🔥 Nonthaburi

922 110 17
                                    

🔥 NONTHABURI 🔥
Ketika Iblis Menyapa

Tepat pukul dua, Nanon tiba di rumah tua barunya bersama Chimon

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tepat pukul dua, Nanon tiba di rumah tua barunya bersama Chimon. Ada jarak cukup panjang antara area parkir kendaraan menuju pintu utama yang dipenuhi tanaman hias dan air mancur, nuansa hijau dan putih yang menyejukkan mata. Nanon sangat menyukai atmosfer di sekitar rumah ini.

Lima orang pekerja rumah tangga sudah siap menyambut kedatangan sang Tuan Muda bersama sahabat sekaligus asisten pribadinya. Sementara Nanon menyusuri seisi rumah, Chimon mulai melakukan evaluasi terhadap hasil pekerjaan rumah tangga yang sudah ia bagi dua hari yang lalu. Tiga orang pekerja wanita masing-masing bertanggung jawab pada kebersihan di dalam rumah, sementara dua pekerja laki-laki lainnya bertanggung jawab pada kebersihan di bagian luar ruangan.

Rumah ini masih sama persis seperti terakhir kali Nanon kunjungi, hanya saja tampak lebih bersih dan siap huni. Mempercayakan Chimon untuk mengatur segala kebutuhannya memang tidak pernah salah. Bahkan isi kamar utama yang kelak akan menjadi tempat peraduannya sudah sangat sesuai dengan permintaannya.

Nanon merebahkan tubuhnya di atas ranjang kelabu bergaya Rustic Bohemian. Empuk, sangat pas untuk melepas penat yang menumpuk. Jemarinya membelai bahan sprei pembungkus tempat tidur dengan motif kusut. Di kamar inikah nanti ia akan bertemu sang Iblis yang santer diperbincangkan warga setempat itu? Nanon tidak sabar.

Di daerah sini, orang-orang masih percaya pada mitos. Begitu banyak desas desus yang Nanon dengar tentang si Iblis penunggu rumah yang dikhawatirkan nantinya akan membuatnya tidak betah. Padahal jika dibandingkan, suasana di rumah ini terasa lebih cocok dengan suasana hatinya. Tenang dan damai, jauh dari hiruk pikuk kota Bangkok.

Mengingat bagaimana Nanon bisa sampai ke tempat ini, pikirannya melayang pada mendiang sang Kakek yang belum lama pergi. Phuu Chia pasti memiliki alasan mengapa ia sangat menginginkan Nanon kembali ke kota kelahirannya. Sama seperti Nanon yang memiliki alasan mengapa ia mau membeli rumah ini.

Nanon berjingkat bangkit dari tempat tidurnya dan pergi menghampiri tempat yang menjadi alasan ia membeli rumah ini. Taman teratai.

Nanon menyukai bunga Teratai. Tepat di hari ulang tahunnya yang ke sepuluh, Nanon bahkan berdo'a ingin menjadi Teratai. Bunga yang menampilkan indahnya pada semua orang di permukaan, tanpa tahu bagaimana porak porandanya bagian yang tersembunyi di bawah air. Nanon ingin seperti itu. Meski orang-orang sudah terlanjur lebih melihat porak porandanya ia dari pada keindahannya, tapi jauh di lubuk hatinya ia ingin menjadi pribadi yang dipandang baik di mata orang lain, persis seperti harapan sang Kakek.

"Di sini kau rupanya. Makan siang sudah siap." Suara Chimon membuyarkan pandangan Nanon pada bunga Teratai putih yang mengapung indah di tepian kolam.

"Makan di mana?"

"Rumah sebesar ini punya meja makan yang juga besar, Non." Jawab Chimon sarkas.

"Aku ingin makan di luar."

MY DEMON LOVER (OHMNON)Where stories live. Discover now