9. VAMPIR LAIN DATANG

293 35 3
                                    

"Eh? Mana Mark?" tanya Haechan ketika melihat Jaemin dan Jeno berjalan ke kelasnya.

"Ah, hyung bilang ia sedang pusing, jadi ia sedang berada di uks," bohong Jeno.

Haechan mulai berpikir, apakah ini salahnya? Haechan merasa begitu karena ia sudah bersikeras pada Mark. Namun satu sisi ia juga membela dirinya sendiri, ia seperti itu karena ia mengalaminya!

"Hhh, sepertinya ini salahku. Istirahat nanti aku akan menemuinya,"

"Jangan!" cegat Jaemin langsung. Haechan langsung mengernyitkan dahinya.

"Kenapa?"

"Hyung bilang dia tidak ingin di ganggu,"

KRING..

"Lagipula bel masuk sudah berbunyi, sudahlah jangan terlalu memusingkan hyung," ucap Jeno dengan senyumnya.

***

"Eh? Tumben Haechan tidak bersama Jungwoo," Jeno mengernyit bingung. Jaemin juga merasa aneh, hingga akhirnya ia diam-diam menerawang keberadaan Haechan.

Pandangan Jaemin mulai berbentuk seperti kaset rusak, yang artinya terawangannya mulai bekerja.

"Oh tidak...."

"Kenapa Jaem?"

"Ia akan menemui hyung di UKS..."

Di lain sisi, Haechan sengaja membeli makanan di kantin belakang gedung C karena dekat dengan UKS. Selain itu juga, kebanyakan murid pasti akan belanja di kantin utama, di belakang sekolah dekat taman. Jadi ia membeli makanan untuk Mark.

Haechan perlahan membuka sepatunya dan membuka pintu UKS itu pelan. Dan bisa ia lihat disana ada tiga orang yang berbaring di atas bangsal, sedangkan Mark hanya duduk di sofa sambil melamun.

"Mark..." Haechan menghampiri dan duduk di sebelahnya, tak lupa ia juga memberi makanan yang ia beli tadi.

"Hm?"

"Kau masih sakit? Kalau masih kau boleh pulang, aku akan mengabsenkanmu,"

Mark menoleh dan langsung tersenyum manis ke arah Haechan.

"Aku sudah merasa lebih baik,"

"Maafkan aku Mark. Aku tidak bermaksud bersikeras padamu, aku hanya mengatakan apa yang aku alami dan–"

"Iya, aku mengerti kekhawatiran mu,"

"Mark... percaya lah aku tidak berbohong...." Haechan mulai menundukkan kepalanya, air matanya sebentar lagi akan menetes.

"Kau tidak perlu menangis, aku yang harusnya minta maaf padamu karena aku membentakmu." Entah dorongan darimana Mark dengan beraninya mengusap pipi Haechan yang basah itu, namun anehnya, tubuhnya tidak terasa seperti sengatan listrik lagi. Mark mengerutkan dahinya bingung, ia pun mulai berani mengusap rambut Haechan, ternyata benar! Ia sudah tidak apa-apa lagi ketika bersentuhan dengan Haechan.

"K-kau percaya padaku Mark...?"

Mark hanya membalas dengan mengangguk. Dan mereka berdua kembali diam lagi. Shit! Haechan benci keheningan!

"Ehm, setelah ini kau akan masuk kelas?" tanya Haechan, Mark hanya menggeleng.

"Kau akan tetap di UKS?" jawaban Mark masih sama.

"Temani aku bolos saja," ucap Mark dengan santai.

"Apa?! Kau gila?! Kau baru saja mengajakku bolos!"

"Ti...dak. Aku sehat,"

"T..tapi bagaimana–"

"Izin saja pada Yeonjun jika kau menemaniku di UKS,"

Haechan hanya mematung menatap Mark. Bisa-bisanya pria berkulit pucat ini mengajaknya bolos. Bagaimana nanti jika....

Love Me Like You Do [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang