IV - Cemas

66 12 1
                                    

Aku ingin melupakannya.

Tapi aku selalu mengingat rasa sakitnya.

Perasaan gelisah terus-terusan menyelimutiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perasaan gelisah terus-terusan menyelimutiku. Untung saja hari ini tidak ada jam mengajar. Kalau pun ada, aku akan meminta reschedule. Aku tidak mau menjadi bulan-bulanan di dalam kelas. Meskipun sekilas, saat di kantin tadi aku mengenal beberapa wajah mahasiswaku, menjadi saksi tindakan paling memalukan sepanjang hidupku.

Bukannya aku berburuk sangka, tapi tidak perlu dipertanyakan lagi, aku sangat mengenal kebiasaan para mahasiswa. Pasti mereka sedang membicarakan dosen jomblo tua yang luar biasa bodohnya. Ya, aku setuju kalau aku memang bodoh.

Sialan, Rinda. Jangan kembali ke dirimu yang dulu. Jangan.

Aku melihat jam tangan, ternyata masih ada waktu sampai jam kerjaku berakhir. Sebenarnya aku bisa pulang lebih cepat karena aku sudah mendapatkan kelonggaran jam kerja setelah menjadi dosen tetap di fakultas ini. Tapi tepat waktu adalah motoku.

Sambil membiarkan waktu terbuang sia-sia, aku membuka buku catatan dan memastikan kembali jadwal untuk esok hari. Aku tidak pernah meragukan ingatanku, namun memastikan jadwal kegiatanku dalam sehari terkadang bisa membuatku tenang. Semacam sebuah terapi agar aku bisa menata pikiran agar lebih fokus dalam menyelesaikan pekerjaan.

Kupastikan lagi catatan berisi jadwal yang isinya telah kuingat di dalam kepala. Setelahnya, aku merapikan meja, mencuci gelas kopi yang tadi pagi kuminum, dan mengecek jam tangan kembali.

Oke. Aku bisa pulang sekarang.

Masalah di kampus tidak boleh dibawa ikut bersamaku di rumah. Jadi aku memutuskan untuk meninggalkan fakultas melalui pintu belakang yang minim orang berlalu-lalang. Helaan napas penuh syukur melesat dari mulutku setelah berhasil masuk ke dalam mobil tanpa bertemu orang yang kukenal.

 Helaan napas penuh syukur melesat dari mulutku setelah berhasil masuk ke dalam mobil tanpa bertemu orang yang kukenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tidak mau membuat ibuku khawatir. Aku tidak ingin menambah beban kepada pundaknya yang semakin membungkuk akibat usia, maupun kenangan pahit yang terbenam selamanya di dalam pusat memorinya. Terutama yang berkaitan dengan 'hubungan antara laki-laki dan perempuan'.

Hipnosis KematianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang