Berdiri diatas rooftop, memandang cakrawala yg membentang luas diatasnya. Dengan semburat jingga yg semakin mewarnai abunya sangkakala. Membuat suasana hatinya sedikit membaik akan kelelahan yg dihadapinya.
Shani memandang jauh kearah tenggelamnya sang Surya, yg sebentar lagi akan digantikan oleh pekatnya malam.
17.44
Waktu sudah menunjukan kalau hari akan segera berganti, tapi dia masih tak ingin bergeming dari lamunannya.Entah apa yg saat ini berada dipikirannya, sampai tak menyadari kalau Ara sudah berdiri disampingnya. Ikut menatap tenggelamnya matahari yg jauh disana.
" Hahhh... " Hembusan nafas keduanya yg berbarengan membuat Shani tersadar kalau dia tak sendiri.
" Ara ? " Gumamnya pelan, membuat Ara menengok kearahnya.
" Kamu nggak pulang ? Ini udah hampir malem Lo ! " Ucap Shani dengan lembut, seraya mengalihkan pandangannya kearah depan.
" Cari angin. " Balasan klise yg sering diucapkan oleh Ara. Padahal sebenarnya dia hanya ingin menemani Shani saat ini.
Saat diperpustakaan bersama Chika tadi pagi waktu istirahat, ia tak sengaja melihat siluet seseorang yg berbalik dengan cepat meninggalkan mereka berdua kala itu. Dan Ara mengenali siapa pemilik punggung itu.
Memutuskan untuk mencari Shani disaat pulang sekolah, karena ia yakin kalau Shani pasti belum pulang. Biasalah OSIS. Padahal Shani sendiri udah kelas dua belas.
Ia yg awalnya ingin keruang OSIS harus terhenti karena melihat Shani yg berjalan kearah rooftop sekolah seorang diri. Mengikutinya sampai sudah ditempat tujuan, dan hanya memandangnya dari belakang. Tak berani menyapa.
Entahlah...
Ara rasa Shani selalu berada disuatu ambang yg bernama keputus asaan.
Dan Ara tak menyukai nya sedikitpun.
17.56
Jam dipergelangan tangan Ara menunjukan kalau hari sudah benar benar gelap. Terbukti dengan telah hilangnya sang mentari karena tertutup awan awan gelap. Sepertinya malam ini akan hujan.
" Pulang. " Ucap Ara masih dengan menatap lurus kedepan, membuat Shani juga menatap kearah yg sama. Bingung, Ara menyuruhnya untuk pulang begitu ?
" Kamu sendiri ? " Tanya Shani akhirnya, menoleh kearah Ara.
" Sama kakak. " Ucap Ara.
" Ha ? "
" Pulang sama aku ? Ara mau nganterin aku gitu ? "
" Ayok. " Kata Ara sambil berjalan pelan meninggalkan Shani yg mengekorinya dibelakang.
*****
" Bener Ra nggak mau mampir dulu ? "Tanya Shani.
Ia dan Ara kini telah sampai dikediamannya, setelah melalui perjalanan yg sunyi. Maksudnya diatas motor mereka nggak sama sama bicara gitu.
Perjalanan itu sunyi sepi tetapi pikiran mereka masing masing tidak. Penuh akan hal yg ingin diutarakan namun tak dapat dikeluarkan. Meski begitu, mereka tak dapat memungkiri rasa nyaman yg terjalin diantara mereka sendiri. Mereka justru terhanyut. Sampai tiba dikediaman Shani.
" Nggak. Ditunggu adik dirumah. " Kata Ara.
Ara dan mulut singkat, padat, dan jelasnya.
" Ohh gitu... Yaudah hati hati ya Ra. Jangan jatuh kalau nggak ada aku ya. Ntar aku nggak bisa nangkep kamunya lagi. " Ntah mahluk gaib kesasar darimana yg membuat Shani mengatakan itu. Setelah mengatakannya tentu dia dibuat malu oleh tingkahnya sendiri, jadi dia langsung lari masuk kerumahnya meninggalkan Ara yg masih menatap lekat kearah Shani.
" Jatuh ya ? " Gumam Ara.
*****
Halo !!!
Apa kabar buat yg lagi baca ini cerita ?
Baik pastinya kan.
Author niatnya mau buat bab yg lebih panjang, tapi gimana ya...
Rada males aja gitu😅
Jadi gini...
Author kemungkinan bisa lama updatenya, gak kayak biasanya yg sehari sekali.
Soalnya author udah nggak pengangguran lagi.
Rada sibuklah ya.
Biasanya pulang kerja author langsung tepar tak bernyawa dikasur kesayangan. Jadi, buat cerita aja bisanya curi curi waktu pas kerja.
Udahlah itu aja dari author.
Bye.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dialog Semesta
FanfictionRagu akan keputusan, dan sering membohongi diri. Terjebak dalam kesendirian, dan memendam rasa sakit. ~ Kepada Luka Lama Yg Berharga, Bolehkah Aku Bahagia ? ~ ***** Banyak hal yg kupertimbangkan, dan kau salah satunya. ~Ara Semesta, kuingin dia. Bis...