*****
00.36
Jam sudah menunjukan kalau hari telah berganti. Memberitahukan sang pemilik jikalau hari baru telah menyambutnya, walau harus diterima dengan menerima luka.
Saat ini Chika tidak bisa tertidur dengan tenang karena pikirannya yg telah dkacaukan oleh sang pemilik hati.
Flash singkat...
Ara masih disisinya saat ini, setelah berhasil mengusir para penguntit dengan tatapan gaharnya. Menemaninya dengan pelukan hangat walau ia rasa saat ini pelukan itu sudah tak hangat lagi ketika ia mengingat kejadian dikantin.
" Ara minta maaf. " Ucap Ara tiba tiba, yang membuat Chika sedikit bingung. Kenapa mendadak minta maaf ? Kan sebenarnya Ara nggak salah apa apa. Lagian Chika juga bukan siapa siapa nya Ara.
" Untuk ? " tanya Chika dengan suara parau, sehabis menangis.
" Kak Shani saat ini butuh Ara. Ara juga udah janji. Maaf ya, udah buat Chika nangis. Ara nggak bermaksud. " Ucapnya.
" Emangnya Ara janji apa sama kak Shani ? " tanya Chika masih tak paham dengan situasi, ia yang saat ini masih dilanda kegalauan masih dapat dibuat bingung oleh Ara nya.
" Udah janji. " Chika semakin dibuat sakit kepala. Tapi sebuah kalimat dari Ara mampu membuatnya merasa sedikit kesal.
" Maaf untuk semuanya. Tapi Ara mau Chika berhenti. "
" Maksud Ara ? " tanya Chika setelah melepas pelukan dan mengambil jarak dari Ara. Terlihat guratan tak senang dari air mukanya, sepertinya Chika tak akan pernah menyukai kata kata yg selanjutnya keluar dari mulut Ara.
Dengan tatapan datar nan tajam, tetapi disertai aura sendu, Ara pun mengatakannya dengan tegas.
" Ara mau Chika berhenti, untuk suka sama Ara. "
Deg...
Chika mematung berusaha memproses apa yg dikatakan oleh Ara, dengan sedikit gemetar dia pun berucap,
" be.. bercanda kan ? A.. Ara bercanda kan sekarang ? Nggak lucu Lo Ra ! "
" Nggak. Ara serius, Ara nggak suka sama Chika. Jadi tolong berhenti. Berhenti suka sama Ara. "
Chika kembali menangis, tapi kali ini tanpa suara.
Ia merasa kalau sekarang dia sedang bermimpi, dan yang sedang dia alami adalah alam mimpinya.
" Aku kekelas duluan. " Tanpa berpamitan Chika pergi begitu saja meninggalkan Ara dengan rasa sedihnya.
" Maafin Ara ya.. "
Tanpa Chika sadari...
Kalau semua yang dikatakan Ara adalah...
kebohongan.
End
Chika hanya mampu menatap langit-langit kamarnya dengan sendu, ketika pikirannya kembali mengingat semua hal itu. Rasanya ingin kembali menangis, tetapi ia sudah lelah karena semenjak pulang yang dilakukannya adalah mengurung diri dikamar dan melanjutkan tangisannya.
Sampai tak lama, setelah berpikir panjang. Ia merasa tangisannya sudah tak berguna dan kembali mengingat semua hal yg dikatakan oleh Ara. Dan mulai merasa ada yang tak beres dengan kalimat Ara yang diucapkan sebelum ia meminta maaf,
KAMU SEDANG MEMBACA
Dialog Semesta
Fiksi PenggemarRagu akan keputusan, dan sering membohongi diri. Terjebak dalam kesendirian, dan memendam rasa sakit. ~ Kepada Luka Lama Yg Berharga, Bolehkah Aku Bahagia ? ~ ***** Banyak hal yg kupertimbangkan, dan kau salah satunya. ~Ara Semesta, kuingin dia. Bis...