Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni berasal dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemerandisesuaikan dengan kebutuhan penulis, dan jika ada kesamaan nama atau tokoh yang dipakai, itu adalah sebuah kebetulan dan tidak ada unsur kesengajaan. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan berasal dari Pinterest. Be wise and don't put a hate into the character.
Don't forget to VoMent Happy Reading!!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bandung akan selalu menjadi tempat pulang ternyaman untuk Lili. Kota dimana hampir seluruh usianya dihabiskan dan juga menjadi tempat dimana keluarganya tinggal. Dengan membawa segala rasa lelah dan rindu yang ia tahan selama berada jauh dari rumah, Lili kembali pulang.
Ada tiga hal yang sangat Lili sukai dari Bandung. Pertama, harum nasi goreng yang selalu menyapa hidungnya setiap bangun tidur. Ibu adalah malaikat paling indah dan juga pengertian bagi Lili. Setiap pulang, ibunya tidak akan melewatkan nasi goreng mentega kesukaan sang putri sebagai menu sarapan.
Biasanya dibanding dengan suara alarm, Lili akan lebih cepat bangun karena aroma nasi goreng yang memang selalu menguar masuk ke dalam kamarnya yang berada di lantai satu. Tak jauh dari dapur.
Hal kedua yang selalu Lili sukai dari Bandung adalah suara ramai dari halaman belakang rumahnya yang akan selalu terdengar sepanjang pagi. Semenjak keponakannya lahir ke dunia 3 tahun lalu, pagi Lili tak pernah sepi. Setiap berada di rumah, suara ramai sang keponakan akan selalu menjadi melodi indah yang menghiasi paginya.
Kini Lili baru saja keluar dari kamar mandi setelah membasuh wajahnya. Setiap pulang ke Bandung, jangan harap Lili akan bangun pagi seperti biasanya ia berada di Jakarta. Kalau di Jakarta, Lili dituntut harus bangun pagi karena ada seseorang yang selalu menunggu sarapan buatannya. Tapi kalau di Bandung, tak akan ada yang harus Lili khawatirkan dan bisa selalu bangun siang.
Saat sedang mengoleskan pelembab pada wajahnya, suara nyaring sang keponakan pun terdengar. Membuat senyum manis tersungging di wajah segar Lili.
"Ate Liliiiiiii banunnnn, ayo belenanggg." Lili tersenyum saat mendengar suara nyaring Lulu, si keponakan kepo yang setiap Lili sedang di Jakarta selalu menelpon hanya untuk menanyakan apa yang ia makan hari itu. Anak dari kakak laki-lakinya itu terobsesi untuk menjadi semirip mungkin dengan sang tante.
Lili keluar dari kamar dan melihat sang kakak yang sedang duduk di meja makan. Pria dewasa awal itu bertelanjang dada sambil mengunyah roti dengan wajah yang masih terlihat sembab dan mata yang belum terbuka sempurna. Membuat mulut Lili gatal untuk mencela musuh bebuyutannya itu.
"Elap dulu Mas ilernya. Masih linglung gitu kok udah ngunyah aja. Belum cuci muka deh pasti. Jorokkk." Lili sengaja menyenggol Aji yang sedang anteng. Sengaja mencari gara-gara dengan sang abang yang sebenarnya ia rindukan.