Bab 8. Luluh

388 64 1
                                    



Sesaat Chika berpikir...

Apakah rasanya ini mampu diterima oleh Ara ?

Apakah Ara mampu membuka hatinya untuknya ?

Apakah semua yg dilakukannya akan berakhir bahagia ?

Entahlah. Chika tak tahu.

Disaat ia berpikir Ara memiliki rasa padanya pada saat yg sama ia juga merasa kalau Ara hanya bersikap biasa saja padanya. Biasa dalam artian ke sesama teman.

" Chika ? " Lamunan Chika terhenti karena panggilan dari suara berat itu.

Vito Fadrin Laksana.

Ketua tim basket sekolahan, anak kelas XI IPS 3. Ganteng, putih, tinggi, walau akhlak nya rada rada. Dan dia adalah satu dari sekian yg memuja seorang Yesicca Tamara.

" Ah ? Iya Vi kenapa ? " Tanya Chika, ia tak menyadari kalau saat ini mereka berdua tengah menjadi sorotan anak anak yg sedang berada dikantin.

Mereka saat ini ada dikantin, berdua. Entah kemana perginya Eli, tiba tiba saja dia pergi setelah melihat Gita melintas didepan kelasnya. Meninggalkan Chika seorang diri menuju kantin.

" Kamu gak makan ? " Suatu keajaiban mampu mendengar suara yg biasanya terdengar bar bar itu kini menjadi lembut.

" Ini ? " Iya mengatakan sambil menyuap sesendok nasi goreng ke mulutnya.

" Hehe yaudah. " Setelah kata kata itu keluar, keadaan pun menjadi hening. Dengan Chika yg sibuk dengan pikirannya sambil terus memenuhi mulut, dan Vito yg kini tengah memandang Chika dengan tatapan memujanya.

" CHIKA ?!!! " Teriak seseorang. Yg tak lain dan tak bukan adalah Olla.

" Hah ! " Kagetnya, Olla teriak setelah berdiri disampingnya. Yg tentu membuatnya kesal.

" Olla... Bisa nggak, nggak ngaget... "

" Lo dicari sama Ar... "

" Otw. "

Chika langsung bergegas, mengabaikan semua yg menatapnya tercengang.

Chika yg ingin menegur Olla harus terhenti dengannya memotong ucapan Olla.

Mendengar kata sakral yg selalu ingin didengarnya itu, membuatnya mampu bergerak dengan cepat tanpa tahu apa yg sebenarnya terjadi.

Itulah Chika. Segala sesuatu yg menyangkut kesayangannya pasti ia akan langsung kalap.

" ARA ADA DIPERPUS ?!! " Teriak kembali Olla saat menyadari kalau Chika hampir saja menghilang dari kantin, saking cepatnya. Entah apakah Chika mendengarnya atau tidak, yg jelas Olla sudah berhasil melaksanakan rencananya.



*****



Langkah yg cepat dengan tatapan tegas seakan membuat semua orang yg ingin menyapa Chika mengurungkan niat. Mereka hanya membiarkannya lewat dengan lancar dikoridor sekolah.

Glek.

Dan disanalah dia berdiri.

Didepan pintu perpustakaan, sesuai dengan teriakan Olla dikantin.

Mengumpulkan semua keberaniannya dan berjalan masuk. Dia langsung menuju bagian pojok perpustakaan.

Ara selalu akan ada disana.

Darimana dia tahu ?

Of course karena dia sering ngintilin si Ara.

" Ara... " Panggilan bernada itu kini kembali terdengar, membuat Ara mendongak karena saat ini dia sedang duduk dilantai dengan tubuh yg menyender ke tembok, memegang sebuah buku. Dan juga jangan lupakan kacamata yg bertengger manis diwajah cantiknya.

Kebahagiaan Chika tentu saja hanya sekadar melihat Aranya saat ini. Aranya.

" Disini ? " Heran Ara. Perasaan dia tak memberi tahu siapapun tentang keberadaan nya saat ini, kecuali Olla.

Olla ?    Batinnya. Dia sepertinya sadar apa yg telah terjadi.

" Tadi dikantin, Olla bilang Ara cari Chika. Bener ? " Pertanyaan dengan binaran mata cemerlang milik Chika membuat Ara hanya mampu mengangguk.

Pada akhirnya Ara tak mampu menolak kehadiran Chika sama sekali. Sesekali ada yg menemaninya tak ada masalah kan ?

" Yeay ! " Chika memekik girang dan melompat lompat kecil dihadapan Ara. Setelahnya duduk disamping Ara, menatapnya dengan pandangan rindu.

Setelah kemarin melihat Ara dan kak Shani saling menatap dengan tatapan yg tak ingin dijelaskan oleh hatinya. Ia langsung bergegas keluar kelas Ara. Menimbulkan berbagai pertanyaan dari Olla.

Bahkan sejak kemarin sore sampai tadi pagi, ia tak lagi meng spam nomor Ara. Sesuatu yg membuat Ara sempat kebingungan.

Dan kali ini. Adalah perdananya Chika sudah merasa tak ada yg terjadi lagi sejak kemarin. Mengesampingkan ketidaksukaannya, dan melepas rindu.

Betapa rindunya Chika ketika ia tak mengabari Aranya semenjak kemarin.

Chika hanya mampu menatap layar ponselnya dengan tatapan sendu, ketika terpampang ruang chatnya dengan Ara.

Membuat Christy. Adiknya. Mengernyit heran, melihat kelakuan kakaknya yg tak seperti biasa.

Mengabaikan tatapan Chika, Ara melanjutkan bacaannya yg sempat terhenti. Membuat Chika merenggut kesal, cemberut akan abainya Ara.

" Ara... " Panggil Chika.

" Hm ? Kenapa ? " Tanya Ara sembari menatap Chika yg masih cemberut. Terlihat lucu dimatanya saat ini.

" Kenapa Ara panggil Chika kalau akhirnya diabain ? " Kesalnya, mengungkapkan suasana hatinya saat ini. Niat ingin melepas rindu, malah harus menahan kesal.

" ... " Ara hanya diam sambil memandang Chika.

" Ish ! Araa.... " Rengek Chika yg tak mendapat jawaban Ara. Alibi dari kegugupan hatinya saat ini. Ditatap dengan segitu intensnya oleh pujaan hati pasti membuat siapapun berdebar.

" Hmm. Chika cantik. "

Blush...    

Hancur sudah segala pikiran Chika saat ini. Ketika Ara mengucapkan kata kata itu sembari tersenyum lembut disertai acakan lembut dirambutnya.

Rambut yg diacak tapi hati yg berantakan.

Luluh lantah sudah hati Chika hasil perbuatan Ara.

Melihat Chika yg sudah blushing tak terkontrol itu, mampu  membuat Ara terkekeh pelan melihat Chika yg seperti ini.

Terlihat menggemaskan dimata Ara.

Gimana Chika nggak dibuat semakin jatuh cinta coba ?! Ngeliat Ara yg bersikap manis kayak gini aja udah buat dia melayang tinggi !

" Araaa..... " Gumam Chika, ia menutup wajahnya saat tersadar kalau wajahnya tengah memanas.

" Kenapa ditutup ? " Tanya Ara lembut setelah kekehannya terhenti.

" Malu... " Ucap Chika. Punya malu juga dianya...

" Hehehe... " Ara kembali tertawa kecil, lalu mengatakan sesuatu yg berhasil buat Chika tak tahan.

" Udah, jangan ditutup. Ntar cantiknya nggak keliatan. "







Akhhhh ?!!!

Tuhan tolong Chika tuhan !

Tuhan ! Chika dibilang cantik sama Ara ?!!! 


*****






















TBC...

Dialog SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang