Semua orang pasti mengetahui cerita putri salju, yang terkena kutukan. Ada begitu banyak versi, tetapi berakhir sama, yaitu putri akan tertidur setelah tertusuk duri atau jari telunjuknya terluka karena jarum. Apa pun itu tetaplah sebuah kutukan, putri akan tertidur dan hanya pangeran yang bisa membangunkannya.
Sungguh indah jika dilihat dari kisah awal sampai pertengahan. Nyatanya, baik itu dongeng maupun kehidupan nyata, tidak akan pernah lepas dari masalah dan penderitaan. Hewan saja sebelum menjadi kuat harus menghadapi seleksi alam dulu, yang kuat akan bertahan dan melanjutkan hidup. Sementara yang lemah akan punah dan berakhir.
Bibir Dawai masih mengukir senyuman, pertanda dia masih gadis kecil yang penuh bahagia dan apa adanya.
"Selamat pagi," sapanya mengecup pipi Miley dan saudaranya secara bergantian, membuat mereka merasa kembali pada saat semua masih baik-baik saja, tepatnya terlihat baik-baik saja. Kesabaran Dawai yang membuat keadaan tetap damai, meski sejak kelahiran Dawai, semua sudah berantakan.
"Makanan kesukaan Dawai, dan susu vanila yang paling istimewa untuk tuan putri," ucap Walton mencairkan suasana, chef kebanggaan Dawai, masakan pria itu tidak pernah gagal.
"Gak apa, bukan, kalau masih Dawai yang di sini?" tanyanya menatap Miley dan keempat saudaranya bergantian. Saga? Sejak kemarin Dawai belum bertemu saudaranya yang satu itu.
Saga begitu membencinya, bahkan sekedar menganggap Dawai saudarinya saja, pria itu tidak sudi.
Miley tersenyum lembut, mengusap rambut gadis itu.
"Dawai tetap putri kecil Mama. Dia pasti lagi capek banget makanya belum mau bangun 'kan?" Meski senang dengan kehadiran putri kecil yang penuh keceriaan, tidak bisa dipungkiri, Miley menginginkan putrinya kembali normal. Mau sampai kapan, Dawainya sakit?
Kini pandangan Dawai tertuju pada keempat saudaranya.
"Jangan khawatir, kamu tetap adik kami semua," sahut Rion membuka suara lebih dulu.
"Dia butuh banyak kasih sayang, tetapi selalu bersembunyi di balik sifat sok kuatnya. Untung dia punya aku dan Viola, jadi bisa menjaga dan melindungi dia. Mama sama Abang tenang aja, kalau dia udah bertemu pangeran, kami akan pergi, kok," urai Dawai tersenyum tulus. Senyuman yang mereka rindukan.
Ucapan gadis itu benar, dia lemah, tetapi berpura-pura kuat di hadapan mereka selama ini.
"Kamu yakin mau masuk sekolah hari ini?" tanya Alfy ke sekian kalinya, Dawai mengangguk yakin.
"Siapa yang bisa menduga, kalau ternyata pangeran ada di sekolah Dawai juga," sahut Dawai santai. Masalahnya, ingatan mereka berbeda, Dawai yang ada saat ini adalah gadis kecil berusia 10 tahun, bukan Dawai yang telah didewasakan oleh keadaan.
"Dawai udah minta tolong sama Kak Gwen kok. Mereka bisa menjaga Dawai ditambah dua kurcaci yang lainnya," tutur Dawai menenangkan. Meski masih dipenuhi rasa cemas, mereka harus menuruti keinginan Dawai, hanya bisa berharap Gwen bisa menjaganya dengan baik.
"Ayo jemput Kak Gwen," Dawai menarik tangan Alfy. Sama saja baik dia atau Dawai, tetap mendukung kedekatan kakak pertamanya dengan Gwen.
Alfy, putra tertua Allegra akan menjadi penerus perusahaan Allegra. Berbeda dari Alfy, Zayn memutuskan untuk mengambil posisi kepolisian. Sementara Rion, melanjutkan impian Miley menjadi seorang dokter dan terakhir, Walton memilih untuk menjadi chef di salah satu hotel ternama. Mereka benar-benar menjadi orang hebat, oleh didikan Miley, tanpa Allegra.
"Janji dulu sama Abang, kamu harus baik-baik saja," Alfy mengulurkan jari kelingkingnya. Bagaimana anak berusia 10 tahun akan mampu beradaptasi di senior high school, tingkatan yang begitu jauh dari usianya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Snow White - SELESAI
أدب المراهقينProses REVISI! ... "Shit, first kiss gue," protesnya menyentuh bibir salemnya. "Akhirnya bangun juga," Carion berucap lega. Berbeda dengan Rega yang masih menatap gadis itu tanpa ekspresi, Dawai justru sudah hampir meledak. Setelah dibuat pingsan...