Plak!
"Sakit anjir, Bukan mimpi berarti.."Tesha mengusap pipinya yang memerah, Terkena tamparan nya sendiri.
Sembari Veron berganti pakaian, Tesha justru termenung hingga berakhir kebodohan, Yaitu menampar dirinya sendiri.
"Kenapa Lo?"Veron nampak sudah selesai berganti pakaian, Pria itu menatap Tesha aneh.
"Lo ngapain disini?"Alih-alih menjawab pertanyaan Veron, Tesha malah balik bertanya.
Veron menatap Tesha aneh. "Lo lupa?"Tanya pria itu.
"Gue ketiduran tadi, Jadi lupa?"Perempuan itu menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.
"Emang Veron mimpi wleowleo juga?"Batinnya.
"Ck, Gue udah lembut-lembut, Dilupain gitu aja."Veron berdecak kesal.
"Hah? Lembut? Emang ada apa?"Tesha masih terjebak diantara kebingungan nya.
"Lo beneran lupa?" Netra pemuda itu memicing tajam.
Tesha mengangguk dengan ekspresi memelas. "Gue beneran nggak inget sumpah, Ini aja gue bingung, Lo ngapain disini? Mandi disini lagi, Shower kamar mandi Lo rusak?"
"Gue ingetin sama Lo, Dan jangan sampai Lo lupa lagi."Tekan Veron, Tesha mengangguk cepat.
"Apa-apa?"Tanya nya tak sabaran.
"Semalem.."Veron menjilat bibirnya yang terasa kering, Tesha bergidik melihatnya, Perasaan nya menjadi tidak enak.
"Semalem gue ngewe Lo."Lanjutnya menyeringai.
"AAA!! PEMERKOSAAN!!"
______________
"Biadap!! Bajingan!! Tega banget si Veron merkosa gue!!"Tesha mengacak rambutnya Frustasi.
"Ish!! Gimana mau nyari suami baru coba!!"Rutuknya kesal.
"Eh, Esha? Kamu ngapain disini?"
Deg!
Tesha mematung, Itu suara Marcel. Astaga, Betapa malunya dirinya, Mengingat tampilan yang saat ini sudah seperti gembel.
Lagian, Memang salah Tesha sih, Malah ribut di koridor.
Tesha menoleh kaku. "E-eh, Marcel. A-apa kabar?"Perempuan itu menyapa gugup.
"Malu anjing!!"Batin Tesha.
Rasanya, Tesha ingin berlari sekencang mungkin, Lalu bersembunyi didalam lubang yang dalam, dia sungguh malu!!
"Aku baik, Kamu nggak papa?"Marcel menelisik penampilan Tesha yang terlihat berantakan.
"Kayaknya kamu lagi nggak sehat? Ada masalah? Mau cerita?"Lanjutnya.
"A-anu.."Tesha menunduk, Guna menyembunyikan wajahnya yang memerah malu.
"Seseorang seret gue dari sini plis, Kecuali si Veron!!"Batin Tesha menjerit.
"Lupain aja, Kamu lagi sakit kayaknya. Aku anterin ke kamar gimana? Kayaknya kaki kamu terkilir ya?"Tawar Marcel.
"Uhuk!!"Tesha terbatuk kaget.
"E-em..Iya, Gue jatuh tadi, Untung nggak patah."Perempuan itu menyahut gugup.
"Eh? Kok digendong?"Bingung Tesha begitu Marcel menggendong nya.
"Kamu kan abis jatuh, Biar nggak tambah sakit, Aku gendong aja."
"Eh, Iya.."Tesha hanya mengiyakan. Lagipula, Sejujurnya kaki, Lebih tepatnya selangkangan nya memang sakit.
______________
"Makasih ya, Marcel."
"Sama-sama, Nggak usah sungkan, Kayak sama siapa aja. Kalau butuh bantuan, Bilang aja."
"Bantuan? Emang Lo bakal bantuin gue? Apapun itu?"Tesha nampak tertarik.
"Iya, Apapun."
"Aduh, Punya selingkuhan sangat pengertian, Beda sama suami biadap gue!!"Batin Tesha.
"Jadi, Gue boleh minta tolong nih?"
"Boleh, Apasih yang nggak buat Esha-ku. Minta tolong apa?"
Mereka berdua masih diambang pintu kamar Tesha, Saling berhadapan. Tesha, Melirik sekitaran nya, Memastikan hanya ada mereka berdua.
"Sebenernya, Gue mau cerai sama Veron."Ujar perempuan itu.
"Kamu serius?"Netra Marcel nampak berbinar-binar, Tesha kikuk sendiri melihatnya.
"Yang mau cerai siapa, Yang seneng siapa. Lagian, Apa Marcel nggak kasian ya sama Veron yang jadi duda di usia muda?"Batin Tesha bertanya-tanya.
"Serius, Kamu seneng?"Tanya perempuan itu memastikan.
"Banget, Akhirnya kamu cuma jadi punya aku!!"Marcel memeluk Tesha erat.
"Eh?"Tesha meringis tak enak, Kapan dia bilang kalau cerai dari Veron, Dia mau sama Marcel?
"Permisi Nona Tesha."Mendengar itu, Reflek Tesha melepaskan pelukan mereka.
"Nona Tesha, Tuan Veron kecelakaan."Seorang Maid tergopoh-gopoh menghampiri Tesha dan Marcel.
"APA?"Tesha jelas kaget, Tadikan Veron baru selesai mandi, Gimana bisa kecelakaan coba?
_______________
Disinilah Tesha sekarang, Rumah sakit tempat Veron dirawat.
"Aneh banget tuh setan, Mau kemana dia? Kok bisa kecelakaan?"Tesha berjalan menuju ruang rawat Veron dengan perasaan heran.
Cklek.
"Dokter, Gimana keadaan suami saya?"Sejujurnya Tesha sangat malas harus mengakui kalau Veron itu suaminya.
"Karena benturan yang cukup keras, Tuan Veron mengalami amnesia, Nyonya."Jelas dokter itu.
"Dokter, Dia siapa?"Veron membuka suara, sembari menunjuk Tesha.
Saat dokter hendak menjawab, Tesha memotongnya. "Duh dokter, Udah selesai kan meriksa nya? Dokter masih punya banyak pasien lagi kan? Sana dok."Tesha mendorong pelan dokter itu keluar.
"Dasar pasangan aneh."Dokter itu bergumam pelan, sebelum akhirnya pergi.
"Veron, Kamu inget aku nggak?"Tesha mendekatkan wajahnya ke wajah Veron.
"Lo siapa?"Veron bertanya dengan ekspresi datarnya.
Tesha menahan senyumnya, Berusaha tak menunjukkan kesenangan nya.
"Astaga!! Dia amnesia beneran?! Asik, Kebebasanku!! Kenapa nggak dari dulu aja coba amnesia nya?!"Tesha memalingkan wajahnya, Ia memekik pelan, Merasa girang
"Kerasukan Lo?"Menyadari Veron masih ada disana, Dengan cepat Tesha mengontrol ekspresi nya.
"Ekhm, Kamu beneran nggak inget aku siapa?"Tanya Tesha lagi, Veron menggelengkan kepalanya malas.
"Oke-oke, Kita harus perkenalan ulang nih."Tesha tersenyum lebar.
"Aku Tesha, Tante kamu!!"
_______________
Tante nggak tuh?
Spam next disini 👉
Gimana part ini? Siap buat part selanjutnya?
Next cepat?400 komen.
Don't forget, Vote, Follow n coment, Thanks for reading!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Became Wife Of Male Lead
Teen Fiction[Follow Sebelum membaca agar tidak ketinggalan Info mengenai Book ini] Zoya benar benar beruntung di beri kehidupan kedua oleh tuhan. meski hidup di dunia novel yang terakhir kali di baca nya sekaligus menjadi novel yang paling di benci nya. tapi ke...