3. PENGALAMAN DARI SEKOLAH

478 49 9
                                    

"Bagaimana hari pertama sekolahmu setelah sekian lama Mark?" tanya Taeyong sambil terkekeh ketika melihat Mark membuka pintu rumahnya.

"Sangat mengesankan mom!" jawab Jeno antusias.

"Ah benarkah? Coba ceritakan seperti apa kehidupan manusia disana?"

"Mereka berisik, apalagi saat di ruang kelas tak ada pengajar." Mark membanting kasar tasnya di atas meja dan mulai menghempaskan tubuhnya di sofa sambil memijit pelipisnya. Ia kira jika ia memasuki kelas seperti orang pintar maka suasana akan tenang karena pasti mereka akan membaca buku seperti kebanyakan yang murid jenius lakukan. Nyatanya saat guru mereka tidak ada maka kelas akan menjadi kapal pecah dan itu membuat Mark frustasi.

BRAK!!

Suara gebrakan pintu yang keras itu membuat Mark dan Taeyong menoleh.

"Yak Jaemin hei tunggu!"

"Pergilah bersama Huang Renjun itu tuan Jung!"

Jaemin pun masuk ke kamarnya dan mengunci pintu. Sebenarnya daripada kamar, itu lebih cocok disebut ruangan karena di dalamnya tidak ada kasur, hanya ada sofa panjang yang bisa ditiduri, tapi perlengkapannya sama seperti kamar tidur pada umumnya, kecuali punya Jaemin tentunya karena ia perlu tidur.

Melihat kedua pasangan itu membuat Mark terkekeh kecil dan Taeyong yang kebingungan.

"Kenapa Jaemin marah?" tanya Taeyong. Ia tau, anaknya itu sedang tidak mau dekat Jeno karena tau raut mukanya tidak tersenyum seperti biasa.

(FLASHBACK)
Jeno dan Jaemin tersesat saat mencari kelas mereka.

"Perlukah kita bertanya?" tanya Jaemin pada Jeno. Jeno pun hanya manggut - manggut saja, daripada mereka terlambat masuk kelas di hari pertama.

Namun tiba - tiba terawangan Jaemin melihat jika ada seorang laki - laki putih yang agak pendek darinya menghampiri mereka berdua.

(terawangan jaemin)
"Hei, apa kalian mencari sesuatu?" tanya laki - laki pendek itu.

"Ah ya, kami sedang mencari kelas XI Biologi 3, kami satu kelas,"

"Ah benarkah? Kalau begitu kita 1 kelas. kenalkan, aku Huang Renjun." Laki - laki itu mengulurkan tangannya pada Jeno tanpa peduli pada orang di sampingnya, Jaemin.

"Astaga, tanganmu dingin. Apa kau demam?" tanya lelaki itu pada Jeno.
(terawangan tertutup)

Belum sempat Jaemin menarik tangan Jeno untuk segera pergi, orang itu sudah duluan menghampiri mereka.

Renjun menghampiri mereka sama persis seperti yang Jaemin terawang. Jaemin sudah menahan kesal dan marahnya daritadi saat Renjun memperkenalkan dirinya. Jeno pun membalas uluran tangan itu sambil tersenyum manis tanpa mengenalkan Jaemin. Tentu saja hal itu membuat Jaemin marah hingga ia memukul tembok dengan kepalan tangannya hingga tembok itu retak.

Renjun yang terkejut membuat Jeno menoleh ke sampingnya.

"Astaga! Kau baik-baik saja?" tanya Renjun.

"Kau habiskan saja waktumu bersama Renjun itu Jeno! Aku akan mencari kelasku!"

"Bagaimana kalau kau tidak menemukannya? Bersama-sama kan bisa," ujar Renjun dengan tangannya yang masih menggenggam tangan pucat dan dingin milik Jeno.

"Orang di kelas itu tidak hanya kau!" Jaemin pergi meninggalkan Jeno yang kebingungan.

"Ayo kita masuk kelas. Ngomong - ngomong siapa nama saudaramu itu?" ujar Renjun sambil berjalan bersebelahan dengan Jeno.

Love Me Like You Do [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang