Hari ini adalah hari pertama Evan dan Hana belajar bersama, rencananya mereka akan belajar setelah pulang sekolah nanti dan untuk tempatnya. Mereka masih bingung mau di mana.
Setelah suara bel pulang sekolah terdengar, Evan segera memasukkan semua bukunya yang ada di meja. Hal itu membuat teman sebangkunya bingung.
"Mau kemana lo?" tanya Ari dengan wajah bingung.
Matanya menatap ke arah Evan, kemudian beralih pada tangan pria itu yang masih setia memasukkan buku ke dalam tasnya.
Mendengar pertanyaan sahabatnya, Evan hanya melirik sekilas wajah Ari dan setelah semua buku masuk ke dalam tasnya. Pria itu langsung beranjak pergi keluar kelas tanpa menjawab pertanyaan Ari.
Dengan langkah panjangnya, Evan pun sampai di depan kelas Hana dengan cepat. Pria itu bahkan sempat melihat Hana yang masih membereskan buku-bukunya dari luar kelas.
Tak butuh waktu lama, Hana pun keluar dari kelasnya. Wanita itu kemudian terkejut saat menemukan Evan yang sudah menunggunya entah sejak kapan.
"Loh, kok lo sudah di sini?" tanya Hana dengan dahi mengkerut.
"Hehe, iya. Tadi pas bel bunyi gue langsung ke sini."
"Oh gitu, ya udah. Mau belajar dimana kita?" tanya Hana sembari menatap ke arah Evan.
Pria itu hanya menaikkan bahunya dengan pelan seraya berkata "Terserah."
Evan juga bingung harus belajar di mana. Pria itu terbiasa belajar di ruang OSIS atau perpustakaan. Namun, dia tentu tidak mungkin mengajak Hana pergi ke ruang OSIS karena teman-teman OSISnya pasti akan meledeknya dan untuk perpustakaan, ruangan itu pasti sudah terkunci karena jam operasionalnya yang sama seperti jam sekolah.
"Ya sudah, ikut gue."
Hana menarik tangan kiri Evan dengan cukup kencang, hal itu membuat Evan seakan terseret. Namun, pria itu tidak mengeluh dan terus mengikuti kemana Hana membawanya.
Mereka berdua akhirnya sampai di sebuah Cafe yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah. Cafe kecil yang sebenarnya sering Evan lalui jika turun dan pulang sekolah. Namun baru kali ini, dia mendapatkan kesempatan untuk masuk ke dalam cafe itu.
"Kita mau belajar loh, bukannya mau ngeCafe," ucap Evan dengan wajah sedikit kesal.
"Iya gue tau, tapi lo liat sekeliling lo. Banyak yang lagi belajar kan."
Memang benar, nyaris semua pengunjung cafe tersebut tengah belajar. Ada yang tengah membaca buku, ada juga yang tengah menulis dan ada pula yang tengah mengetik sesuatu di laptopnya.
Cafe tersebut sangat sepi dan hanya ada suara lagu yang terdengar. Hal itu tentu dapat membuat orang-orang yang ada di dalamnya dapat berkonsentrasi penuh untuk belajar.
"Ya sudah kalau gitu," ucap Evan mengalah.
Pria itu juga tidak memiliki saran lain untuk tempat belajarnya dengan Hana sehingga mau tak mau dia mengikuti apa yang wanita itu inginkan. Toh, dia sudah membayar Evan. Maka, Evan harus menurut padanya.
"Duduk di situ aja yuk," ajak Hana sembari menarik tangan Evan.
Tujuan mereka adalah sebuah meja dengan dua kursi di hadapannya. Tentu tempat itu sangat cocok buat Hana dan Evan belajar, jauh dari pengunjung lain sehingga mereka tidak perlu takut orang lain dapat mendengar perbincangan mereka.
"Duduk gih, terus pesen. Ntar sambil nunggu pesenan kita datang, kita bisa langsung belajar," jelas Hana dengan semangat.
Keduanya pun duduk saling berdampingan dan tak lama kemudian seorang pelayan datang untuk menanyakan pesanan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Benefit (END)
Novela JuvenilKehidupan yang amat berbeda antara Evan dan Hana tentu membuat keduanya seperti langit dan bumi. Pertemuan singkat mereka di depan gerbang berhasil membuat keduanya terlibat perjanjian yang saling menguntungkan. Namun, karena sikap yang berbeda di a...