaan di pangkuan.
Ia sadari Jibeom hanya duduk memperhatikan, enggan ikut bermain karena hubungan suka tidak sukanya dengan sang peliharaan. Sampai akhirnya merendahkan kepala, mendekati tangannya. Kemudian menengadah, iris pekatnya menatap tepat pada milik Jaehyun.
Perlahan telapaknya berpindah ke surai pemuda Kim, menyentuh perlahan seakan kulit kepala Jibeom adalah sesuatu yang berharga dan sangat rapuh.
"Kulit kepalaku memiliki luka?"
"Apa terasa sakit?" Jemarinya mengusap lembut surai halus Jibeom, "Maaf aku tidak menemanimu hari itu dan jarang lakukan ini padamu,"
"Hanya sedikit tidak nyaman,"
"Tolong jangan lakukan pemutihan lagi," Sesekali ia rapikan helai rambut.
Ada sedikit hening sebelum yang lebih muda kembali menyahut, "kau tidak lakukan ini ketika aku tidak lakukan pemutihan pada rambut,"
"Maaf," Gumamnya pelan. "aku akan tetap lakukan meski kau menjaga kesehatan rambutmu,"
"Aku menyukainya,"
Orang-orang mengenal Jibeom sebagai seorang yang dewasa, kian sering mengambil peran 'kakak' dan terbiasa mengalah.
Terkadang yang lebih muda tunjukkan laku mengemaskan padanya di beberapa waktu tanpa disadari. Mengharapkan sikap lembut dari yang lebih tua.
Jemari Jaehyun terus mengusap berhati kepala Jibeom, perlakukannya seperti seseorang menyentuh seorang bayi.
Memberinya nyaman yang ia butuhkan.
ㅡ
Ini benar-benar singkat dan tidak jelas t___t idenya didapat dari Jibeom yang meminta Jaehyun memeriksa rambutnya di fansign terbaru. Sudah lama ingin tulis ini, tapi selalu mundur. Akhirnya aku memaksakan diri untuk kurangi draft hehe :'D
KAMU SEDANG MEMBACA
Pai Apel : Mostly Bongbeom lol
FanficTidak kah ia pernah katakan? Toko roti selalu punya apa yang kau butuhkan. Kim Jibeom of Golden Child oneshot complication (mostly with Bong Jaehyun). Please don't take this on serious way honey bun :d 💌 with a bunch of love, joozchan.