Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni berasal dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis, dan jika ada kesamaan nama atau tokoh yang dipakai, itu adalah sebuah kebetulan dan tidak ada unsur kesengajaan. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan berasal dari Pinterest. Be wise and don't put a hate into the character.
Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!Jake memasuki kamar dan menutup pintunya dengan perlahan. Ia berusaha meminimalisir segala sesuatu yang bisa membuat wanita cantik yang masih bergelung di dalam selimut putih tebal milik mereka terganggu. Ia merapatkan kembali gorden kamar mereka agar tak ada setitik pun cahaya yang bisa mengganggu tidur sang istri.
Ia kemudian berdiri dengan tangan bersedekap di depan dada sambil tersenyum lembut memperhatikan wajah istrinya yang terlihat sangat lelap tertidur. Pagi itu, jam masih menunjukkan pukul 6.30 dan Jake sudah selesai membuat sarapan untuknya dan Lili. Ah rasanya Jake akan menangis lagi jika mengingat bahwa beberapa waktu belakangan ini, Lili menjadi lebih sering cepat lelah dan sulit makan.
Jake dengan perlahan mendudukkan dirinya di pinggir ranjang sambil terus mengamati wajah sang istri yang beberapa kali terlihat mengerut gemas. Tangannya dengan lembut menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik istrinya, kemudian memutuskan untuk kembali berbaring sambil menunggu istrinya bangun. Dengan gerakan hati-hati, ia membawa tubuh sang istri perlahan kedalam pelukannya. Daripada membangunkan sang istri untuk sarapan, ia berpikir untuk memanaskan sarapan mereka saja setelah Lili bangun saja.
Tak terasa, Jake ikut tertidur setelah beberapa saat setelah mendekap tubuh hangat milik sang istri. Suasana sejuk yang berasal dari air conditioner membuat mereka terbuai terlalu nyaman.
Lili mengerjapkan matanya saat merasa tubuhnya terasa hangat karena didekapnya erat oleh sosok yang telah mengisi hari-harinya selama hampir satu tahun usia pernikahan mereka. Ia melirik ke jam dinding yang tergantung di atas televisi, jam 8.15 pagi. Keningnya mengernyit saat menyadari kondisi kamarnya yang masih gelap gulita. Bahkan tak ada satu titik sinar pun yang masuk melalui celah gorden. Pantas saja ia bangun lebih siang dari biasanya.
Pergerakan Lili yang meregangkan badannya membuat Jake ikut membuka mata. Ia kemudian tersenyum lebar saat melihat sang istri yang kini telah menatapnya sambil tersenyum rekah.
"Morning sayang." Jake memberikan kecupan pada bibir plum milik istrinya.
"Morning Mas. Bangun jam berapa tadi?" tanya Lili sambil menyisir rambut Jake dengan jari-jarinya. Ia juga mengusap sudut-sudut mata Jake untuk meghilangkan kotoran yang ada.
"Hmmm jam setengah 6 kayaknya. Aku ngga ngeh." Jake kemudian menyibak selimut yang menyelimuti tubuh istrinya. Kemudian ia merosot turun ke arah perut Lili untuk membuka kaus oversize yang dipakai sang istri agar kepalanya bisa masuk. Lili terkekeh saat dengan brutal, Jake membubuhkan banyak kecupan di perutnya yang sudah mulai membuncit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Language
Fiksi PenggemarJake si 49% phisical touch pacaran sama Lilian si act of service Enjoy fellas !