Di mata semua orang yang pernah bertemu, Ohmpieng adalah sosok Iblis penunggu rumah tua gang buntu yang sangat seram dan menakutkan. Tapi ketika Nanon nekat membeli dan tinggal di rumah itu, ia justru menemukan Iblis paling tampan nan mempesona yang...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jika tahu rasanya kehilangan semenyakitkan ini, mungkin Nanon tidak akan berani-beraninya untuk bersedia jatuh cinta. Lebih baik dia tetap menjadi anak bungsu berandalan dengan sederet kenakalan remaja yang berlanjut sampai ia dewasa. Toh keluarganya tetap menyayanginya. Toh para gadis tetap bersedia bersanding dengannya, meski hanya sementara dan tak pernah ada rasa cinta di antaranya.
Selama ini, cinta yang Nanon punya hanyalah untuk keluarga. Satu-satunya cinta romantis yang pernah ia miliki hanyalah untuk kekasih Iblisnya. Cinta yang seharusnya tak sedikitpun ia pikirkan. Cinta yang seharusnya tak pernah ia biarkan untuk tumbuh dan mengakar. Rasa sakit dan luka yang menganga di dadanya tak perlu ada jika semua itu seharusnya tidak ia lakukan.
Semua yang ia pikirkan hanyalah menjadi seharusnya. Faktanya, Nanon akhirnya pernah jatuh cinta dan menyerahkan seluruh hatinya. Nyatanya, Nanon pernah patah hati dan kehilangan cinta pertamanya.
Berbulan-bulan Nanon berjuang untuk melupakan dan menerima kenyataan. Kuliahnya berantakan. Pekerjaannya tak karuan. Tak ada lagi Chimon yang biasanya paling bisa diandalkan. Patah hati yang kedua kali setelah menyerahkan segalanya membuat Chimon benar-benar seperti hidup tanpa nyawa. Buntutnya, ia harus dilarikan ke Rumah Sakit Jiwa untuk menerima penanganan yang dibutuhkan. Meninggalkan Nanon menghadapi rasa sakit dan luka hatinya sendirian.
Tak jarang Nanon melakukan hal gila setelah kepergian Ohm. Tak terhitung berapa banyak ia kembali ke loteng untuk sekedar berharap dan menunggu kedatangan Ohm kembali. Tidur dengan bertelanjang bulat bersama harapan Ohm akan datang dan menyentuhnya seperti biasanya. Atau berenang di kolam utama tanpa busana sehelai pun. Tapi Ohm tetap tak pernah datang. Ia tak pernah kembali. Bahkan meski hanya sekedar menyapa di dalam mimpi.
Puncaknya, Nanon menggigil kedinginan akibat duduk memeluk lututnya sendiri selama berjam-jam di taman teratai kala hujan. Para pekerja rumah tangga menjadi saksi seluruh kesedihannya hingga keluarga memutuskan untuk membawa Nanon kembali ke Bangkok.
Rumah besar di gang buntu itu tidak lagi dihuni untuk sementara waktu. Pihak keluarga hanya meminta beberapa pekerja rumah tangga untuk merawat kebersihannya secara berkala. Mereka semua akhirnya tahu dan sepakat untuk merahasiakan kejadian itu hanya untuk keluarga dan para pekerja rumah tangga di Nonthaburi.
Sore itu setelah mengantarkan Ohm dan Nanon pulang ke rumah, P'Gunsmile kembali ke rumahnya dan menjalani aktivitas rumahan seperti biasanya. Namun malam hari ketika ia hendak mengisi bahan bakar mobil, matanya menemukan dompet sang majikan tertinggal pada kursi penumpang. Ia lalu pergi ke rumah Nanon untuk mengembalikan dompet yang tertinggal usai mengisi bahan bakar.
Malam itu tanah basah akibat genangan air hujan. Namun bara api yang menyala terang di loteng menjadi pusat perhatian. Di sana lah para pekerja rumah tangga menyaksikan segalanya dari pondok tempat mereka tinggal. Sementara P'Gunsmile yang selama ini diam-diam berkomunikasi dengan Joss segera memberikan informasi tentang apa yang dilihatnya.
