*****
Terik matahari menghunus kearah semua siswa yg ada dibawahnya, memanggang mereka semua dengan cara yg tak manusiawi. Mereka semua saat ini sedang menjalankan upacara bendera wajib mingguannya, dan itu adalah satu dari sekian hal yg tak disukai oleh kebanyakan siswa.
" Wahai Panas... Kenapa engkau sangat panas... Apakah kau tak merasakan panas... Tahukah engkau jikalau panas itu sangat panas... PANAS ?!! " Desisan dari Olla tentu mendapat gelak tawa beberapa siswa disekitarnya, ia mengoceh sembari menatap matahari terik yg berada diatas kepalanya.
Dia sedari tadi tak berhenti mendumel gegara bapak kepala sekolah yg terhormat tak berhenti menyuarakan isi pikirannya semenjak mic diberikan padanya. Kebiasaan semua guru yg mendapat giliran untuk ceramah setiap upacara, yg selalu ingin berbicara panjang lebar tanpa mengetahui kalau anak didiknya sudah seperti cacing kepanasan.
" Lu kalo mau ngomel ya jangan sama matahari dong. " Ejek Eve. Dia juga kepanasan, semua orang tentunya. Tapi dia tak sealay rekan seperjuangannya itu.
" Suka suka gue lah ?! Masbuloh... " Sinis balik Olla, memang... Tak ada hari tanpa diselingi kata ribut diantara keduanya.
" Baiklah, sekian dari apa yg bapak sampaikan. Mudah mudahan omongan bapak sampai dikepala kalian, jangan masuk telinga kiri keluarnya telinga kanan. Kalau begitu barisan bapak bubarkan. " Yah...
Padahal sudah terlanjur omongan bapak kepsek tadi...
Semua siswapun berhamburan, melalang buana kesegala arah. Tanpa mau berpikir mereka mau kemana, yg penting neduh dulu...
PUAANAAASSSSS.....
" Oh iya guys... Sekarang nggak ada pr kan ? " Satu pertanyaan dari Olla membuat kelas mereka hening seketika.
" Ada. "
Jawaban Ara tentu membuat mereka semua memandang horor kearah Ara.
" Apa ? " Tanya Eve seperti berbisik, tapi masih dapat didengar oleh Ara.
" Matematika minat. Bab 7 halaman 137 bagian b. "
Mampus.
" Lu bercanda kan Ra ? " Tanya Olla dengan mata melotot kearahnya. Dan mampu Olla lihat dari jalur pandangannya kalau Ara hanya mengangguk dengan muka ' always ' nya itu.
" Oh no... Oh no... Oh no no no... " Soundtrack dari tok tok itu seakan menggema tat kala seorang murid dari kelas lain melintas didepan kelas mereka. Membuatnya cocok dengan keadaan sekarang.
" Guys... Jangan panik ya... " Pinta Olla dengan tenang tetapi belum genap tiga detik dia langsung teriak histeris.
" TIDAKKKKK !!! "
Tentu teriakan itu membuat semua siswa berhamburan sambil mengoceh tak jelas. Mereka anak IPA tapi kelakuannya rada rada minus, jadi tolong dimaklumi.
" Aduhhh... Ra ! Bagi dong ! " Pinta Olla pada Ara yg langsung dilempari buku matematika milik Ara. Belum sempat dia membuka buku itu tiba tiba saja buku itu ditarik oleh Eve, membuat Olla naik pitam seketika.
" Kalau bentar lagi bukan jam matematika, Lo udah gue ajak duel Eve. Beneran ! " Ingin marah tapi waktu sedang tak mendukung, jadilah ia hanya pindah tempat sembari menyalin jawaban secepat mungkin, karena sebentar lagi sang guru pasti akan memunculkan kepalanya lewat pintu kelas yg benar benar akan menjadi mimpi buruk bagi semua siswa dikelas itu.
Hari Senin udah upacara, jam pertamanya matematika pula. Gimana nggak sembelit tuh kepala.
" Nomor 2 woy ! "
" 4 4, nomor 4 woy ! "
" Elah, jangan dibalik dulu Napa.. "
" Cepetan ege ! "
Dan begitulah kerusuhan kelas kala itu. Dengan banyak anak yg menulis gaya sprint termasuk Olla dan Eve, dan Ara yg terlihat duduk manis sambil santai mendengar lagu dimejanya.
" Selamat pagi calon konsumen neraka ! " Sapa sang ketua kelas dengan putaran lembut tubuhnya bak seorang balerina, baru saja sampai dari panggilan sang wali kelas barusan.
" ... " Dan benar saja, tak ada yg menjawab. Mereka terlalu sibuk dengan kegiatan mereka, nyalin.
" Ish ! Yaudah gue cuma mau ngasi pengumuman aja, jadi... Guru matematika nggak bisa ngajar hari ini, JADI KITA BEBAS !!! "
Ucapnya semangat, tentu karena dia belum mengerjakan pr juga.
" Yah... "
" Kampret emang ! "
" Guru matematika nggak ada akhlak ! "
" Tuyuh Tuyuh... "
Auto kesal berjamaah kan satu kelas.
*****
20 November nggak tuh ?!
Bab ini nggak ada hubungannya sama bab sebelumnya ya, jadi kalau mau nggak dibaca juga nggak papa. Author bikin karena lagi merasa gabut aja.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dialog Semesta
FanficRagu akan keputusan, dan sering membohongi diri. Terjebak dalam kesendirian, dan memendam rasa sakit. ~ Kepada Luka Lama Yg Berharga, Bolehkah Aku Bahagia ? ~ ***** Banyak hal yg kupertimbangkan, dan kau salah satunya. ~Ara Semesta, kuingin dia. Bis...