🔥 Wasiat

1.8K 114 46
                                    

🔥 WASIAT 🔥
Kembali ke Nonthaburi

Di penghujung akhir hidupmu, dikelilingi orang-orang yang kau sayangi akan menjadi waktu yang paling tepat untuk menutup mata selamanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Di penghujung akhir hidupmu, dikelilingi orang-orang yang kau sayangi akan menjadi waktu yang paling tepat untuk menutup mata selamanya. Tampaknya itu pula yang menjadi harapan Phuu Chia Chevara yang menginginkan anak dan seluruh cucunya berkumpul. Malam ini, di sini, di rumah mewah bak istana yang memiliki kamar utama seluas aula.

*Phuu = Kakek dari Ayah dalam bahasa Thailand.


Klek.

Suara pintu dibuka menandakan kedatangan sang cucu bungsu yang sedari tadi ditunggu-tunggu. Nanon berjalan dengan tergesa-gesa melewati tiga kakak laki-laki dan kedua orang tuanya.

"Phuu..." Sapa Nanon lembut sesampainya di sisi ranjang berukuran besar di tengah-tengah kamar. Tangannya bergerak meraih jemari sang Kakek.

"Non... Cucu bungsuku... Kamu sudah di sini." Phuu merentangkan lengan lemahnya untuk bisa memeluk tubuh bugar sang cucu bungsu yang tingginya melebihi dua kakak laki-lakinya yang lebih tua.

"Khrub, Phuu... Non sudah di sini." Nanon bicara dengan sangat lembut di sisi telinga Phuu Chia.

"Non... Saat Phuu sudah pergi nanti, Non kembalilah ke Nonthaburi dan jadilah orang nomor satu di sana. Phuu yakin, Non bisa menggantikan Phuu dengan lebih baik dan disayangi oleh semua penduduk Nonthaburi." Bisik sang Kakek lirih.

Nanon merasakan tenggorokannya tercekat, menahan panas di matanya yang memerah dan mulai basah. Ketika orang tua sudah mulai membicarakan tentang pesan-pesan kehidupan, inikah tanda kehidupannya akan berakhir? Apa benar inikah saatnya...?

"Non, cucu bungsu kesayanganku... Ingatlah, Phuu selalu bangga padamu. Meski Non belum menunjukkannya sekarang, Phuu percaya kelak Non akan menjadi pengusaha dan pemimpin yang hebat. Paling hebat di antara semua cucu-cucu Phuu."

Meski dengan tenaga yang sangat lemah, Nanon bisa merasakan sang Kakek mengeratkan pelukannya. Nanon bahkan bisa merasakan napas Kakeknya yang terputus-putus di sisi tengkuknya.

"Berjanjilah pada Phuu, apapun yang terjadi, Non tidak akan pernah menyerah untuk mewujudkannya."

Air mata sudah menumpuk di pelupuk, Nanon menelan ludahnya kasar, berusaha untuk mengeluarkan suara agar Phuu bisa mendengarkan jawabannya. "Kh-rub, Phuu..."

Tepat setelah mengatakannya, Nanon merasakan pelukan sang Kakek mengendur. Rengkuhan lengan lemah dengan kulit keriput yang layu itu pun perlahan luruh terkulai.

"Phuu...?! Phuu...!!"

"Phoo... Phoo...!!"

*Phoo = Ayah dalam bahasa Thailand.


Berbagai panggilan terdengar dari bibir-bibir yang bergetar melawan tangis. Di pelukan sang cucu bungsu kesayangan, dan disaksikan oleh anak, cucu, dan menantu, Phuu tidur dengan tenang untuk selama-lamanya.

MY DEMON LOVER (OHMNON)Where stories live. Discover now