8. MENJEMPUT HAECHAN

354 41 2
                                    

"E-eh Mark?" Haechan keluar dari rumahnya bingung karena melihat mobil Mark yang terparkir begitu saja di pekarangan rumahnya dengan Mark yang masih berada di dalam mobil itu.

Perlahan, kaca pengemudi itu turun hingga memperlihatkan Mark yang bersandar sambil memegang setirnya.

"Ayo berangkat bersamaku," ujar Mark datar. Haechan hanya mengeryitkan dahinya bingung.

Mark pun turun dari mobilnya dan masuk ke dalam rumah Haechan.

"Eh? Hei apa yang akan kau lakukan?"

Mark menghampiri Johnny yang akan memasang sepatunya itu.

"Permisi, bolehkah aku berangkat bersama Haechan?" tanya Mark menunduk melihat Johnny. Johnny pun mendongak lalu berdiri dan merapikan jas nya.

"Tentu saja, pergilah. Jaga Haechan baik - baik." Johnny menepuk pundak Mark sambil tersenyum, tidak lupa ia menekankan kalimatnya yang terakhir. Mark tau itu, karena itu ia akan menjaga mangsanya itu agar tidak jatuh ke tangan vampir lain.

Mark pun kembali ke mobilnya bersama dengan Johnny dibelakang nya.

"Ayo kita berangkat," Mark berjalan dan mulai merangkul Haechan sambil tersenyum miring. Namun baru saja ia merangkul pria manis itu tiba - tiba saja tubuhnya terasa tersengat listrik yang membuatnya menarik tangannya secara kasar.

"Mark, kau baik - baik saja??" tanya Haechan khawatir. Mark pun hanya memejamkan matanya menahan rasa sakit yang masih menjulur lalu menggeleng.

"Lupakan, ayo kita pergi. Kau duduk di sampingku." Mark melenggang pergi dan masuk ke mobilnya duluan dan meninggalkan Haechan dalam keadaan kebingungan.

"Tapi...."

"Pergilah Haechan, aku sudah mengizinkannya. Jaga dirimu oke? Jika terjadi sesuatu segera hubungi aku." Johnny memeluk Haechan dengan penuh kasih sayang, dan itu membuat Haechan terasa terlindungi.

"Masuklah, jangan membuatnya menunggu." Haechan mengangguk dan mulai berlari kecil ke arah mobil Mark.

"Hyung, sebaiknya nanti saat dijalan kau harus berhati - hati, karena aku melihat salah satu vampir akan menghadang kita," ucap Jaemin memajukan badannya ke kursi pengemudi. Mark pun hanya bisa berdecak kesal, ada - ada saja.

Haechan pun masuk dan duduk disamping kursi pengemudi. Pantas saja Mark menyuruhnya duduk disebelahnya, karena di belakangnya ada orang yang sedang ber pacaran dan tentu ia tidak boleh mengganggu momen itu. Mark pun terkekeh kecil melihat isi pikiran Haechan.

"Kenapa? Jangan bilang kalau kau membaca pikiranku Mark!" ujar Haechan kesal lalu mengambil airpod dari kantung tasnya.

"Kenapa kau tiba - tiba ingin menjemputku?" tanya Haechan.

"Aa.. o.. oh itu.. aku semalam mempunyai firasat buruk tentangmu." Mark menggaruk tengkuknya sambil fokus pada jalan. Sedangkan Haechan hanya tersenyum tipis mengingat kejadian yang ia alami semalam. Ia berpikir jika saja orang ber hoodie itu (Jeno) tidak menyelamatkannya, entah apa yang akan terjadi dengannya. Berubah menjadi satu bangsa dengan mereka, atau mati kehabisan darah.

"MARK!" Haechan berteriak ketika ia melihat bayangan hitam melesat sangat cepat di depannya. Mark pun terkejut hingga ia menginjak rem dengan mendadak.

"Haechan ada apa?" tanya Mark. Sedangkan Haechan di tempatnya masih bernafas tersengal - sengal karena masih kaget. Mark pun menolehkan kepala nya ke belakang sedikit, Jaemin pun mengangguk pelan.

"Tunggulah," Mark keluar dari mobilnya.

"Ma...Mark! Kau mau kemana?!" tanya Haechan, ia takut, sangat takut sebenarnya. Bagaimana jika itu adalah orang yang menyerangnya semalam?

"Jangan khawatir Haechan, hyung tidak akan apa - apa," Jaemin tersenyum manis yang membuat Haechan agak tenang walaupun sebenarnya ia khawatir terhadap Mark.

***

"Kau?!" Ketika Mark membawa vampir itu agak jauh dari jalan dan kerumunan ia pun mulai membuka tudung vampir berjubah hitam itu.

"Wah, anak dari Jung hm?" Vampir itu tertawa bangga dengan memperlihatkan taringnya dan matanya yang memerah.

"Jangan pernah mendekati Haechan!" Tanpa basa - basi Mark langsung menghantam tubuh vampir itu hingga terdorong melayang ke belakang dengan lumayan jauh.

"Kenapa tidak? Bukankah ia mangsa? Ku rasa kita bisa berbagi," vampir itu bangkit setelah ia membuat bolong sebuah tembok gang.

"Tidak akan pernah ku biarkan hal itu terjadi Doyoung!" Keduanya bertarung sangat cepat dan itu terlihat sangat tak kasat mata. Bahkan adegan mereka saling memukul saja hampir tidak bisa dilihat, yang dilihat hanya bayangan yang bergerak saja.

Hingga akhirnya Mark berhasil mengunci gerakan Doyoung.

"Kenapa kau begitu marah seperti itu hah?" Bahkan disaat kematian nya pun Doyoung masih sempat meremehkan Mark.

"Karena ia hanya milikku! Dan takkan pernah ku biarkan vampir lain menyentuhnya apalagi menyakitinya!" Dengan cepat Mark langsung dan melemparkan satu batang korek api pada Doyoung. Setelah melihat kematian Doyoung ia pun langsung pergi bergegas menuju mobilnya.

"Tck, dasar pengulur waktu." Mark pun masuk dan mulai menjalankan mobilnya dengan mata yang menyalang. Waktu nya terbuang hanya untuk vampir itu. Sedangkan Haechan masih menatap Mark dengan sayu.

"M.. Mark.. apa itu tadi vampir?"

ckitt!

Satu kata yang keluar dari mulut Haechan berhasil membuat wajah Mark menggeram.

"Bukan, dia begal, dan aku sudah menghabisinya!" Mark kembali melajukan mobilnya.

"T.. tapi ia berlari sangat cepat! Bukankah vampir seperti itu?!"

"Haechan berhentilah membicarakan makhluk Eropa kuno itu!" Suara Mark meninggi yang membuat Haechan tersentak. Tidak hanya Haechan, Jeno dan Jaemin pun sama terkejutnya. Haechan langsung mengusap wajahnya kasar dan membuang pandangannya ke luar mobil.

Aku tau Haechan.. Aku tau apa yang kau takutkan, karena itulah aku ingin kau berhenti membahasnya -Mark

"Hyung tenanglah..." Jeno mengusap bahu Mark dari belakang agar kakaknya itu tenang. Setelah memarkirkan mobilnya di sekolah, Haechan langsung keluar dari mobil Mark tanpa sepatah kata pun. Jeno dan Jaemin juga ikut keluar tanpa menunggu Mark. Sedangkan pandangan Mark masih tidak beralih dari depan dengan mencengkram setirnya. Akhirnya ia pun ikut keluar dan terlihat Jeno dan Jaemin sedang bersender di depan mobilnya.

"Tolong absen kan aku di kelas. Aku ingin ke hutan untuk menenangkan diri," setelah berkata seperti Mark mulai memperhatikan sekitarnya untuk berjaga karena ia akan melesat, sedangkan Jeno dan Jaemin hanya mengangguk saja.





























.
.
.

TBC

.
.
.

Love Me Like You Do [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang