10. THE TRUTH

297 39 5
                                    

Haechan dan Mark kini tengah berada di taman kota. Dengan menggunakan jaket untuk menutupi seragam mereka.

"Mark, aku ingin es krim.."

"Dimana?"

Haechan menunjuk kecil pada sebuah kedai di seberang taman. Mark pun mengiyakan dan membuat Haechan lompat kegirangan.

"Mark apa kau juga mau?"

"Boleh,"

"Baiklah rasa apa?"

"Samakan saja dengan punyamu,"

"Baiklah, es krim vanilla 2 cup ya,"

Sembari menunggu, Haechan bersenandung kecil dan Mark mulai mengeluarkan uang dari saku celananya. Hingga tiba-tiba sebuah bola sepak melayang dengan sangat cepat hampir mengenai kepala belakang Haechan. Mark dengan gerakan yang sangat cepat langsung menangkap bola itu dengan satu tangan hingga menimbulkan suara yang cukup keras.

PAKK!

Haechan bahkan ikut terkejut ketika ia berbalik. Mark dengan santai menahan bola itu, hingga akhirnya jatuh karena bola itu kempes.

"Astaga Mark! Kau tidak apa-apa?!" tanya Haechan khawatir. Ia langsung meraih telapak tangan Mark.

Tidak merah?   –Haechan

Haechan pun mulai bertanya dengan hati-hati.

"Apa sakit Mark?"

Mark menggelengkan kepalanya santai seolah tidak ada apa-apa. Bahkan jika dilihat dari kecepatan bola itu, itu pasti sangat keras karena menimbulkan suara saat Mark menangkapnya.

Aneh, ini benar-benar aneh   –Haechan

Haechan tiba-tiba teringat ketika ia sedang menjelajahi internet saat ia hampir di mangsa oleh vampir baru itu—si Yangyang.

Bergerak cepat.

Tubuh pucat.

Kulit sekeras batu.

Alergi terhadap sinar matahari.

"Permisi dek, ini es krim nya," penjual itu membuyarkan lamunan Haechan. Haechan langsung menerima dua es krim itu dan Mark mulai membayarnya. Mereka kembali duduk di bangku taman dengan Haechan yang menunduk ke bawah karena sedang bergemul dengan pikirannya.

"Apakah Mark benar-benar seorang vampir?"

"Keluarganya juga sangat tidak wajar, apa mereka satu keluarga mengidap penyakit yang sama? Tapi Jaemin tidak termasuk keluarga mereka, apa ini kebetulan?"

"Dan juga, bola secepat itu, seharusnya menimbulkan memar setidaknya merah di tangan Mark, kenapa tangannya tadi terlihat baik-baik saja? Kenapa malah bolanya yang kempes?"

"Aku tau Mark mengikuti judo, tapi rasa sakit karena hantaman sesuatu juga bisa dirasakan oleh mereka yang mengikuti bela diri, kenapa tangan Mark seolah tidak ada apa-apa?"

Love Me Like You Do [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang