15. THE WAR

288 37 6
                                    

Keluarga Jung termasuk bangsa serigala kawanan Jaemin kini telah berkumpul lebih awal di sebuah padang luas menunggu kawanan vampir baru itu datang. Bahkan, saat sebelum bertarung pun mereka masih menyempatkan diri untuk latihan. Jaehyun, Taeyong, Mark, Jeno, termasuk Jaemin kini berbaris membentuk setengah lingkaran dengan gagahnya. Sementara Yunho menjaga bagian masuk lewat selatan, Chani bagian Barat, dan Eunbin Timur. Sedangkan Nancy, ia bersama Haechan, strategi sudah di tentukan.

"Kau sudah membawa yang ku suruh?" tanya Nancy menoleh pada Haechan. Yang ditanya mengangguk. Ia membawa tisu di kantongnya dimana ada bekas darahnya disana sebagai umpan agar vampir baru itu lengah.

"Wahh.." Haechan takjub melihat pemandangan dari atas bukit. Ia bisa melihat keluarga Jung menunggu, dan ketiga serigala yang menjaga di belakang mereka di bagian masing-masing.

"Indah kan? Ku kira kau takut ketinggian," ucap Nancy sambil tersenyum.

"Ini benar-benar...menakjubkan. Tidak ku sangka menjadi target semenyenangkan ini..." Haechan mulai melantur.

"Hah? Kok? Bagaimana bisa?" Nancy bingung dengan jalan pikir Haechan.

"Hei itu mereka datang!" ucap Haechan antusias dengan suara nyaring yang membuat salah satu dari tiga orang yang memimpin rombongan itu merasa aneh. Orang itu langsung menoleh ke arah bukit dan tepat saat itu Nancy menutup mulut Haechan dan menariknya ke belakang.

"Nancy kau sakit?" tanya Haechan tiba-tiba.

"Hah? Tidak, kenapa?"

"Suhu tubuhmu—"

"Hangat? Tentu, suhu tubuh kami para werewolf itu tinggi sehingga jika di salju pun kami tidak masalah menggunakan pakaian pendek, seperti yang kau lihat apa yang ku kenakan,"

Haechan mengangguk. Kaos yang bagian perut ia ikat ke belakang serta celana jeans sepaha dan kaki telanjang. Padahal cuaca hari ini cukup berangin.

"Berapa suhu tubuhmu Nancy?"

"Hemm, mungkin sekitar 80 derajat,"

"W–wah.. suhu normal kami dari 36 hingga 38 derajat saja,"

Nancy terkekeh sambil merentangkan tangannya. "Kau bisa memelukku jika kau kedinginan, yah jika mendapat izin dari Mark tentunya,"

Haechan tertawa kecil menanggapi celotehan Nancy dan membalas sedikit pelukan Nancy.

"Wah.. sudah datang.. Key, Jinwoo, dan Eunwoo," ucap Taeyong mengabsen tiga orang yang berjalan paling depan dan disusul oleh para vampir baru di belakang mereka. Mereka semua tampak memakai jubah hitam merah yang sama.

"Wah..Keluarga Jung.." Key bertepuk tangan sambil mengelilingi mereka berlima sambil mengendus sesuatu.

"Tunggu...bau ini..." Key menjeda perkataannya. Ia merasa tau dengan bau menyengat ini. Key langsung menoleh ke bukit walaupun tidak ada siapapun disana. Ia berjalan perlahan ke arah bukit itu.

Nancy menyadari hal itu, ia langsung memeluk Haechan agar tidak menimbulkan kecurigaan. Sementara vampir itu sibuk mengendus, Haechan mulai menjatuhkan tisu dari kantungnya. Sontak hal itu membuat para vampir baru itu menjadi agresif menuju ke arah bau sementara keluarga Jung mulai menyerang.

"Ap—argh sudah ku duga, ini hanya umpan," selagi Key lengah Jaehyun langsung meninju Key hingga terpental menabrak bukit secepat angin dan menimbulkan keretakan di dinding bukit itu. Key pun marah dan segera membalas Jaehyun.

Lawan Keluarga Jung kali ini sangat banyak di tambah dengan kedatangan Irene dan Chanyeol. Namun sisanya masih sangat mudah di tangani, karena vampir liar itu mudah terpancing sehingga gampang lengah. Jeno pun dengan mudah menghajar para vampir baru itu dan ya, kebanyakan dari mereka mati adalah karena Jeno. Sedangkan Mark sambil sesekali melirik ke atas bukit untuk memantau. Eunwoo yang menyadari pun menatapnya tajam dan mengikuti arah pandang Mark.

Mark dengan gesit meninju bagian jantung Eunwoo hingga membuat vampir itu terpental bersamaan dengan berubahnya ia menjadi abu.

"Sial, kemana Nancy membawanya?" Mark menyadari jika di atas bukit itu tidak ada lagi keberadaan Nancy dan Haechan. Ia ingin Jeno melacak tapi nyatanya adiknya itu sedang dalam mode serius sekarang.

Mark pun segera keluar dari padang luas itu untuk mencari Haechan. Ia berlari secepat angin hingga jika di lihat dengan mata biasa hanya terlihat seperti bayangan melesat saja.

'Ini telapak kaki Nancy!' Mark berseru dalam hati kegirangan lalu mengikuti langkah itu dan kemudian ia tiba di ujung bukit. Yang jika kau terjatuh maka kau akan terjun bebas ke laut lepas berwarna biru yang menyegarkan.

"Haechan..." Mark berkata lirih ketika melihat Haechan membelakanginya yang sedang melihat indahnya hutan asri ini. Ah, Haechan benar-benar merasa sangat bahagia dan selepas ini saat melihat alam.

"Mark.." Ia menoleh lalu berlari kecil memeluk Mark yang dibalas oleh laki-laki berkulit pucat dan bersuhu dingin tersebut. Mark juga melihat Nancy dalam mode serigala yang sedang tersenyum padanya.

"Terimakasih Nancy." Balas Mark tersenyum sambil mengelus surai Haechan yang lembut.

"Kau baik-baik saja? Apa sudah berakhir?" Haechan mendongak sambil mengerjapkan matanya. Demi para pemimpin kerajaan Olympus, Haechan sangat cantik. Bibir ranum, hidung kecil, serta mata yang menyejukkan jika di pandang membuat Mark mematung.

"Mark? Hei.."

Mark menggeleng. "Jangan tanyakan aku, aku pasti baik-baik saja, tugasku hanya menjagamu Haechan, aku tidak boleh terluka. Dan perangnya belum berakhir,"

"Bagaimana kau bisa kabur?"

"Aku mengkhawatirkanmu, aku tidak melihatmu dan Nancy di atas bukit jadi aku berpikir untuk melacak jejakmu lewat Nancy,"

"Aku baik-baik saja Mark. Yang harus kau pikirkan sekarang adalah bagaimana cara mengalahkan lawanmu,"

"Bagaimana cara mengalahkan kami huh? Bagaimana jika kau yang ku bawa maka perang ini akan berakhir,"


























































Omg, siapa itu yg ngomong di ending?!🥲



TBC



Love Me Like You Do [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang