To Do List

25 5 2
                                    

🔍. 943 words.



Jibeom memandang secarik catatan yang ia buat bersumber dari internet sekali lagi sebelum berjalan membawa makan siangnya mendekati meja sang pujaan hati setelah merapikan poni yang menutup mata. Berpenampilan terbaik, mengikuti poin terpenting dari catatan pada kertas.

"Hai, boleh aku duduk di sini?"

"Jibeom? Tentu, duduk lah!" Sapaan ramah menyambut Jibeom.

Jeong Yunho, pria tinggi bersurai cokelat. dikenal sebagai seseorang yang mudah bergaul, menjadikannya cukup populer sejak semasa sekolah. Pria yang berhasil memorakporandakan hati Jibeom, sang pribadi kelewat tenang.

"Kau makan sendirian?" Ia menyodorkan tanya, merasa asing akan Yunho yang tidak bersama banyak orang.

Sebuah angguk membenarkan, "Aku sedang merasa ingin sendiri,"

"Apa aku mengganggumu?" Cemas mulai muncul di pikiran.

Yang lebih tinggi tertawa ringan, "Tidak sama sekali,"

"Kau merasa nyaman?"

Baiklah, mungkin yang satu itu sedikit kelewat batas.

"Aku merasa nyaman," Yunho berucap seakan ia benar tidak terusik. "bagaimana denganmu?"

Oh! Ia juga telah membaca bagaimana hadapi situasi ini di internet.

"Aku bisa makan menu yang sama setiap hari dan tetap merasa nyaman menikmatinya bersamamu,"

Yunho membentuk kurva lembut di bibir, menanggapi kalimat manis murahan lawan bicara dengan baik.

Beberapa kali pemuda Kim menaruh potongan daging miliknya ke atas nasi milik Yunho. Sang teman makan tidak tunjukkan sikap menolak dan memakan setiap potongan dengan senang hati. Sebabkan senyum lebar hiasi bibir tipis Jibeom.

Berminggu telah lalu, kini Jibeom terbiasa menghabiskan jam makan siang bersama Yunho.

Tidak ingin hanya menetap pada fase ini, ia memutuskan untuk memberi Yunho sebuah jam tangan yang beberapa laman internet sarankan sebagai hadiah ulang tahun.

Ia bahagia sekali. Senyum lembut Yunho ketika menerima hadiah darinya terus membayang. Kebahagiaannya semakin membuncah ketika ia melihat pemuda Jeong selalu mengenakan jam tersebut ketika bekerja.

Terkadang ketika Yunho bertugas hingga larut malam, Jibeom akan menunggu dan mengantarnya pulang dengan aman.

Tidak hanya sampai di situ, Jibeom juga mengajak Yunho ke suatu tempat dan menghabiskan waktu bersama di luar jam kerja.

"Maksudmu kencan?"

Mata bulat Jibeom berkedip beberapa kali. Ia bertanya pada Yunho apakah ia memiliki jadwal pada akhir pekan dan ingin pergi keluar bersama. Internet tidak menyebutkannya sebagai kencan.

Bibirnya bergumam, lebih seperti bicara pada diri sendiri, "Kau menginginkan kencan?"

Yunho tidak menahan senyum ketika Jibeom tunjukkan sikap bingung dan menganggap sang rekan kerja adalah seorang yang manis. "Aku menginginkannya,"

Butuh waktu sekitar tiga jam bagi Jibeom untuk bersiap. Pertama kalinya mengikuti saran berpakaian dari beberapa teman, pun telah berlatih untuk apa yang akan ia lakukan dan katakan nanti.

Ayun tungkai ia percepat saat pandangan menangkap teman kencan telah menunggu.

"Maaf, terima kasih sudah menunggu,"

"Aku juga baru saja sampai," Senyum kembali diukir, "jadi, apa rencanamu untuk hari ini?"

"Oh? Oh... hanya berjalan-jalan di taman kota," Mengulum bibir sebelum berucap, tunjukkan takut akan reaksi dari lawan bicara.

Namun tidak. Yunho tidak menolak sama sekali. Ia langsung menyetujuinya.

Tidak banyak yang sesungguhnya mereka lakukan. Benar-benar hanya berjalan bersama di taman kota dan sesekali berhenti untuk beristirahat atau sekadar membeli beberapa makanan ringan sederhana. Sama halnya seperti perbincangan yang didominasi suara gesekan daun dan pembicaraan samar dari pengunjung lain.

Apa Jibeom memberi kesan buruk pada kencan pertama?

Ah benar, ia jadi ingat akan kertas catatannya.

Menyimpan kembali kertas kecil kusam itu ke saku pakaian, sedang tangannya yang lain meraih pelan jemari pemuda Jeong. Perbedaan ukuran membuat keduanya tersemat dengan mudah. Diikuti senyum lembut yang ia terima sebagai balasan.

"Ingin kendarai sepeda?" Tawar Yunho memecah sunyi.

Pipi tembam Jibeom melebar akibat senyum, "Kau suka mengendarai sepeda?"

"Sedang ingin saja,"

Bahagia yang dirasa semakin meletup. Ia tidak tahu akan lakukan hal kesukaan bersama pujaan hati secepat ini.

Tiap laku pemuda yang lebih tinggi selalu dapat pertahankan ukir manis pada bibir Jibeom. Pun tidak berbeda dengan sang teman kencan.

Ketika Yunho temukan gemas pada Jibeom begitu sang Kim mengenalkan diri sebagai pegawai baru di perusahaan, mengetahui segelintir teman akrab Jibeom dapat katakan perasaan yang si pemilik lesung simpan untuk salah satu rekan kerja dengan mudah meski sendirinya pun sulit memahami isi hati.

Tidak menaruh masalah untuk memisahkan diri dari teman-teman ketika makan siang agar Jibeom merasa lebih percaya diri untuk datang dan bicara padanya.

Menerima sederet kalimat rayuan menggelikan yang terus Jibeom lontarkan setelah menghafalnya sepanjang malam.

Terus memakan potongan daging yang Jibeom sodorkan meski perutnya terasa penuh.

Mengenakan jam tangan pemberian Jibeom yang ia dapat di hari ulang tahunnya meski tak pernah temukan nyaman gunakan sesuatu pada pergelangan.

Tinggalkan kendaraan roda empatnya di ruang parkir gedung perusahaan tiap kali Jibeom menunggu untuk mengantarnya pulang, walau ketika itu mengharuskan ia juga mengantar sang rekan kerja diam-diam karena hari terlalu larut.

Mengendarai sepeda di taman meski tidak berpikir bahwa melakukannya adalah sesuatu yang menyenangkan, namun Jibeom berpikir begitu.

Ia menyukai tiap perbedaannya dan Jibeom. Mulai dari perbedaan tinggi badan yang mudahkan ia mengusap pucuk kepala hingga betapa sulit Jibeom membuka diri kepada orang lain yang berbanding terbalik dengannya. Tiap perbedaan itu, tak pernah dirasa membebani.

Yunho telah membantu Jibeom memenuhi setiap hal pada 'daftar yang harus dilakukan agar mendapatkan hati seseorang' buatannya yang bersumber dari berbagai laman internet dan ia tak merasa akan berhenti untuk lakukan lebih.



Akhirnya aku bisa balik lagi setelah sekian bulan purnama! Terima kasih banyak-banyak untuk siapa pun yang masih membaca ini, aku pikir tidak akan ada yang beri perhatian lagi karena aku memilih sub!Jibeom ^___^"

Seseorang meminta Yunho (ateez) x Jibeom, dan aku pikir pasangan ini akan sangat manis. Yunho adalah pribadi yang mudah diterima dan penuh perhatian, cocok sekali dengan seseorang yang sulit dibaca maupun membaca diri sendiri seperti Jibeom.

Akan selalu ada yang dapat membuat kita merasa cukup dan dicintai. Seperti Jibeom yang membutuhkan daftar dari internet hanya untuk ungkapkan isi hati, akan selalu ada Yunho yang membantu penuhi kekurangannya.

Pai Apel : Mostly Bongbeom lolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang