Overthinking

2.5K 312 15
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni berasal dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis, dan jika ada kesamaan nama atau tokoh yang dipakai, itu adalah sebuah kebetulan dan tidak ada unsur kesengajaan. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan berasal dari Pinterest. Be wise and don't put a hate into the character.

Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!

Akhir tahun menjadi waktu yang sangat sibuk bagi Aksara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhir tahun menjadi waktu yang sangat sibuk bagi Aksara. Bahkan sejak awal tahun, permintaan untuk acara wedding, natal, seminar dan perayaan tahun baru melonjak sangat tinggi. Hal ini tentu sangat mempengaruhi suasana yang ada di Aksara yang isinya hanya orang-orang sibuk yang kurang istirahat.

Setiap hari, mustahil untuk tidak mendengar satu dua orang yang mengeluh karena klien yang lagi-lagi meminta revisi. Atau perdebatan tentang siapa yang harus memakai ruang meeting terlebih dahulu, yang selalu saja terjadi di masa-masa sibuk seperti ini.

"Gila. Ini meeting ke 3 gue hari ini. Abis batre lama-lama otak gue nih." Mina memijit-mijit keningnya sambil menyandarkan tubuhnya di kursi.

"Mata gue kering banget rasanya ngerjain konsep design acaranya pak Wisnu. Revisi terusssss, request-nya juga ada aja padahal acaranya tinggal 2 minggu lagi. Bayangin, insto gue minggu ini udah abis 2 botol anjir!!" Indah selaku anak divisi kreatif design pun menumpukkan kepalanya di atas meja.

"Weekend nanti pokoknya gue mau healing. Bodo amat sama pak Widodo yang terus-terusan bimbang sama konsep nikahan anaknya." gerutu Mina berkepanjangan.

Saat ini, mereka sedang berkumpul setelah meeting untuk membahas beberapa event yang akan dan sedang mereka kerjakan selesai beberapa waktu lalu. Terlihat ada 8 orang yang masih menempati ruang meeting termasuk Lili yang sejak tadi sibuk menyimak sambil mem-forward resume hasil meeting tadi pada Oci. Mereka masih enggan beranjak dan sibuk mengeluh sebelum harus kembali berkutat dengan deadline dan deadline.

"Sini aku bantu mba. Aku bisa bantu bikinin storyboard buat acaranya pak Wisnu atau pak Widodo." Lili yang duduk tepat di sebelah Indah pun menawarkan. Setelah tawaran yang seharusnya terdengar menarik dan menyegarkan dari Lili itu terlontar, ruangan sontak menjadi hening. Respon yang seharusnya diberikan malah terlihat sangat berbeda 180 derajat.

Indah yang tadinya menelungkupkan kepalanya di atas meja kemudian menegak dengan gerakan yang perlahan. Ia menatap beberapa wajah yang ada di sana termasuk Oci yang saat tatapan mereka bertemu, si manager fungsional itu terlihat menggelengkan kepalanya tipis dan membuat Indah tertawa canggung.

"Hah? Ngg... Ngga usah Li. Tim gue banyak kok, mereka pasti bisa handle. Gue ngeluh karna pusingnya aja, bukan karna kekurangan orang."

"Kalo mba Mina? Ada yang bisa aku bantu ngga? Bantu buat seleksi staff event juga bisa kok."

Love LanguageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang