Awal Mula

3.8K 384 11
                                        

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni berasal dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis, dan jika ada kesamaan nama atau tokoh yang dipakai, itu adalah sebuah kebetulan. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan berasal dari Pinterest. Be wise and don't put a hate into the character.

Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!

Don't forget to VoMentHappy Reading!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Flashback masa-masa magang Lili~

"Hah? Serius mas?" Lili menatap Jake dengan wajah yang masih tidak percaya.

"Iya. Kalo kamu mau, nanti setiap ada event kita panggil kamu untuk bantu-bantu. Ya gimana kerja freelance aja gitu." Lili tampak berpikir dengan alis yang menyatu ditengah dahi. Bukannya jual mahal, tapi setelah masa magang ini dia seharusnya sudah mulai menggarap skripsi dan pasti waktunya akan tersita banyak.

"Terus jobdesc saya apa mas?"

"Ngga ada. Kerjain apa aja yang bisa kamu kerjain nanti." Lili menggaruk kepalanya bingung.

"Kalo ngga ada yang bisa dikerjain?"

"Ya ngga usah ngapa-ngapain." Enteng sekali Jake ngomong. Pikir Lili. Jarang-jarang ada pengusaha yang mau rekrut pekerja tapi sesantai ini.

"Kok kamu kayak bingung gitu?"

"Hmmm iya bingung mas. Jadi nanti kalau memang ngga ada yang perlu di kerjain, aku ngga perlu ikut partisipasi di event nya, gitu kan mas?"

"Ya ikut aja gapapa." Hah ? Lili semakin mengerut bingung. Jadinya dia dipekerjakan atau gimana sih? Kok ngga perlu kerja tapi---

"Tetep di gaji kok. Itung itung kamu belajar sambil dapat penghasilan."

Setelah berpikir sejenak ia menjawab. "Kayaknya aku ngga---"

"Saya ngga terima penolakan." saat Jake merasa Lili akan menolak tawarannya, ia buru-buru memotong. "Besok ada meeting untuk acara seminar nasional. Kamu dateng besok jam 10 ya. Ngga ada kuliah kan hari minggu ?"

Saat Lili akan kembali berbicara, Jake buru-buru bangkit dari duduknya sambil melihat jam yang ada di pergelangan tangannya.

"Jangan telat. Besok jam 10 pagi di kantor." Kemudian Jake berlalu meninggalkan Lili yang masih terduduk di salah satu meja cafe tempat mereka bertemu.

Dalam perjalanannya ke parkiran, Jake menghela nafasnya sambil sesekali mengelus dadanya yang masih berdegup cepat. Ia hampir di tolak dan itu membuatnya sedikit kesal.
"Dia bakal dateng kan besok?" gumamnya sambil memasuki mobil. "Harus! Lili harus dateng." lirihnya sambil membawa mobilnya keluar area cafe.

" lirihnya sambil membawa mobilnya keluar area cafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love LanguageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang