🔍. 870 words.
ㅡ
Keduanya berhadap, saling menaruh atensi penuh, atau mungkin hanya salah satu. Malam semakin larut namun tekanan yang menyesakkan belum berkurang dari selang sesaat lalu.
Sepasang mata jernih memerah berlapis cairan layak kaca. Rasa nyeri pada perasaannya yang terluka seperti nyata, menyengat seluruh tubuh dengan cepat, menyebabkan beku juga kaku. Wajahnya mengukir lelah, mengingat jam kerja yang memakan dua per tiga dari hari.
Jibeom benci situasi ini.
Jibeom benci ketika emosinya meledak.
Jibeom benci ketika harus menerima kenyataan bahwa seperti inilah Jaehyun.
Ekspresi acuh, tidak menaruh pusing. Menyimpan tangan pada kedua sisi tubuh, berkacak pinggang, kemudian berucap seakan ini sepele.
Selalu temukan dirinya tak dapat berkutik, kumpulkan emosi yang mengisi unit dan kembali masuki alur sebagaimana hubungan berjalan.
Lalu jika ia lelah?
Haruskah Jibeom mengatakannya?
Menutur kata itu.
"Ayo putus,"
Apakah ini artinya Jibeom menyerah?
Sang lawan bicara terkekeh seakan yang laki-laki Kim katakan adalah sebuah lelucon.
"Ya ampun, lucunya pacarku ini," jemarinya meraih pipi tembam Jibeom, menunjukkan sikap gemas. "kau hanya lelah, ayo istirahat,"
Manik yang lebih muda menatap diam Jaehyun. Harusnya Jaehyun tahu Jibeom tidak bercanda. Harusnya Jaehyun tahu Jibeom memang lelah, terlalu lelah hingga tak lagi mampu beristirahat.
"Aku ingin putus. Ah, tidak. Kita putus,"
Wajah si sulung Bong memasam, "Apa kali ini? Ayolah, Beom-ie, jangan kekanakan. Apa yang salah?"
"Hubungan kita," menjawab dengan cepat, "kau bahkan tidak tahu apa yang salah, kau pikir itu baik saja?"
"Kau marah karena aku makan potongan terakhir dagingnya, kan? Yang benar saja!"
"Aku sangat marah! Kau bahkan tidak mencintaiku!"
"Aku mencintaimu!" Jaehyun alihkan pandangan, sadar suaranya akan mengganggu penghuni sekitar unit mereka. "Ayo kita bicarakan dulu, ya? Kau ingin ini selesai hanya karena sepotong daging?"
Jibeom merapatkan kelopak mata akibat bentakan lelaki Bong, hela napas panjang ia lepas. "Baik. Ayo bertemu lagi saat kau tahu apa yang salah. Lalu kita akan putus setelah itu,"
Seperti keputusan yang Jibeom buat, keduanya tak lakukan pertemuan seperti biasa selama beberapa hari.
Ada saat dimana Jaehyun memborbardir yang lebih muda dengan puluhan panggilan dan pesan. Jibeom berusaha tak hirau, seperti yang Jaehyun lakukan semasa menjalin hubungan. Yang lebih tua selalu miliki posisi direktur utama di perusahaan untuk jadi alasan, membuat Jibeom mau tak mau harus terima.
Ia menemui Lee Daeyeol, senior semasa sekolah menengah. Dibanding Jibeom sendiri, Daeyeol jauh lebih mengerti siapa dirinya.
Jibeom telah lama tinggal jauh dari kedua orang tuanya dan Daeyeol lah yang temani.
Layak rumah, Lee Daeyeol adalah tempat Jibeom pulang.
Ia istirahatkan kepala di telapak lebar lelaki Lee, menerima nyaman dari usapan pada surai pekat.
"Kau ingin membicarakannya?"
Memilih diam sebentar, Jibeom menjawab, "Dia tidak mencintaiku,"
"Kalian telah bertengkar ribuan kali, tetapi apa yang membuatmu ingin akhiri di pertengkaran ini?"
"Kami telah bertengkar ribuan kali, tetapi aku menyadarinya di pertengkaran ini," ucap Jibeom, kira-kira begitu yang ia pikirkan. "Aku telah menonton puluhan drama dimana sang pasangan selalu kasar, namun tokoh utama tak pernah membenci sang pasangan. Aku sangat kesal. Rasanya seperti ingin berteriak di depan wajah agar ia sadar diri,"
Daeyeol mendengar dengan baik, biarkan yang lebih muda selesaikan ucapan.
"Aku tidak pernah mengerti mengapa mereka menjalin hubungan yang buruk dan bermanis seperti pasangan pada umumnya di lain waktu. Itu... menyedihkan,"
Dapat Daeyeol lihat lapisan kaca pada netra jernih di hadapnya semakin tebal, sekali kedip dan pipi dingin Jibeom akan basah.
"Aku berjanji pada diriku untuk tidak miliki hubungan putus asa dan menyedihkan seperti itu. Aku berjanji pada diriku untuk pertahankan hubunganku dan Jaehyun agar tak menjadi seperti itu," manik Jibeom menatap sang lawan bicara, "apa aku putus asa dan menyedihkan, Daeyeol hyung?"
Gelengan kepala ia terima. "Kau akhiri hubungan buruk. Kau tidak putus asa ataupun menyedihkan sama sekali,"
Benar.
Ia tak putus asa dan bebas hubungan menyedihkan.
Jika ia cukup kuat.
Disinilah Jibeom berada. Kembali pada keadaan sebenarnya di unit yang ia dan Jaehyun sewa bersama sejak resmi menjadi pasangan.
Bong Jaehyun bisa memarahinya ketika lelah dengan pekerjaan, menghukumnya tanpa ampun ketika menang dalam taruhan, memintanya berjalan di sisi luar trotoar, meninggalkannya sendiri di mobil tanpa membukakan pintu, membiarkannya mendapat bagian payung lebih sedikit ketika hujan, memaksanya berhubungan tubuh sepulang ia berkerja seharian dan bahkan memakan potongan terakhir makanan kesukaannya.
Bong Jaehyun bisa lakukan semua itu dan tetap miliki Kim Jibeom.
Kakinya menapak pelan mendekati Jaehyun, melingkarkan lengan pada tubuh yang lebih tua. Sembari kumpulkan emosi yang mengisi unit dan kembali masuki alur sebagaimana hubungan berjalan.
Senderkan kepala ke bahu kokoh lelaki Bong, "Maaf. Aku hanya lelah. Maafkan aku,"
Ia sadari betapa buruknya Jaehyun, dirinya pun tak lebih baik. Kesepian yang ia eluh setiap saat telah sang pasangan tutupi. Kini ia masih dan terus tepati janji.
Seperti skenario tokoh utama sebuah drama, Jibeom putus asa dan menjalin hubungan menyedihkan.
Sayang sekali.
Jibeom tidak cukup kuat.
끝.
Akhirnya aku bisa menonton the effect of a finger flick on a break up (meskipun ilegal karena aku tidak dapat temukan yang legal t___t) setelah sekian lama mencari kemana-mana.
Dramanya miliki akhir bahagia, tetapi akhir putus asa terdengar lebih cocok untuk Jibeom... huhu maafkan aku, aku sayang Jibeom :'D
Seharusnya pesan dalam kisah sudah tergambar jelas. Aku mohon jauhi diri kalian dari hubungan semacam ini, you deserve so much better!
Apalagi sifat sang egois... benar-benar tidak sehat :)
💌. With a million of love, joozchan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pai Apel : Mostly Bongbeom lol
FanficTidak kah ia pernah katakan? Toko roti selalu punya apa yang kau butuhkan. Kim Jibeom of Golden Child oneshot complication (mostly with Bong Jaehyun). Please don't take this on serious way honey bun :d 💌 with a bunch of love, joozchan.