Bab 3. Embun Sendu

472 75 0
                                    


Senin.

Hari dimana dia harus datang kesekolah lebih pagi. Kenapa lebih pagi ? Kan dia bukan anak OSIS ?

Jawabannya cuma satu.
Manusia.

Ara adalah seorang introvert yg berpenampilan misterius maka dari itu banyak orang yg tertarik dengannya, jadi ia selalu menjadi pusat perhatian ketika dia lewat suatu tempat disekolahnya. Dan dia tak menyukainya, tak sedikitpun.

06.05

Waktu yg terbilang masih sangat pagi untuk kebanyakan orang, tapi tak bagi Ara. Dia bahkan sudah bangun jam empat pagi hanya untuk menyiapkan segala hal, dari pekerjaan rumah sampai perlengkapan sekolah.

Kebiasaan paginya tentu diikuti oleh Zee, maka tak heran jika anak satu itu sangat taat akan kedisiplinan karena ajaran dari sang kakak, Ara. Bahkan dia tak memprotes ketika harus diantar pagi buta oleh sang kakak kesekolah, walau harus menunggu lama karena sekolah dimulai pukul 07.30.

" Haahhh... " hembusan nafas itu dapat terdengar ketika Ara melewati taman sekolah yg asri.

Ia sedang menghirup udara pagi yg sejuk ditaman itu, bahkan saking sejuknya masih terdapat embun embun yg menutupi dedaunan, ditambah cahaya matahari yg menembus melewati awan kelabu yg menutupi kejayaan sang langit diatas sana. Menambah suasana indah pagi itu.

" Cantik ya ! " seru seseorang tepat disamping kanan Ara saat menatap kearah terbitnya matahari di langit dengan sendu.

Ara yg merasa terkejut dengan suara pun menoleh dengan cepat, menyadari kalau saat ini dia tak sendiri ditaman itu.

" Udah lama rasanya gak ngerasain sunset itu kayak gimana ! Kamu sendiri gimana Ra ? " tanya sosok itu, dan sepertinya Ara mengenal siapa dia.

" Chika ? " gumam Ara pelan tak menyangka akan kehadiran seseorang disampingnya, yg tentu dibalas senyuman manis oleh sosok yg bernama Chika ini.

" Ehe... Pagi Ara ! Selamat hari Senin ya ! " sapa riang Chika ketika mendengar namanya dipanggil oleh pemilik hatinya.

Ya... Chika menyukai Ara, tapi Ara nya nggak. Belum, mungkin ?

" Pagi. " balas Ara tapi sepertinya dia melupakan sesuatu, sampai dia ingat dan menoleh kearah Chika.....

" Selamat hari Senin juga. " ucapan sederhana yg disukai Chika. Perhatian kecil seperti menyapanya dengan kalimat yg sama adalah hal yg selalu disukai oleh Chika. Ohh betapa dia benar benar menyukainya.

" Ra... " panggil Chika, yg dibalas deheman kecil oleh Ara.

" Ara... " panggil Chika yg kembali dibalas deheman oleh Ara, sedikit lebih keras. Masih menatap kearah terbitnya matahari yg mulai meninggi.

" Araaa..... " panggil Chika sekali lagi yg mulai membuat Ara jengah.

" Apa ? " tanya Ara sambil menatap datar kearah Chika. Tentu itulah yg sedari tadi di cari Chika.

Tatapan dari Ara.

Dimana dia selalu menyukai ketika bola mata hitam legam yg bulat itu menatapnya dengan segala tatapan.

Ohh betapa Chika benar benar menyukai Ara nya.

Ara nya.....

" Hehe, nggak ada. Cuma mau manggil aja ! " jawab Chika cengengesan atas tatapan Ara.

" Ara ! Chika ! " seseorang memanggil Ara dan mengganggu aktivitas Chika membuatnya spontan mengerutkan kening.

" Hai ! " sapa seseorang saat sudah dihadapan mereka berdua.

" Kak Shani ? " Ara.

" Ci Shani ? " Chika.

Mereka berdua menyapa secara serempak yg membuat keduanya saling menatap sebentar sebelum terputus oleh pertanyaan dari Shani.

" Ini masih pagi tapi kalian udah disekolah ? Tumben ? Biasanya murid murid yg lain mepet jam upacara baru pada dateng. " ucap Shani lembut sembari menatap heran keduanya.

" Udah biasa. " jawaban simple dari Ara yg diangguki oleh Chika.

" Eh ? Chika juga ? " tanya Shani karena memang tak biasanya ia melihat model sekolah itu datang pagi buta begini.

Mereka juga sudah sangat akrab karena Chika yg sering ijin padanya karena ada kegiatan syuting pemotretan, jadi seperti bertemu kenalan lama saja.

" Ehehe... Biasanya Senin itu Ara datengnya pagi kak. Jadi aku juga mau dateng pagi ! " jawab Chika sejujurnya, jika kalian bertanya apakah Shani tau kalau Chika menyukai Ara, maka jawabannya ya. Dia mengetahuinya, bahkan satu sekolah bukan, sampai satu ibukota pun mengetahuinya, tapi dia acuh akan hal itu.

Dimana seorang Yesicca Tamara, seorang model yg sedang naik daun. Menyukai seorang gadis dari kelas yg sama dengannya, Zahra Nur Khaulah. Bahkan cacian dan makian dari orang orang tak menyurutkan rasa suka seorang Chika untuk Ara.

Entah apa yg diperbuat oleh Ara sampai si Chika benar benar kepincut dengan pesona sederhananya.

" Ohh gitu... Niat ya Chik ! Hehehe... " kata Shani sembari tertawa kecil melihat kesungguhan seorang Yesicca.

" Harus dong kak ! Kalau nggak Ara bakalan diambil orang nanti, kan bahaya. " ucap Chika percaya diri.

" Terserah kamu Chik ! Wkwkwk... " Shani benar benar merasa terhibur dengan kelakuan Chika pagi ini.

Kira kira apakah dia juga bisa seperti itu ya ?   Batinnya bergumam.

Dan tanpa mereka sadari kalau si Ara telah menghilang dari tempatnya berdiri sebelumnya.

" Lah... Ara nya kemana kak ? " tanya Chika setelah menyadari hilangnya ara

" Ehh.. Iya ya ? " Shani pun merasa heran, perasaan dia tadi berdiri disampingnya juga Chika dan tiba tiba anaknya sudah menghilang.

" Yaudah deh kak. Aku ke kelas dulu ya ! Nyusulin Ara, bye ! " pamit Chika sambil berlari menuju kelasnya.

" Bye ! Hati hati Chik ! " baru saja Shani teriak hati hati, si Chika malahan hampir tersandung pot bunga. Untung saja refleknya bagus, kalau tidak...

Dan Shani yg melihatnya pun hanya terkekeh pelan sembari bergumam memandang kearah tempat berdiri Ara sebelumnya dengan sendu,

" Susah. "





























TBC...

Dialog SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang